22

352 52 0
                                    

Suara jangkrik dan hembusan angin malam mengelilingi mereka berdua. Setelah Sejeong dan Sehun menaruh Doenjang dan Vivi di rumah Sehun, mereka memutuskan untuk jalan kaki dekat perumahan Sehun.

"Oppa, apa kau senang dengan kencan kita hari ini?" Sejeong menoleh ke arah Sehun

Sehun mengangguk. Ia selalu senang dengan waktu yang dihabiskan bersama gadisnya itu.

"Baguslah, aku juga senang."

Keduanya kembali terdiam. Mereka berharap waktu dapat berhenti saat itu juga.

"Sejeong-ie, kau tahu aku terus berharap kau tidak pernah jatuh cinta dengan Chanyeol hyung dengan begitu kau tidak akan seperti ini."

"Ya! Kalau aku tidak jatuh cinta dengan Chanyeol Hyung aku tidak akan bisa dekat denganmu. Bukankah sudah takdir kalau aku harus bertemu dengan Chanyeol hyung dulu agar bisa bersatu denganmu?"

"Lagian kau tidak boleh menyalahkannya seperti itu, Oppa. Banyak orang yang patah hati namun baik-baik saja. Hanya aku saja yang lemah hingga seperti ini." Lanjutnya sambil sedikit tertawa.

"Kau tahu aku benar-benar bersyukur dicintai oleh orang sepertimu. Wah, kalau kau tahu banyak sekali perempuan yang rela ada di posisiku agar dapat dicintai oleh seorang Oh Sehun."

Sehun mengangkat alisnya sebelah dengan raut kebingungan. "Maksudmu?"

"Saat kita sedang kuliah, banyak sekali yang mengirimiku surat ancaman untuk tidak dekat denganmu. Angkatanku, senior angkatanmu, angkatan Chanyeol hyung. Wah menyeramkan sekali. Katanya aku memanipulasimu agar kau terus dekat denganku, Oppa."

"Aku baru mendengar cerita ini."

"Dan kau tahu apa yang kukatakan kepada mereka? Bukan salahku Sehun Oppa tertarik dengan gadis menarik sepertiku. Lagian kalau kalian terus berbuat jahat seperti ini, kalian sama sekali tidak akan memiliki kesempatan dilirik olehnya. Oke?" Sejeong memperagakan kejadiannya itu sambil mengibaskan rambut panjangnya.

Sehun tertawa. "Wah, Kim Sejeong kau pede sekali. Dulu aku dekat denganmu karena ingin menjaga Chanyeol Hyung darimu."

Sejeong cemberut saat mendengar jawaban Sehun, namun seketika ia tersenyum manis.

Sejeong cemberut saat mendengar jawaban Sehun, namun seketika ia tersenyum manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apapun itu, aku beruntung sekali sekarang."

Sejeong berhenti berjalan di samping Sehun dan segera berdiri di depan Sehun. Keputusannya sudah bulat.

Gadis itu meraih tangan Sehun. "Sehun Oppa, tolong dengarkan aku."

Sehun menatap gadis cantik itu. Ia tahu ini sudah saatnya.

"Aku akan meninggalkanmu. Hubungan kita berakhir disini." Sejeong mengatakannya dengan tegas. Ia tidak ingin menyakiti laki-laki di depannya lagi.

"Maksudmu? Bukannya kau pergi ke Jerman untuk menyembuhkan dirimu?"

"Iya, tapi tidak ada jaminan terapi yang kulakukan berhasil. Aku tidak ingin membuatmu bersedih lebih daripada ini. Hyung, aku tidak ingin mengikatmu dalam hubungan kita yang tidak pasti." Gadis itu mengganti panggilan Sehun kembali menjadi Hyung. Ia ingin mencoba membuat jarak antara dirinya dengan pria ini.

"Kau egois. Aku benci padamu." Laki-laki itu mulai menangis. Sehun segera memeluk tubuh Sejeong yang lebih pendek darinya sambil menangis.

 Sehun segera memeluk tubuh Sejeong yang lebih pendek darinya sambil menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan lebih senang kau benci padaku."

Pasangan itu saling berpelukan untuk terakhir kalinya. Tanpa ada suara, hanya tangisan Sehun yang mengiringi perpisahan mereka.

~~~

"Kau sudah siap, Jeong-ie?" Tanya Taehyung.

Adiknya itu mengangguk. Dengan koper dan paspor di tangannya, mereka berdua memasuki pesawat tanpa melihat ke belakang lagi.

Selamat tinggal korea. Selamat tinggal Sehun Oppa.



He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang