5

554 83 0
                                    

Normal POV

Setelah berminggu-minggu gadis itu terbaring di kasur rumah sakit dengan makanan yang tidak enak. Kini, saatnya mengucapkan selamat tinggal pada semua itu.

Sejeong bersenandung sambil membereskan barang-barangnya. Badannya pegal sekali karena harus terus-terusan berbaring di kasur yang tidak empuk itu. Oemma dan appa juga ikut membantu Sejeong mempersiapkan kepulangan anaknya itu.

"Senang sekali bisa pulang. Setelah ini, aku mau makan makanan enak yang banyak. Ahhh, membayangkannya saja membuatku mengeluarkan air liur." Sejeong melamun sambil memikirkan makanan yang akan dia makan setelah ini.

Oemma dan appa hanya tertawa melihat tingkah laku anaknya. Sebelumnya, mereka khawatir karena takutnya Sejeong lupa ingatan setelah kejadian itu tapi ternyata tingkah laku dan mulutnya tidak ada yang berubah. Masih tetap frontal.

"Baiklah oemma dan appa akan membereskan administrasinya dulu ya. Uri jeong-ie tunggu disini dulu ya?"

Sejeong mengangguk paham. Sekarang, ia sendirian dan tentunya ia bertekad mencaritahu apa yang terjadi dengan kehidupannya yang berubah setelah kecelakaan.

Gadis itu membuka jendela tempat masuknya matahari. Rasanya ia merasa tenang dengan sentuhan matahari yang mengenainya serta angin sepoi yang ikut memanjakan inderanya.

Sementara itu, laki-laki jangkung yang baru saja datang itu tersenyum melihat tingkah tunangannya. Sehun ingat terakhir kali Suho Hyung dan Chanchan memberikan saran untuknya.

"Coba kau ulang saja setiap kejadian penting dalam hubungan kalian, mulai dari masa pacaran, hingga lamaran. Kami akan membantu sebisanya agar Sejeong-ah dapat ingatannya kembali. Kau tahu aku menyukainya dan berharap ia sebagai bagian dari keluarga kita, ya kan Chan?"

Dengan itu, Sehun bertekad akan mengembalikan ingatan dan tentu saja perasaan Sejeong kepadanya.

"Ya, kau baru saja keluar dari rumah sakit tapi sudah main angin-anginan. Bagaimana kalau kau sakit lagi?"

Sejeong melirik sekilas kepada laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya.

"Hyung seperti baru mengenalku saja. Aku ini perempuan paling atletis di seluruh Seoul university. Tidak mungkin aku sakit hanya kena angin, haha"

Sehun menyentil dahi Sejeong. "Paling atletis dan juga paling kikuk. Ingat tidak berapa kali aku harus menemanimu ke uks karena kau terjatuh saat latihan dan bertanding? Tidak terhitungggg"

"Eiii, itu kan wajar. Mana mungkin atlet tidak terjatuh saat latihan? Ya kan?"

Sehun gemas dengan gadis di hadapannya ini. Rasanya ia ingin membuatnya kembali menjadi miliknya. Panggilan Hyung juga rasanya membuat jarak di antara mereka.

"Sejeong-ah!" Suara lain mengganggu aktivitas mereka berdua.

"Ahh min young onnie. Seung-gi oppa." Sejeong langsung berlari memeluk mereka berdua.

"Yaa, umurmu semakin tua tapi sikapmu semakin mirip anak kecil." Ejek Seung-gi.

Sehun mengangguk menyetujuinya. Min young hanya tertawa.

Satu hal yang Sejeong ingat dari kehidupannya yang dulu adalah kedekatan mereka berempat seperti ini. Tapi tentu saja tidak bisa terlalu dekat karena dulu dia bertunangan dengan Chanyeol dan bukan Sehun.

"Biarkan saja. Aku senang sekali bertemu kalian. Ayo setelah ini kita makan. Aku ingin makan iga bakar, oenni, oppa. Ya ya ya?" Sejeong mengeluarkan tatapan puppynya.

"Baiklah. Seung-gi yang akan bayar!" Ujar Min-young yang membuat Seung-gi kaget.

"Horeee!" Teriak Sejeong dan Sehun bersamaan.

"Eii, Sehun kau bayar sendiri haha." Goda Seung-gi.

"Wahh, tidak adil. Shireo, bayarin aku juga ya Hyung??" Sehun mencoba menggunakan tatapan puppynya juga.

"Entah kenapa kalau Sejeong yang melakukan itu lucu tapi kalau kau yang melakukannya... Euhh sudahlah" Seung-gi pergi meninggalkan mereka.

Ketiganya tertawa bersama. Ini salah satu hal yang Sejeong senangi. Menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang. Tenang Sejeong, kau masih punya banyak waktu untuk mencari tahu apa yang terjadi padamu. Sekarang biarkan semua berjalan apa adanya, ujar Sejeong dalam hati.

~~

Sejeong POV

Oke ini awkward sekali, setelah aku meminta izin kepada oemma dan appa untuk makan siang bersama Min young oenni dan Seung-gi oppa sekarang aku malah duduk semobil dengan Sehun hyung karena dia bawa mobil sendiri.

Hhh, dari dulu Sehun hyung memang bukan tipe anak yang cerewet seperti aku dan Chanyeol oppa.

"Ekhem" aku mencoba memecahkan keheningan.

"Mwo?"

"Kenapa Hyung diam sekali, tidak seru. Ah, ada anjing lucu sekali. Hyung, lihat aku ingin sekali punya anjing. Oemma dan appa alergi anjing sih jadi aku tidak bisa pelihara satu. Hyung, punya anjingkah?" Aku memang sangat ingin memelihara anjing dari dulu.

"Lihat, tanpa aku bicara kau sudah berbicara non stop. Buat apa aku bicara."

Aku merengut kesal. Aku bingung bagaimana diriku di dunia ini bisa bertunangan dengan orang macam dia. Kepribadian kita tuh benar-benar beda 500%, kenapa bisa??

"Aku bingung kenapa di kehidupan ini aku mau sama Hyung ya?"

"Karena aku tampan. Lagian memangnya kau sudah hidup berapa kehidupan sampai bisa bicara seperti itu?"

"Aku bilang dulu aku bertunangan dengan Chanyeol oppa kan? Itu kehidupan asliku."

"Ya, lupakanlah mimpi halumu itu. Kau bertunangannya denganku bukan Chanchan." Sehun sedikit memegang erat setirnya.

"Aku rasa diriku di dunia ini salah pilih, Hyung. Hahaha"

Sehun hanya mengacak rambutnya frustasi mendengar ucapanku ini.

"Kalau bukan karena kau tunanganku, sudah kuturunkan kau disini."

Halo teman-teman, maaf ya part ini gak sepanjang biasanya. Tolong kasih masukan ya kalo kalian merasa ceritanya kurang greget atau menarik biar aku bisa usaha bikin lebih seru lagi.

Terima kasih sudah membaca ceritaku. ♥️

He is (Not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang