27

354 51 0
                                    


"Hyung, aku butuh kerjaan. Aku tidak ingin diam saja menjadi pengangguran sepertimu." Protes Sejeong yang diikuti dengan pelototan dari Baekhyun.

"Hahaha, jangan marah. Kau satu-satunya temanku disini Hyung."

"Kenapa kau tidak menjadi jurnalis saja? Bukannya dulu kau kerja di perusahaan majalah waktu di Korea?"

Sejeong menjentikkan jarinya. "Ide bagus, Hyung. Aku akan segera membuat CV." Gadis itu cukup yakin dengan pekerjaan yang dilamarnya. Setelah kurang lebih tinggal selama setahun, Sejeong sudah mulai terbiasa berbahasa Jerman. Tidak mudah memang awalnya, tapi kakaknya dan Baekhyun dengan sabar selalu mengajarkannya.

Selang beberapa bulan, Sejeong mendapatkan informasi bahwa ia berhasil kerja di sebuah majalah. Berkat pengalamannya selama di Korea, gadis itu berhasil mendapatkan posisi sebagai jurnalis tetap dengan cepat.

*Percakapan yang dimiringkan dilakukan dengan bahasa jerman

"Sejeong, ayo makan. Terima kasih atas kerja kerasnya ya. Aku senang kau selalu berhasil membuat liputan yang menarik."

"Haha, tidak juga. Itu karena bantuanmu."

"Hei, aku baru sadar. Kau sudah menikah?" Tanya perempuan itu sambil melihat cincin yang berada di jari manis Sejeong.

"Anggap saja begitu."

~~~
Kalau kalian berpikir semua sesi yang dilalui Sejeong selalu lancar, maka ini adalah sepenggal kisah usaha Sejeong. Meskipun sudah setahun melaksanakan sesi, kadangkala mimpi buruk dan rasa pusing yang berlebihan masih suka dirasakan Sejeong.

Malam itu, langit sedang tidak menampakkan keceriaannya. Sepertinya ia sedang bersedih mengikuti hati Sejeong yang tampak kalut hari itu. Tengah malam ketika Sejeong sedang tertidur, ia berada di sebuah ruangan yang gelap. Sejeong ketakutan karena dia memang bukan penyuka gelap. Saat itu, ia mendengar suara ayahnya yang berbicara sesuatu. Tidak cukup jelas untuk Sejeong dengar tapi ia yakin ayahnya mengatakan sesuatu. Kemudian, ia berpindah ke ruangan lain dan melihat ada Chanyeol disana. Bayang-bayang pernikahan Chanyeol dan Wendy muncul di hadapannya, seakan lupa bahwa pernah ada manusia yang benar-benar mencintai pria itu. Terakhir, Sejeong masuk ke satu ruangan yang terang namun sepi. Ia sudah menyapa berharap ada orang yang membalasnya. Dilihatlah seorang pria yang sangat ia kenal, Oh Sehun. Ketika Sejeong ingin menyapanya, muncul seorang gadis yang menggandeng Sehun dan mereka sedang melakukan sumpah pernikahan mereka disana. Sekali lagi, Sejeong menjadi penonton dari kisah cintanya sendiri yang berakhir tragis.

"Harusnya kau tidak melepaskanku. Ini semua salahmu, kau meninggalkanku." Suara tersebut terngiang-ngiang di otak Sejeong.

"AAAAAAA!!!" Teriak gadis itu di malam hari. Ia langsung menangis setelah terbangun. Mimpi buruknya benar-benar terasa nyata, semua laki-laki yang ia sayangi meninggalkannya karena dirinya. Hidupnya seperti ini karena dirinya sendiri.

"Sejeong-ah!" Taehyung berlari membuka pintu dan melihat adiknya sedang meringkuk sambil menangis.

"Hey, apa yang terjadi?" Ia langsung memeluk adiknya itu sambil mencoba menenangkannya.

"Oppa, apa kau akan meninggalkanku juga? Apa aku harus hidup sendiri hanya karena aku mendorong orang lain keluar dari kehidupanku?"

"Kenapa bicara seperti itu? Kau kan tahu aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Jeong-ie." Gadis itu memeluk erat kakaknya.

"Oppa, semuanya salahku. Appa meninggalkan kita karena aku, Chanyeol Oppa membatalkan pernikahan kami juga karena aku, dan sekarang aku sedang mendorong Sehun Oppa bertemu orang lain. Kalau dia menikah lagi meninggalkanku, bagaimana Oppa?"

"Jeong-ie, kenapa kau berpikiran seperti ini? Kau tidak mengenal Sehun? Dia orang paling setia yang pernah kukenal. Haft, apa aku perlu memberitahumu? Kau itu cinta pertamanya Sehun, jadi berbanggalah sedikit Sejeong. Kau wanita yang spesial untuk Sehun."

"Cinta pertama kan belum tentu cinta terakhir, Oppa." Balas gadis itu sedih.

"Eyy, jangan pernah meremehkan kekuatan cinta pertama seorang laki-laki. Cinta pertama bagi seorang laki-laki itu sangat spesial."

Sejeong terdiam tapi hatinya mulai tenang. Kata-kata kakaknya itu sungguh berpengaruh baginya.

"Jadi, cinta pertamamu siapa Oppa?" Tanya Sejeong penasaran. Sekarang, dirinya sudah cukup tenang karena Taehyung ada di sisinya.

"Aku tidak akan memberitahumu."

"Huu, kau pelit."







He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang