1

1.7K 122 0
                                    

" Chanyeol oppa! Kau dimana? Ramai sekali tempatnya, aku tidak bisa menemukanmu." Telpon gadis itu.

Sudah lima belas menit, ia mencari sosok laki-laki tinggi itu. Seharusnya tinggi badannya yang menonjol memudahkannya untuk mencarinya kan? Tapi kenapa ini susah sekali.

Gadis itu masih melihat ke sekelilingnya, dan tidak lupa membawa hadiah untuk laki-laki itu.

Tiba-tiba, pandangan gadis itu menjadi gelap. Seperti ada yang menutupinya.

"Sejeong-ah, aku disini." Suara berat laki-laki itu membuat gadis itu tersenyum. Chanyeol membuka tangannya yang sebelumnya menutupi mata gadis itu.

"Cantik sekali nona ini. Bisakah aku berfoto denganmu?" Canda Chanyeol. Iya, gadis yang ada di depannya ini sungguh cantik dengan dress selututnya yang berwarna coklat muda.

"Ah, kau mengagetkanku Oppa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, kau mengagetkanku Oppa. Chukkae, oppa atas kelulusannya. Tunggu aku menyusulmu ya." Ujar Sejeong dengan senyumnya yang menawan.

Hati Chanyeol untuk ke sekian kalinya berdesir melihat senyum gadis yang bisa dikatakan adalah miliknya. Ia ingat sekali bagaimana perjuangan dia untuk mendapatkan salah satu primadona kampusnya. Sulit sekali.

Flashback on

Setiap bulan Agustus menjadi pergantian semester baru. Seluruh mahasiswa berlomba-lomba mencari anak baru yang dapat mereka ajak, tentunya agar ekskul mereka tidak bubar karena kekurangan anggota. Begitu juga ekskul drama. Ekskul ini memang tidak sepopuler cheerleader, ataupun ekskul olahraga lainnya. Namun, peminatnya masih cukup banyak.

Chanyeol yang merupakan anggota drama saat itu sedang duduk di stand dan mencoba menarik perhatian para anak baru ini. Hingga saat ini, sudah 30 orang berhasil ia ajak. Tentunya berkat wajahnya yang tampan. Tidak dapat dipungkiri, ia termasuk mahasiswa yang tampan di angkatannya.

"Hyung, sudah dapat berapa anak kau?" Tanya adik kelasnya yang juga merupakan sahabatnya. Oh sehun. Tidak hanya dirinya, Sehun juga termasuk salah satu laki-laki tertampan di angkatannya. Kulitnya yang putih susu, dengan tinggi yang tidak kalah dengan Chanyeol, serta badannya yang bagus membuat perempuan mana pun akan tertarik setiap laki-laki itu lewat.

"Oi, 30. Kau?"

"Haha, aku menang. Di basket yang sudah mendaftar sekarang 50 orang." Ujar laki-laki itu dengan senyum kemenangannya sambil tangannya yang sedang memutar bola basket.

" Ujar laki-laki itu dengan senyum kemenangannya sambil tangannya yang sedang memutar bola basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, tidak bisa disandingkanlah, pabbo! Basket pasti lebih populer dari drama."

Saat itu, Chanyeol melihat salah satu anak baru yang sedang berjalan sendirian sambil mengambil seluruh pamflet ekskul. Sepertinya gadis itu ingin membaca seluruh pamflet sebelum memutuskan ingin mengikuti ekskul yang mana. Gadis itu terlihat sangat ramah dan selalu tersenyum setiap ada yang menghampirinya. Hingga, gadis itu tiba di stand drama.

"Annyeong haseyo sunbaenim, boleh aku minta pamfletnya?" Tanya gadis itu dengan senyum dan eyesmilenya.

Astaga, Chanyeol saja yang sering melihat perempuan cantik tidak pernah merasa seperti ini. Ia merasa terpana dengan kecantikan gadis yang berada di depannya ini.

" Emm.. Sunbae? Boleh aku minta?" Suara gadis itu membuyarkan lamunan Chanyeol.

Astaga, malu sekali Chanyeol saat ini. Bisa-bisanya dia terpana hingga tidak sadar bahwa ia harus mempromosikan ekskulnya ini.

"Ah maaf-maaf, ini silahkan. Kau pasti sangat cocok masuk ke grup drama. Kau tau grup drama universitas ini terkenal akan visualnya. Dan kau cocok masuk ini. Cobalah audisinya, aku akan menunggumu. Namaku Park Chanyeol."

"Ne, Sunbae. Akan kupikirkan. Terima kasih pujiannya juga, haha. Aku, Kim Sejeong permisi dulu."

Gadis itu tidak langsung beranjak pergi, namun melihat laki-laki tinggi di sebelah Chanyeol yang melihatnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Emm.. apakah sunbae juga berada di grup drama?" Sejeong bertanya ragu kepada Sehun. Melihat seragam yang digunakannya dan bola basket yang dipegangnya, rasanya ia bukan bagian dari grup drama.

Sehun hanya menggelengkan kepala dan memberikan pamflet ekskul basket.

"Kamsahamnida." Sejeong segera pamit dan tersenyum kepada kedua laki-laki itu.

"Woah, Hunnie. Aku pasti tadi terlihat seperti orang bodoh. Malu sekali aku. Bagaimana dia bisa begitu cantik? Bahkan, suaranya saja masih terngiang-ngiang di pikiranku."

Sehun tertawa melihat sikap Hyungnya itu. Menarik sekali melihat Chanyeol yang terpana melihat seorang gadis hingga tidak bisa berkata-kata.

"Kau berlebihan, Hyung. Aneh sekali kau ini, seperti baru saja melihat gadis cantik haha. Aku jadi tidak percaya bahwa kau adalah mahasiswa populer di angkatanmu dengan sikapmu yang seperti ini. Ckck, lain kali Hyung cobalah untuk menutup mulutmu ketika melihat gadis cantik lainnya. Aku yang ada di sebelahmu tadi merasa malu sekali, haha."

"Yaa! Tidak sopan kau dengan hyungmu ini. Pergi sana!" Usir Chanyeol dengan kibasan tangannya.

"Bye ChanChan." Pergi Sehun sambil tertawa. Ada-ada saja sikap seniornya itu.

Flashback off

Sejeong melihat laki-laki di sebelah Chanyeol yang juga tidak asing baginya. Oh sehun. Entah kenapa Sejeong sudah tidak terkejut, dimana ada Chanyeol disitu ada Sehun.

"Kau pasti akan kesepian tanpa Chanyeol oppa. Ya kan, hyung?" Goda Sejeong.

"Diamlah. Aku yakin kau akan menangis setelah ini. Seperti waktu itu.. Hyung, kenapa oppa didekati... Hmphh!" Sejeong segera menutup mulut Sehun dengan tangannya. Tentunya sambil menjinjit mengingat tinggi mereka yang cukup berbeda.

"Kapan kau menangis?" Tanya Chanyeol bingung.

"Aniya, Sehun bohong, oppa. Kau seperti baru mengenalnya saja, dia kan tukang bohong. Jangan percaya kata-katanya. Mana mungkin gadis sekuatku ini menangis kan? Haha, tidak mungkin." Sejeong seperti mencari alasan untuk menutupi pernyataan Sehun tersebut. Ia memberikan tatapan ancaman kepada Sehun agar tidak berbicara sembarangan.

Setelah tangan tersebut dilepas, Sehun langsung mengomel dan memberikan tatapan ancaman balik kepada Sejeong.

"Ya! Aku hampir tidak bisa napas tadi. Kau mau membunuh sunbaemu sendiri hah? Dan apa tadi kudengar, Sehun? Heh, bocah kau masih jauh dibawahku 2 tahun, beraninya memanggil namaku saja!" Sehun menyentil dahi Sejeong.

"Aww, oppa temanmu jahat sekali sih. Mari kita kabur saja, tinggalkan dia sendirian disini. Bye hyung anak ayam." Goda Sejeong sambil menarik tangan Chanyeol pergi menjauhi Sehun.

Terima kasih teman-teman sudah membaca cerita pertamaku ini. Tolong masukannya teman-teman, sebagai sesama sese shipper ;) ayo menghalu bersama!

He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang