6

485 79 2
                                    

Normal POV

"Chagiya, kemana ya mereka berdua? Rasanya tempat makannya deket rumah sakit." Min young melihat sekeliling restoran berharap kedua anak muda itu datang.

"Sudahlah, biarkan saja paling mereka ngedate dulu. Kau juga pikirkan aku saja. Anggap kita juga ngedate ya?" Seung-gi memegang tangan Min young.

Min young menghela napas.
"Arasseo, kita mau pesan duluan?"

Seung-gi mengangguk semangat. Tidak lama sejak waktu romantis mereka berdua, suara yang tidak asing itu muncul.

"Oennii!" Suara cempreng gadis itu memenuhi satu restoran. Sejeong tidak sadar ia terlalu semangat untuk makan sehingga mengganggu orang lainnya yang sedang makan.

"Ah, mianhae mianhae" Sejeong membungkukkan badannya meminta maaf kepada orang-orang tersebut.

"Sini Sejeong-ah, duduk di samping Oenni." Min young menepuk tempat duduk di sebelahnya.

"Loh? Mana Sehun?"

"Biarkan saja oppa, kita tidak perlu menunggunya. Mari kita makan. Permisi, saya pesan iganya dua piring ya." Sejeong tersenyum puas.

15 menit yang lalu

Suasana kembali hening selama di perjalanan. Sejeong memutuskan untuk menyalakan radio.

Saat itu, ia melihat mesin capit berisi boneka-boneka lucu.

"Hyung hyung berentii!" Sejeong menepuk-nepuk bahu Sehun.
Sehun segera mengerem mendadak.

"Ada apa sih mendadak minta berhenti?"

"Ayo kita main itu dulu. Sudah lama sekali aku tidak main itu. Yayaya?" Sejeong segera keluar menghampiri mesin capit itu. Sehun mengikuti gadis di depannya itu.

"Bagaimana kalau kita bertaruh?" Tawar Sejeong. " Jiwa kompetitifmu belum hilang kan Hyung?"

Sehun menyetujuinya. Ia juga sangat tertarik mengingat dirinya dulu suka sekali mengambil boneka dari mesin ini untuk...ah sudahlah tidak perlu dipikirkan.

"Oke. Kita ingin bertaruh apa?"

Sejeong berpikir sejenak. Ia melihat ada sebuah toko baju lucu dan tiba-tiba tersirat ide.

"Yang kalah harus mau didandani sesuai dengan yang pemenang mau. Gimana?"

"Hanya segitu? Mudah sekali. Kau pasti kalah." Sehun menyetujui tawaran gadis itu.

"Siap-siap untuk kalah nona."

Kedua orang itu sudah bersiap di mesin masing-masing. Orang yang pertama kali mendapatkan boneka beruang adalah orang yang menang.

"Siap?mulai!" Sejeong dan Sehun sama-sama mulai menggerakkan capitnya.

Sudah 3 menit, mereka berdua masih berusaha untuk menang. Memang keduanya berjiwa kompetitif dari kuliah.

"Yes! Aku dapat bonekanya duluan Hyung!!" Pamer Sejeong dengan bonekanya.

Bukan tanpa sebab, gadis itu disebut god sejeong. Panggilannya selama kuliah itu memang didasarkan atas dirinya yang multitalenta.

"Kau kalah, haha"

Sehun memukul sedikit mesin capitnya. "Kau pasti curang ya?"

Sejeong menggeleng manis. "Aniya, aku memang berbakat. Kau harus menerima kekalahanmu, Hyung." Sejeong memegang bahu Sehun.

" Sejeong memegang bahu Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senangnya, aku menang. Ayo sekarang kita persiapkan hukumanmu." Sejeong segera menarik tangan Sehun ke sebuah toko baju lucu.

Toko itu banyak menyediakan barang-barang yang imut, lebih tepatnya toko untuk perempuan. Sejeong berkeliling memikirkan pakaian apa yang tepat untuk dipakai Sehun sebagai hukuman. Pencariannya berhenti pada satu kostum binatang.

"Pakai ini Hyung."

Situasi sekarang

"Kau mau kubunuh ya?" Suara berat itu muncul di dekat gadis yang sedang mempersiapkan diri untuk makan iga.

"Kau mau kubunuh ya?" Suara berat itu muncul di dekat gadis yang sedang mempersiapkan diri untuk makan iga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tertawa dengan kostum yang dipilihnya. Seung-gi dan Min young juga kaget dan tertawa dengan pakaian yang digunakan Sehun.

"Wahh, kau cocok sekali Hyung pake baju ini. Aku gemass. Ayo duduk sini kita makan iganya."

"Dalam rangka apa kau memakai kostum seperti ini?" Seung-gi masih tidak percaya atas pakaian yang digunakan adik kelasnya ini.

"Dia kalah taruhan." Sejeong menjawab dengan mulut belepotan.

"Kau lucu sekali, Sehunie. Aku mau foto untuk kenangan." Min young segera memotret Sehun yang menggunakan kostum yang nampaknya seperti kostum anjing.

"Noona, jangan foto aku." Sehun menutup mukanya.

"Ayo Sehunie, jangan tutup mukamu. Tenang saja kau masih tetap tampan kok, ya kan Jeong-ah?"

Sejeong mengangguk sambil tetap makan iganya dengan lahap. Gadis itu tersenyum dengan situasinya sekarang. Namun, di satu sisi ia iri. Ini bukanlah kehidupannya. Ini adalah kehidupan Kim Sejeong di dunia yang lain.

Aku harus segera pergi sebelum aku terlalu nyaman dengan situasi ini, ujar Sejeong dalam hati. Iya, ini tekadnya agar dapat kembali lagi ke situasi yang sebenarnya.

~~~

Di rumah, Sejeong membereskan barang-barangnya. Ternyata banyak sekali barang yang ia bawa ketika ia dirawat. Dia baru saja ingat selama dia dirawat, dia belum menyalakan hp-nya sama sekali.

Sejeong mencoba menyalakan hp-nya.

"Untung saja hpku tahan banting setelah kecelakaan. Harga mahal memang tidak berbohong nih."

Saat hp-nya nyala, pesan-pesan mulai berdatangan. Tapi, satu pesan menarik perhatiannya.

Sejeong-ie, maaf oppa tidak bisa menjemputmu malam ini. Mari kita bertemu di tempat fitting room ya?
Park Chanyeol

Sejeong menjatuhkan hpnya. Kenapa pesan oppa bisa masuk ke hp-nya? Bukankah dia berada di kehidupan yang lain? Kenapa pesannya masih ada? Ataukah semua orang sedang membohongiku?

Terima kasih bagi yang sudah baca dan vote 🥺♥️

He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang