9

1.1K 105 4
                                    

Tampak cahaya matahari terasa begitu menyengat di tubuh junmyeon. Namun, ia sudah melirik ke arah bawah kasur dan benar saja joohyun sudah tidak ada. Kemana dia? Apakah dia benar-benar marah? Bahkan dari semalam junmyeon hanya bisa merasa bersalah namun ia tidak pernah mau meminta maaf kepada joohyun karena punya gengsi yang terlalu tinggi. Tak butuh waktu lama ia kini lanhsung beranjak untuk membersihkan dirinya.

Waktu 1 jam sudah sangat cukup bagi junmyeon untuk membersihkan diri dan memakai pakaian jas yang rapi. Ia kini menuju ke bawah, saat ia sampai di bawah tampak ia tengah melihat ke arah meja makan. Memang disana sudah siap sarapan mungkin ini sarapan buatan joohyun, akan tetapi joohyun sudah pergi karena mungkin masih sangat marah dengan junmyeon.

Untuk joohyun sendiri sebenarnya dia hari ini ada cuti dari rumah sakit tapi karena perang panas antara dia dengan si batu es yang tak lain adalah junmyeon. Dia kini tengah berada di sebuah taman kota yang terletak di kota seoul. Dia tengah duduk disana sambil melihat anak-anak kecil yang tengah bermain, tanpa sadar ia teringat oleh ayahnya dulu yang sering mengajaknya kemari tapi yasudahlah sekarang ayah joohyun sudah tiada namun sebuah kenangan tetaplah kenangan yang tak bisa terhapus jika itu benar-benar berarti.

"Yaaaa!! Joohyun" suara teriakan di ujung taman membuat joohyun sadar dari lamunan tentang ayahnya. Dan ternyata itu adalah sahabatnya bo ah, boah kini mulai mengahampirinya.

"Bo ah kau disini?" Tanya joohyun.

"Aku bosan joohyun" ucap bo ah sambil duduk di samping joohyun.

"Kau kenapa tadi melamun saja" ucap bo ah.

"Gwenchana" balas joohyun.

"Kau ini sudah berapa lama kau kenal dengan ku ha? Kau tak bisa membohongiku joohyun aku ini sahabat terbaikmu jadi aku tahu kau tengah memikirkan sesuatu" omel bo ah sambil melipat tangannya di dada.

"Sahabat terbaik?" Tanya joohyun sambil mengernyit.

"Iya, memangnya ada yang salah?"

"Ya, sahabat terbaik yang meninggalkan aku sendiri dan membawa semua uangku" jelas joohyun.

"Ya!! Kenapa kau masih membahasnya sih" ucap bo ah tak terima.

"Oh ya joohyun bagaimana kabar suami tampanmu itu?" Ucap bo ah sambil wajah penasaran.

Sungguh rasanya joohyun malas sekali menjawab pertanyaan bo ah bagaimana tidak hari ini ia pergi pagi-pagi agar tidak melihat wajah junmyeon namun kenapa malah bertemu bo ah dan menanyakan keadaan suaminya.

"Ya begitulah" ucap joohyun malas.

"Jawabanmu tidak ikhlas sekali, apa kau bertengkar ya dengannya? Hey-hey joohyun seharusnya kau tidak seperti ini kau lihat sendiri kan suami tampan, kaya, pintar kurang apalagi? Aku menjadi dirimu sudah pasti aku tidak akan melepaskannya" jelas bo ah.

"Kau ini cerewett sekali, dan kau juga sok tau sekali" balas joohyun yang sudah tak tahan dengan bo ah.

"Kalau kau tidak bertengkar dengannya lalu mengapa? Lebih baik kita ganti topik ya oh kau sudah menikah berapa minggu hampir lupa" Tanya bo ah.

"Hampir satu bulan" balas joohyun.

"Tepat sekali, apa kau sudah isi joohyun?" Tanya bo ah dengan wajah khas penasaran.

Dan tentu saja mendengar hal itu joohyun langsung menoleh ke arahnya.

"Apa kau gila mengatakan hal itu?" Omel joohyun.

"Memangnya apa yang salah sih? Aku kan hanya bertanya" ucap bo ah tak terima.

"Aku beritahu aku tidak akan punya anak darinya enak saja kenapa aku harus melahirkan keturunan dari dia dan satu lagi aku juga tidak akan berlama-lama lagi bersamanya" jelas joohyun.

My Annoying Husband [Surene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang