32

889 72 5
                                    

Seorang pria tua sudah menunggu di cafe sambil mengaduk minumannya. Sejeong tahu sosok itu adalah ayahnya. Ayah yang meninggalkan keluarganya ketika ia masih muda.

"Appa." Panggil Sejeong.

"Sejeong-ah, ayo duduk. Sehun-shi juga silahkan duduk." Gadis itu duduk di hadapan ayahnya dan di sampingnya juga Sehun duduk sambil memegang tangan gadisnya itu berharap dapat memberikan ketenangan.

"Sudah lama kita tidak bertemu Sehun-shi, kalau tidak salah terakhir di rumah sakit ya."

"Iya benar, Pak Kim." Jawab Sehun.

Mereka bertiga sekarang saling diam satu sama lain. Hanya ada suara kocekan minuman yang tidak diminum sedaritadi.

"Appa. Aku hanya ingin tahu kenapa dulu appa meninggalkan keluarga kita? Apa karena aku?" Sejeong memberanikan diri bertanya tanpa basa basi.

"Tentu saja, pasti itu yang ingin kau tanyakan. Anakku, Sejeong ini semua bukan salahmu. Hanya saja.. aku dan ibumu sudah tidak lagi cocok."

Sejeong diam mendengarkan ayahnya. Tangannya sedikit gemetar namun genggaman dari Sehun menenangkannya.

"Kau tahu ketika seseorang tidak lagi merasa cocok dengan pasangannya, kalian akan merasakannya. Itu yang kurasakan dengan ibumu. Kita hanya..sudah tidak saling mencintai."

"Jadi hanya karena alasan sudah tidak saling mencintai appa meninggalkanku dan Taehyung Oppa?"

"Appa sadar itu hanya keegoisan appa sendiri tapi appa menyayangimu dan Taehyung. Ada satu masa ketika hidup terasa berat, appa baru saja kehilangan pekerjaan dan kalian masih harus sekolah. Depresi itu mengonsumsi appa. Appa merasa bahwa appa tidak lagi berguna karena tidak mampu menafkahi keluarga ini."

Hati Sejeong terasa sesak mendengarkannya dari appanya sendiri.

"Kenapa dulu appa tidak cerita? Aku, eomma, dan Taehyung Oppa bisa membantu kalau masalahnya adalah finansial. Kita kan keluarga appa, kenapa aku dan Taehyung Oppa tidak pernah dilibatkan?"

"Appa malu kalian akan menganggap appa kalian sendiri sebagai orang yang tidak becus, makanya appa memilih pergi."

Tenggorokan gadis itu tercekat untuk bertanya pertanyaan terakhir.

"Apa sekarang appa bahagia?"

"Iya, appa berusaha belajar dari kesalahan appa untuk tidak kabur apapun yang terjadi. Maafkan appa, Sejeong-ah."

Sejeong mengangguk. Ia hanya butuh alasan langsung dari mulut ayahnya sendiri.

"Appa, aku dan Sehun Oppa akan menikah sebentar lagi. Tolong datanglah ke acara kami. Appa bisa membawa nyonya shin ke acara kami. Aku ingin memelukmu terakhir kalinya appa." Sejeong memeluk erat pria tua di depannya dan segera pergi meninggalkan cafe tersebut.

"Pak Kim, aku ingin meminta restumu untuk menikahi Sejeong." Ujar Sehun sopan.

Pak Kim mengangguk dan memeluk Sehun layaknya seorang ayah memeluk anaknya.

"Tolong jaga dia baik-baik Sehun-shi, aku dulu tidak mampu menjaganya dengan baik. Aku tahu aku bisa menitipkan Sejeong padamu."

"Sejeong-ah, kau baik-baik saja?" Tanya Sehun ketika mereka dalam perjalanan pulang.

Sejeong hanya diam menatap jendela. Mencoba merelakan segalanya. Ayahnya sekarang bukan lagi hanya ayahnya tapi sudah menjadi suami orang lain. Itu adalah satu kabar yang mengejutkan Sejeong ketika ia berhasil menemukan ayahnya.

Sehun tidak lagi memaksa gadis itu berbicara. Ia butuh waktu untuk menerima semua ini. Yang jelas pria itu pasti akan berada di sisinya untuk melewati semua itu.

He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang