Di dalam kediaman keluarga Park, kini kedua orang tua Chanyeol, Chanyeol, Wendy serta Renjun tengah duduk di depan meja makan. Sebagai jamuan anaknya dan calon menantunya serta cucu kesayangannya itu datang ke rumah, ibu Park menyiapkan begitu banyak makanan di atas meja.
"Woaaaaah banyak sekali~" ucap Chanyeol yang terkagum-kagum. Karena biasanya jika ia datang ke rumah ini tidak pernah tuh ada banyak makanan seperti ini.
"Ibu masak banyak makanan kesukaanmu" ucap ibu Park manis.
"Woaaaah makasih bibi sudah memasak ini!" Chanyeol sedikit berteriak agar si bibi yang berada di dapur mendengarnya, karena Chanyeol tahu yang masak pasti bukan ibunya.
"Yash anak nakal, seharusnya kau berterima kasih juga pada ibu. Kalau si bibi tidak disuruh oleh ibu dia tidak akan masak sebanyak ini" Portes ibu Park.
"Baiklah-baiklah, terima kasih ibu sudah menyuruh bibi memasak" Chanyeol memasang senyum yang dibuat-buat.
"Hentikan! Kau tidak ikhlas mengatakannya!" Amuk sang ibu.
"Wendy dan Renjun makan yang banyak ya" ucap Ayah Park dengan suara beratnya.
"Baik ayah, ah maksudku…" Wendy merasa ia salah bicara karena menyebut ayah Park sebagai ayahnya. Karena itu kan dulu, saat mereka masih pura-pura sebagai mertua dan menantu.
"Panggil saja ayah, kau kan anakku" koreksi ayah Park.
Wendy hanya tersenyum malu, ia tentu juga merasa senang karena ayah Park kini begitu baik padanya. Tidak seperti dulu, berbicara saja begitu enggan bahkan untuk menatap Wendy saja seperti tidak sudi. Namun siapa sangka, sebuah kebaikan akan membolak-balikan hati seseorang dengan mudah.
"Renjun suka apa? Mau yang mana?" Tanya Ibu Park pada sang Cucu.
"Cocis" jawab si kecil dengan jelas.
Ibu Park melihat ke arah meja dan tidak ada sosis disana, "ahh Renjun mau sosis? Nenek suruh si bibi masak dulu ya?"
"Tidak usah bu, Renjun makan yang ada saja ya?" Ucap Wendy yang merasa tidak enak dan tidak ingin merepotkan Ibu Park.
Renjun hanya mengangguk pelan mengiyakan perkataan ibunya, meski dalam hati Renjun ingin sosis sekarang.
"Ada sosis di dapur, ibu akan meminta bibi memasaknya sebentar" ibu Park akhirnya memilih bangkit dan tidak menuruti perkataan Wendy, karena ibu Park ingin memberikan apa yang diinginkan cucu satu-satunya itu.
"Renjun tunggu sebentar ya" ucap ibu Park lembut sembari mengusap kepala Renjun lembut.
"Nenek cangat baik, tidak cepelti mama" celetuk Renjun yang berhasil membuat ayah Park sedikit terkekeh. Bagaimana tidak anak itu malah menjelekkan ibu nya sekarang. Persis seperti Chanyeol saat kecil.
Wendy kembali tersenyum malu, "Renjun jangan buka kartu" bisiknya.
"Emang mama seperti apa?" Chanyeol malah memancing anak itu untuk membicarakan Wendy sekarang.
"Gak boleh ini, gak boleh itu. Haruc begini, haruc begitu. Mama cerewet dan celalu ngomel" adu Renjun.
"Jangan begitu Wen" ucap Chanyeol yang sedikit mendorong lengan atas Wendy dengan telunjuknya.
"Apa-apaan, kan buat kebaikan dia juga" timpal Wendy yang tidak mau disalahkan.
"Sudah-sudah, kita tidak akan mulai makan jika terus ribut" tegur sang ayah.
"Maaf yah" ucap Wendy yang lagi-lagi malu karena tingkahnya yang terpancing oleh kedua orang yang berada disampingnya itu, Renjun dan Chanyeol.
"Kau harus mencoba ini, enak sekali" Chanyeol menaruh makanan di piring Wendy, "ini juga, ini juga, ini juga" Chanyeol terus menaruh beberapa makanan yang menurutnya enak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
whats should we do - (Wenyeol Ver) - [End]
أدب الهواةbagaimana jika kau menikahi orang yang sama sekali tidak mencintaimu? tapi sekarang dia suamimu.