2

729 92 0
                                    

"Ah aku hampir lupa, oppa mianhae."

Chanyeol mengerutkan dahinya, tidak memahami maksud gadis di depannya ini.

"Aku ingin menjawab ajakanmu tadi. Iya, tuan aku ingin berfoto denganmu. Sebentar-sebentar, aku bawa kamera di tasku..." Sejeong merasa melupakan sesuatu. Ah dia teledor sekali melupakan hadiah untuk Chanyeol oppa yang masih tertinggal di tempat tadi karena ia melihat Oh Sehun.

"Oppa!!! Kameraku tertinggal bersama dengan hadiahmu di tempat tadi. Otokke? Aku balik dulu sebentar, oke oppa? Jangan kemana-mana." Oceh Sejeong sambil meninggalkan Chanyeol sendirian.

Sejeong berlari ke tempat tadi sampai sebuah tangan menghentikannya.
"Aduh! Siapa sih?" Sejeong mengeluh mengingat dia harus merem mendadak akibat pegangan tangan orang tersebut.

"Kau cantik tapi kikuk sekali. Ini hadiah untuk Chanchan tertinggal disana. Makanya jangan berani meninggalkanku. Untung ada aku, kalau tidak hadiahmu sudah diambil orang lain pasti." Sehun memberikannya tas berisi hadiah dan bunga yang dibawa Sejeong sebelumnya.

Sejeong menghela napas dan mengambil kembali tas tersebut. "Kamsahamnida." Ujar Sejeong pelan.

"Apa? Aku tidak dengar." Sehun menundukkan badannya hingga setinggi Sejeong dan membuka telinganya.

"Hhh, makasih Oh Sehun anak ayam!"  Teriak Sejeong di telinga Sehun kemudian pergi.

Sehun tertawa sendirian melihat tingkah gadis itu. Senang sekali ia menggoda gadis itu.

Dengan perasaan kesal, Sejeong kembali ke tempat Chanyeol menunggu tadi dan melihat bahwa Chanyeol dikelilingi banyak perempuan..cantik. ia berhenti sejenak dan melihat pemandangan itu. Sejeong lupa bahwa bagaimanapun juga, Chanyeol adalah salah satu mahasiswa tampan dan populer di universitas ini. Tidak lupa juga kaya. Ah, dia benar-benar harus sadar diri.

Chanyeol seperti kesulitan menerima seluruh hadiah dari perempuan-perempuan yang bahkan tidak ia kenal tersebut. Inilah kelemahan Chanyeol, tidak bisa menolak orang yang memberi sesuatu padanya. Dia bahkan memberikan senyuman ramah tersebut kepada gadis-gadis yang tidak dikenal tersebut.

Sejeong memberanikan dirinya menerobos kerumunan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejeong memberanikan dirinya menerobos kerumunan itu. "Oppa, maafkan aku baru kembali. Ayo berfoto denganku?" Ajak Sejeong dengan tatapannya yang imut.

Ah, hati Chanyeol seperti ingin meledak lagi. Kenapa gadis ini terus-terusan membuat hatinya bereaksi.

"Maaf ya teman-teman, Chanyeol oppa sekarang sibuk tapi hadiah kalian akan diterima kok oleh oppa. Silahkan kembali, terima kasih hadiahnya. Dadah teman-teman." Usir Sejeong secara halus.

Gadis-gadis itu akhirnya pergi sambil terlihat kesal. Ada juga yang mengolok Sejeong karena dianggap menggoda Chanyeol. Aneh sekali mengingat Sejeong adalah kekasih Chanyeol.

"Oppa, kau harus tegas. Aku tidak suka dirimu didekati perempuan lain." Ucap Sejeong sambil cemberut.

"Aku ingin dirimu untukku sendiri, arasseo oppa?" Konfirmasi Sejeong dengan mata puppynya.

"Baiklah. Mana kameranya? Ayo kita selfie."

Chanyeol menekan tombol kamera yang memperlihatkan wajah bahagia mereka berdua.

4 tahun kemudian

Sejeong POV

"Mana Hye ra? Kita masih ada kesalahan deskripsi baju. Tolong edit lagi ya." Kataku sambil tersenyum.

Aku, Kim Sejeong sekarang bekerja di sebuah perusahaan majalah yang bergerak di bidang fashion. Impianku dari dulu memang bekerja di bidang fashion.

Aku melihat jam sudah menunjukkan waktu makan siang.

"Ayo tim, kita istirahat dulu. Jangan sampai kalian sakit karena kerja terus-terusan."

Tim yang berada di bawah manajer Sejeong tersebut menuruti perintahnya.

"Ah oenni! Ayo makan bersama!" Aku mengajak salah satu seniorku yang tidak sengaja lewat, Park Min Young.

"Oh Sejeong-ah, tepat sekali waktunya aku ingin mengajakmu, haha"

"Mari kita ke kantin sebelum ramai."

Aku benar-benar tergiur dengan menu makanan di perusahaan ini. Mulai dari kimchi yang sangat segar, samgyeopsal yang mengenyangkan, dan masih banyak lagi. Aku mengambil sosis dan nasi yang sudah diberikan oleh ibu kantin.

"Sejeong-ah, bagaimana persiapan pernikahanmu? Bukankah tinggal.. seminggu lagi?" Tanya Min Young oenni padaku.

Aku mengangguk karena makanan masih memenuhi mulutku.

"Iya oenni. Pulang kerja ini, oppa akan menjemputku dan kami akan fitting baju pernikahan lagi. Kau tau oenni, Chanyeol oppa terus berkata aku semakin gemuk. Padahal aku sekarang sedang diet. Lihat kan oenni, biasanya porsi makanku bisa 2 nampan tapi sekarang aku hanya mengambil 1 nampan saja." Ocehku kesal.

Min young oenni tertawa.

"Kau ini memang perempuan aneh, Jeong-ah. Semoga pernikahanmu lancar ya, aku dan Seunggi pastinya akan datang ke pernikahanmu."

"Haha, terima kasih oenni. Ohya Seunggi hyung kapan pulang? Kudengar dia masih di luar negeri karena pekerjaannya?"

"Dia bilang dia mengusahakan kembali minggu depan untuk datang ke pernikahanmu. Aku berharap sih lebih cepat karena rumah sepi sekali tanpa dia."

"Aaah oenni, kalau kau kesepian telpon saja aku. Telingaku terbuka kok 24 jam." Kataku sambil mengedipkan mata.

"Haha, arasseo Jeong-ah."

Tidak terasa sekarang sudah jam pulang kerja. Aaah memang ya kalo kita suka dengan pekerjaannya, rasanya waktu cepat sekali. Sekarang tinggal menunggu Chanyeol oppa menjemputku.

Saat sedang menunggu, sebuah pesan dari Chanyeol oppa masuk memintaku pergi duluan ke tempat fitting room, karena ia masih punya kerjaan. Haft, sendiri lagi. Kenapa ya belakangan ini Chanyeol oppa lebih sibuk dari biasanya? Bahkan suka tidak membalas pesanku. Jangan-jangan....
Ah Sejeong, jangan membayangkan yang tidak-tidak. Baiklah kita naik taksi saja.

Aku memberhentikan taksi yang lewat dan memberitahu supir tersebut tujuanku. Entah kenapa malam ini perasaanku tidak enak. Setelah mendapat pesan dari Chanyeol oppa, perasaanku mendadak tidak enak. Aku seperti takut. Oke, baiklah aku sepertinya perlu menelpon seseorang.

Aku menekan nomor Min young oenni. Ah, tidak ada jawaban.
Kim Hana, teman dekatku saat SMA. Tidak ada jawaban.
Bagaimana sih, kalo aku butuh mereka, mereka tidak ada. Hahh. Baiklah, nomor terakhir ini semoga diangkat.

"Halo?" Suara berat dari sisi sana membuatku sedikit lega.
"Hyungnim!! Bagaimana kabarmu? Maafkan aku tidak membalas pesan-pesanmu karena aku sibuk."

"Ah, Sejeong-ah. Kulihat kau baru sadar aku mengirimi pesan 2 bulan yang lalu."

"Hehe mianhae hyung, nanti akan kubelikan daging deh agar kau tidak ngambek lagi."

"Kau pikir aku gampang dibujuk seperti itu?"

"Pak, maaf tolong jangan mengebut ini malam dan hujan. Ahjushii! Awas ada...."

Aku bahkan tidak sadar kapan aku terbangun. Rasanya badanku lemas dan pandanganku mulai gelap.

Sehun POV

Suara apa tadi yang barusan kudengar? Teriakan? Sejeong berteriak.

"Halo? Sejeong-ah?halo?"
Aku mencoba konfirmasi suara tersebut berharap bahwa ia hanya bercanda. Sejeong seringkali menggodaku seperti ini. Tapi kenapa perasaanku tidak enak.

Kucoba telpon lagi nomor gadis itu tapi tidak ada panggilan.

Astaga, sepertinya aku baru saja mendengar kejadian terburuk dalam hidupku...

He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang