Wendy tak bersuara ketika sudah berada dalam perjalanan di dalam mobil Chanyeol, ia menghadap ke jendela sebelah kanannya untuk menghindari tatapan Chanyeol.
"Bagaimana aku bisa langsung memeluknya, bodoh!" Umpat Wendy yang saat ini sangat ingin membenturkan kepala bodohnya itu pada tembok yang keras. Tentu saja Wendy merasa malu karena ia yang sudah terus menerus menyuruh Chanyeol menjauh, tapi kini malah ia sendiri yang memeluknya terlebih dulu, secara tiba-tiba, dan tanpa alasan.
Padahal Wendy hanya terlalu banyak gengsi, karena pihak si pria berbadan jangkung itu sama sekali tidak merasa keberatan dengan kejadian tadi.
"Kau marah padaku?" Tanya Chanyeol yang merasa tidak nyaman dengan posisi Wendy yang sedikit memunggunginya.
"Tidak!" Jawab Wendy cepat tanpa ada sedikitpun keinginan untuk berbalik dan melihat si lawan bicara.
"Sepertinya iya, jika ingin marah ya marah saja aku tidak keberatan jika memang aku yang salah" tutur Chanyeol yang tetap mencoba fokus pada jalanan yang mulai gelap di depannya.
"Tidak, kau tidak salah apa-apa, aku hanya ingin istirahat. Aku lelah" alasan Wendy.
"Sebentar lagi sampai sabar lah" timpal Chanyeol yang tahu pasti rumah Wendy sudah dekat, dan menyuruh wanita berbadan mungil yang terlihat bertingkah aneh itu untuk bersabar.
Wendy tidak menjawab, dia hanya memainkan ujung bajunya dengan tangannya.
"Apa kau sangat mengkhawatirkan kak Naeun sekarang?" Tanya Wendy tiba-tiba dengan suara yang sangat pelan.
"Tentu saja, kalau tidak mengkhawatirkannya aku tidak akan berkeliling mencarinya" jawab Chanyeol ringan.
Wendy membentuk bibirnya menjadi huruf O, lalu setelah itu ia menutup mulutnya namun membiarkan bibir majunya itu bertahan sehingga ia terlihat cemberut sekarang.
"Kenapa menanyakan itu?" Tanya Chanyeol yang mencoba menghidupkan pembicaraan ini agar mereka tidak sama-sama diam lagi.
"Tidak kenapa-kenapa, itu buktinya kau masih peduli padanya dan mencintainya" jawab Wendy.
"Tidak seperti itu" Chanyeol menimpali dengan cepat.
"Lalu seperti apa?" Wendy kini berbalik, sepertinya ia ingin memperhatikan jawaban Chanyeol dengan seksama.
"Sudah sampai" jawab Chanyeol yang kini menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Wendy.
Namun Wendy tetap diam saja, Chanyeol belum menjawab pertanyaannya tadi.
"Tidak mau turun?" tanya Chanyeol yang sangat tidak peka itu.
Wendy memajukan bibirnya, lalu keluar dengan kesal.
"Harusnya dia menjawab pertanyaannya dulu" gerutu Wendy yang membanting pintu mobil Chanyeol dengan keras.
"Sepertinya kau memang sedang marah padaku, aku akan pulang karena ada hal yang harus aku kerjakan, jadi tidak bisa mampir, maaf" Chanyeol beralasan, padahal ia sangat takut pada Wendy sekarang. Bisa-bisa kalau ia mampir pasti bakalan terus kena semprot wanita yang seperti tengah PMS itu.
Wendy tidak menjawab, ia langsung berbalik dan masuk ke rumahnya. Sedangkan Chanyeol benar-benar pergi.
"Kenapa aku bodoh sekali, kenapa tiba-tiba cemburu pada kakak, kenapa tiba-tiba aku ingin langsung memilikinya hari ini juga" Wendy langsung membantingkan tubuhnya diatas kasur, bahkan ia tidak ingat harus mengambil Renjun dulu di rumah Suho.
"ARGGGHH! Mana bisa aku egois lagi. Chanyeol tidak mungkin menyukaiku! Dia hanya kasihan padaku dan Renjun" Wendy menenggelamkan wajahnya pada bantal. Bukankah perkataan Naeun harusnya membuatnya senang? Bukan malah membuat Wendy merasa tidak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
whats should we do - (Wenyeol Ver) - [End]
Fanfictionbagaimana jika kau menikahi orang yang sama sekali tidak mencintaimu? tapi sekarang dia suamimu.