Part 17

5 1 0
                                    

   Dalam perjalanan ke Kota Silver Stone, mereka terbagi dalam beberapa kereta. David, Anders, Lucas, Tao, Chanyeol, Sehun, Kai dan Kris berada dalam satu kereta yang ditarik oleh dua ekor kuda. Sementara dibelakang mereka ada kereta yang berisi dua orang pria yang mengemudikan kereta tersebut dan ditarik dua ekor kuda. Salah satu pria yang memegang kemudi kereta tersebut mengenakan pakaian perang dengan zirah yang lengkap, sepertinya dia adalah salah satu penjaga jembatan yang berhasil selamat, dilihat dari pakaiannya yang robek dibeberapa bagian dan penuh luka disekujur tubuhnya. Didalam kereta itu juga ada seorang wanita beserta bayi dan putrinya yang berumur 16 tahun. Sepertinya perempuan itu adalah istri dari pria yang duduk disebelah penjaga jembatan tersebut. Dikereta itu juga ada Baekhyun, Luhan, dan Danny. Sementara dikereta ketiga terdapat Jack, Jong-in, Harper dan beberapa penduduk lainnya.
"Jangan khawatir, pada saat kita sampai pasti kita akan bertemu keluarga kita," kata Anders pada anak-anak di dalam kereta kudanya agar sedikit menghibur mereka.
"Ibuku sudah meninggal dibunuh oleh makhluk itu," balas Kai dengan nada kesal.
"Setelah sampai kita pasti akan aman dari para makhluk itu, banyak teman, tetangga dan saudara yang sedang mengungsi disana," jawab Anders.
"Kalian pasti akan senang, kita semua akan selalu bersama sebagai keluarga." Tambah Anders sekaligus mengalihkan perhatian.
"Jadi apa hal paling kalian rindukan sekarang," tanya David.
"Keluarga," jawab Chanyeol singkat yang mewakilkan teman-temannya.
"Apakah ada hal lain selain keluarga yang kalian pikirkan?" Tanya David.
"Ya, kapan kita sampai?" Jawan Kris.
"Kita akan segera sampai pada sore hari." Jawab David kesal.
"Apakah kalian mau bertanya sesuatu mengenai kami?" Tanya Anders lagi.
"Tidak, mengapa?" Kai singkat.
"Agar kita bertambah akrab." Jawab Anders.
"Untuk apa kita akrab?" Tanya Kau kesal.
"Karena kita habis terserang musibah yang mengerikan dan kita tidak tahu seberapa lama kita hidup, jadi selama kita masih hidup kita harus mengenal satu sama lain secepat mungkin." Jawab David kesal.
"Apa pekerjaan kalian berdua?" Tanya Lucas.
"Kami adalah pemburu." Jawab Anders.
"Kami biasanya berburu dengan keempat pria yang menemani kalian." Tambah Anders.
"Kenapa kalian tidak ikut berburu dengan mereka kemarin?" Tanya Tao.
"Kita ikut, hanya saja kita pulang lebih awal," Jawab Anders.
"Kita sedang tidak dalam kondisi hati yang baik, semangat berburu kita hilang ketika melihat jebakan hewan yang kita pasang rusak. Jebakan itu penuh dengan darah, sepertinya hewan yang sangat kuat berhasil melepaskan jebakan itu." Jelas David.
   Mereka berenam pun menatap satu sama lain dengan perasaan terkejut dan keheranan. Mereka sadar bahwa rusa yang terperangkap jebakan yang mereka lepaskan kemarin adalah karena jebakan kedua orang tersebut. Mereka terkejut dan juga agak merasa lucu dengan apa yang terjadi. Mereka pun berusaha agar tidak terlihat mencurigakan.
"Mungkin hantu dihutan itu yang melepaskan jebakanmu." Kata Tao mengalihkan perhatian.
"Huh, hantu memang menakutimu, tetapi ia tidak bisa menyakitimu," jawab David.
   Tao yang mendengar jawaban itu segera menengok ke arah belakang. Di depan kereta kuda yang berada dibelakang mereka ada seorang wanita muda yang berwajah pucat yang mengikuti kereta kuda mereka dengan cepat seperti melayang. Lebih tepatnya ia mengikuti Tao.
"Apakah keluarga kalian berdua juga sedang berada di Kota Silver Stone?" Tanya Tao mengalihkan perhatian.
"Tentu saja, istriku sedang menungguku pasti." Jawab David.
"Aku tidak menikah dan tidak mempunyai anak, seluruh penduduk desa sudah kuanggap sebagai keluargaku." Jawab Anders.
"Jadi, kau hidup  sendirian hingga sekarang?" Tanya Lucas.
"Ya, tetapi kau tidak akan merasa sendirian ketika kau kenal baik dengan orang-orang didekatmu." Jawab Anders.

Kisah Tanah JahanamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang