19

365 59 2
                                    

Taman ini pernah menjadi saksi cinta mereka berdua. Taman ini sudah berulangkali melihat bagaimana dua orang yang sedang jatuh cinta saling membantu dan saling melepaskan. Taman ini juga yang akan menjadi bukti perpisahan mereka.

30 menit yang lalu

Tring. Layar hp Sejeong berbunyi.

Sejeong-ah, tolong temui aku di taman waktu itu. Aku ingin berbicara denganmu. Aku sudah meminta izin Wendy.

Sejeong menghela napas. Ini waktunya ia menghadapi masa lalunya.

Sekarang, disini ia berdiri di hadapan lelaki itu. Entah kenapa semua rasa yang pernah ada pada dirinya ketika melihat pria ini sekarang seperti tidak ada.

"Sejeong-ah." Chanyeol mencoba memulai pembicaraan. Sejeong memandang Chanyeol dengan tatapan serius.

"Maafkan aku. Semuanya salahku."

Sejeong hanya diam. Membiarkan laki-laki di depannya meluapkan segala keluh kesahnya.

"Semua kondisimu ini adalah salahku, Sejeong-ah."

Sejeong masih melihat Chanyeol dengan tatapan serius.

"Hari itu, aku meminta izin kepada ibu dan kakakmu untuk membatalkan pernikahan kita. Aku merasa bahwa akulah yang menyebabkan kau begini." Chanyeol mulai tidak bisa menahan tangisnya.

"Aku merasa tidak mampu membahagiakanmu waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku merasa tidak mampu membahagiakanmu waktu itu. Aku benar-benar menyalahkan diriku sendiri Jeong-ah."

"Bukannya kau yang paling tahu betapa menderitanya aku setelah kecelakaan,Hyung?"

"Aku tidak sadar kau lebih menderita dariku. Bahkan, setelah itu, aku masih harus menuruti permintaan orang tuaku untuk menikahi Wendy. Kau ingat Wendy pernah meminta izinmu? Aku membuat janji dengannya bahwa aku tidak akan menikah dengannya jika kau tidak memberinya izin, tapi kau memberikannya."

"Dia temanku, mana mungkin aku melarangnya untuk menikahimu."

"Aku pikir karena kau mengizinkan aku untuk menikahi wanita lain, kau sudah melupakanku."

"Aku tidak pernah sama sekali melupakanmu satu detik pun dalam hatiku. Dulu."

Hati Chanyeol sedikit sakit mendengar Sejeong memperjelas kata dulu. Ia tahu sekarang ia sudah menjadi suami orang lain, tetapi ia pernah benar-benar mencintai perempuan di depannya ini sepenuh hatinya.

"Aku benar-benar minta maaf Sejeong-ah. Kau boleh memukulku, memarahiku, lakukan apapun hingga kau puas. Aku akan menerimanya."

Sejeong hanya meneteskan air matanya. Ia menggeleng.

"Hyung, terima kasih sudah pernah menjadi bagian dari hidupku. Terima kasih sudah membuat hidupku berwarna. Kau laki-laki yang baik, hyung. Hanya saja, kau bukan laki-laki yang baik untukku."

He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang