"Ayah"
Bukankah Renjun memanggil si polisi itu papa? Bukan ayah.
.
.
.
"Hallo? Kenapa anda melamun?" Tanya si tetangga berkulit pucat itu, karena di tengah-tengah pembicaraannya ia malah mendapati Chanyeol diam saja.
"Ah, tidak. Aku hanya terkejut dengan penuturan mu" jawab Chanyeol.
Si tetangga itu menggaruk kepalanya, "Terkejut, di bagian mana?" Tanyanya yang memang tidak mengerti apa hal yang bisa membuat pria didepannya ini terkejut.
Chanyeol hanya tersenyum kikuk, "ya sudah aku harus segera pergi, maaf mengganggu waktumu" ujar Chanyeol ia pun sedikit menganggukkan kepalanya sebagai salam karena ia akan bergegas pergi.
Si tetangga hanya bisa berekspresi heran, namun ikut mengangguk untuk membalas Chanyeol, lalu melihat Chanyeol yang berbalik dan melangkah menjauh.
"Mengapa pria itu terlihat aneh?" Gerutu si tetangga itu sebelum ia kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya untuk bertemu Wendy.
Chanyeol menghela nafasnya yang terasa sedikit berat sekarang, ia sungguh tidak percaya jika saja Renjun memang benar-benar anaknya karena ya, dulu ia melakukan hal 'itu' tanpa disengaja dan sekarang mana mungkin membuat Wendy langsung memiliki anak.
Namun itu tetap bisa saja terjadi, kemungkinan dari hal itu membuat Chanyeol ingin sekali berjalan kembali ke rumah Wendy, lalu menyeret Wendy dan memaksanya memberi penjelasan. Tapi Chanyeol tidak boleh gegabah, tidak boleh menyakiti Wendy lagi, ia harus mengetahui kebenarannya dulu, karena ia baru saja bisa menebak, bukan memastikan."Apakah ini alasanmu menghindar?" Chanyeol mengepalkan tangannya yang berada di atas setir mobilnya, ia merasa hatinya sakit jika saja memang benar Wendy menghindarinya karena Renjun. Bagaimana bisa? Wendy menyembunyikan semua ini begitu lama, padahal jikapun memang tebakan Chanyeol benar, Chanyeol tentu akan menerima Wendy dan Renjun dengan senang hati.
"Apa dia tidak mau aku menjadi ayah dari Renjun? Aku sungguh jahat Wendy-ah, benar kan?" Chanyeol menunduk sampai keningnya berbenturan dengan setir mobil di hadapannya, sungguh Chanyeol merasa kacau sekarang, antara percaya dan tidak percaya, antara senang sekaligus meragukan. Karena Chanyeol belum tahu apa yang sebenarnya, jadi dia tidak bisa bertindak seenaknya.
"Aku harus mencari tahu, apapun caranya"
.
.
.
Tok
Tok
Tok
"Wendy-ah!"
Ceklek
"Ah Kak! Ku kira siapa" sapa Wendy yang terlihat sedikit terkejut ketika ia mendapati Suho yang berada di depan pintu.
"Kau kira siapa lagi? Pria bertubuh tinggi besar itu?" Sindir Suho, kan biasanya Wendy tidak pernah terkejut tuh melihat tetangganya itu datang.
"Pakaian, ah aku lupa mengangkatnya kemarin. Terima kasih Kak" Wendy berseru riang ketika melihat Suho membawa pakaiannya yang tidak sengaja ia tinggal di luar saat pergi ke Busan. Eum sepertinya Wendy juga menjadikan pakaian itu sebagai pengalih pembicara.
"Untung saja tidak hujan sebelum aku pulang, lain kali cek seluruh rumah jika akan pergi" timpal Suho yang menyerahkan beberapa pakaian yang sudah terlipat rapi itu pada Wendy.
"Kau bahkan melipatnya, terima kasih Kak" Wendy tersenyum senang, karena ia sungguh beruntung memiliki tetangga yang baik seperti Suho.
"You're well" balas Suho bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
whats should we do - (Wenyeol Ver) - [End]
Fiksi Penggemarbagaimana jika kau menikahi orang yang sama sekali tidak mencintaimu? tapi sekarang dia suamimu.