3

559 93 0
                                    

Sejeong POV

Ahhh, tempat apa ini? Kenapa gelap? Dimana aku? Oemma, appa? Anakmu yang cantik ini terdampar di suatu tempat antah berantah.

Aku melihat ada sebuah cahaya disitu dan mencoba menghampirinya. Pemandangan sekitarku yang tadinya gelap kembali terang. Mengikuti cahaya memang yang terbaik, terima kasih Tuhan sudah menunjukkan jalanku.

Mataku terasa berat dan ketika kubuka, kulihat oemma, appa, Min young oenni, dan ... Oh sehun. Aku mencari sekelilingku dengan tubuh yang lemah ini. Mana sosok laki-laki itu, Park Chanyeol tunanganku. Aku ingat rasanya aku mengalami kecelakaan, seharusnya dia sekarang menuju kesini kan?

"Oemmaa! Appaa!" Teriakku sambil melihat mereka berdua. Yang paling kutakuti adalah tidak bisa melihat muka mereka lagi. Aku menangis sejadi-jadinya di kamar yang kuyakini adalah kamar rumah sakit. Min young oenni dan Sehun tertawa melihatku.

"Anakku, oemma takut kamu tidak bisa bangun lagi" ucapnya sambil menangis dan memegang tanganku.

"Aniya oemma, kau tau kan anakmu ini anak paling kuat di dunia. Aku akan melakukan apapun agar bisa tetap di sisi kalian."

Aku kembali mencari sekelilingku. Apakah Chanyeol oppa masih dalam perjalanan?

"Hemm, oemma"

"Ya anakku?"

"Kemana Chanyeol oppa? Aku belum melihatnya. Ah, dia sedang dalam perjalanan kesini ya? Pasti dia kaget melihatku. Seharusnya malam ini kita fitting baju pernikahan kita tapi aku malah kecelakaan. Aku yakin oemma dia pasti menyesal memilih pekerjaannya dibandingkan aku." Cerocosku.

Oemma, appa, Min young oenni, dan Sehun saling bertatap-tatapan. Seperti kebingungan mendengar ucapanku.

"Sejeong-ie, sepertinya kamu butuh istirahat. Kamu pasti bermimpi ya tadi sebelum bangun? Dan kamu mau menikah dengan siapa? Oemma sepertinya salah dengar." Oemma mengelus puncak kepalaku seraya berkata seperti itu.

"Hah? Oemma, mimpi darimana jelas-jelas aku inget kok, aku dapet pesan dari Chanyeol oppa, tunanganku untuk fitting baju pernikahan duluan karena dia masih ada pekerjaan."

"Ya sejeong-ah" Suara berat itu membuatku menengok kepadanya. Apakah 2 bulan membuat dia jauh lebih... tampan? Astaga, Sejeong kau tidak boleh seperti itu. Bisa-bisanya tertarik dengan pria lain selain Chanyeol Oppa.

"Kupikir setelah kecelakaan kau akan jadi lebih pintar. Ternyata tidak ada bedanya. Bisa-bisanya ya kau lupa tunanganmu sendiri."

Aku mengernyit. Bukankah memang pertanyaanku daritadi bertanya kemana tunanganku?? Hhh, kok rasanya aku selalu kesal kalau berbicara dengan Sehun.

"Iya hyung, itu yang tadi kutanyakan padamu. Mana tunanganku? Biasanya kau selalu satu paket dengan dia"

" Oemeonim, sepertinya Sejeong-ie geger otak." Kata Sehun kepada ibuku. Aku melipat tanganmu kesal. Kenapa sih dari kuliah hingga sekarang dia masih mengesalkan? Dan kenapa tidak ada yang menjawab dimana Chanyeol oppa? Aku frustasi.

Tunggu.. tunggu.. apa tadi Sehun memanggil ibuku dengan oemeonim? Hei, apa dia mencoba menggoda ibuku?

"Hyung, kenapa kau memanggil ibuku dengan oemeonim? Kau aneh tau gak?" Sehun mengerutkan dahinya melihat pernyataanku.

"Sejeong-ah" suara Min young oenni yang lembut membuatku terdistraksi.

"Ahh oenni, gwenchana oenni. Maaf mengkhawatirkanmu."

Min young oenni hanya tersenyum dan melanjutkan pernyataan yang membuatku kaget.
"Sejeong-ah, Sehun adalah tunanganmu."

"HAHH??!!" Teriakku yang memenuhi seluruh kamar.

Aku rasa jantungku copot ketika mendengar pernyataan Oenni. Aku mencari konfirmasi kepada oemma dan appa apakah ini hanya candaan mereka atau bukan. Tapi muka mereka terlihat serius. Aku tidak menemukan sama sekali bukti bahwa ini candaan. Oh tidak..

"Hey, orang sakit jangan berisik. Oemonim, abeonim, dan Min young noona bisa pulang duluan. Biar aku yang menjaganya."

Ketiga orang itu menyetujui ucapan Oh Sehun. Astaga, oemma jangan tinggalkan aku dengan laki-laki ini. Yang ada kita akan berantem terus-terusan.

Pintu ditutup meninggalkan hanya aku dan Sehun.

"Sejeong-ie, kau sedang bercanda kan? Sekarang cuma kita berdua disini. Jangan goda aku dengan candaanmu yang seperti itu setelah kau bangun dari koma. Aku hampir saja kehilanganmu." Peluk Sehun erat.

Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi.

He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang