40 - Problem

4.5K 524 54
                                    

Di hari yang sudah larut menjelang malam, Chanyeol terlihat ambruk berlutut di depan seorang pria tua yang sedang duduk angkuh di kursi ruang tamunya.

"Aku berjanji akan membahagiakan Wendy" Chanyeol tertunduk, ia mengepalkan kedua tangannya yang berada di atas kedua pahanya.

"Kau sudah membuat luka yang sangat besar, aku takut Wendy akan merasa sakit lagi karena luka itu. Kau tidak akan pernah bisa benar-benar menyembuhkannya, lebih baik kalian mengambil jalan masing-masing" Ucap pria tua yang sama sekali tidak melirik kearah Chanyeol yang kini sedang berlutut memohon.

"Aku tidak akan melukainya lagi, tolong restui kami. Renjun butuh aku" Chanyeol terlihat tidak menyerah.

"Renjun membutuhkanmu dari dulu, tapi kau tidak pernah ada. Kau tidak tahu bagaimana menderitanya Wendy saat itu, mengurus anaknya sendiri dengan semua rasa sakit yang harus dia tanggung. Dia sudah mengorbankan semuanya untuk melepasmu, jadi jangan ganggu Wendy lagi dan membuatnya mengingat luka itu lagi" ayah Son berdiri dari kursinya, lalu pergi dengan segera tanpa ingin mendengar kembali perkataan Chanyeol.

Chanyeol tetap diam dalam posisinya, hatinya begitu sakit dan terasa hancur. Ya ayah Son memang benar, Chanyeol yang sudah menyakiti Wendy selama ini, Chanyeol yang sudah memberi beban luka yang begitu besar pada wanita itu, mungkin Chanyeol harus menyesali itu seumur hidupnya.

.

.

.

Chanyeol keluar dari rumah besar itu dengan tubuh yang lemas, air matanya tertahan sampai kedua matanya terasa sakit. Apa yang harus ia katakan pada Wendy, karena Chanyeol tidak mungkin mengatakan jika ayahnya tidak memberi restu dan membuat Wendy sedih karena hal itu.

Chanyeol sengaja ke Busan sendiri untuk meminta restu orang tua Wendy. Karena jujur saja Chanyeol ingin segera menikahi Wendy secepatnya, karena ia tidak mau kehilangan lagi sosok Wendy untuk yang kedua kalinya.

Namun harapan dia harus pupus sesaat setelah melihat ayah Son sama sekali tidak mengindahkan niatnya, dan malah menyuruh Chanyeol menjauhi Wendy. Chanyeol tidak menyalahkan ayah Wendy, seorang ayah yang sudah kecewa karena anaknya disakiti orang lain tidak mungkin dengan mudah menerima kembali orang yang sudah menyakiti anaknya itu.

Chanyeol segera masuk kedalam mobilnya, lalu ia membenturkan kepalanya pada stir mobil kemudian ia menangis mengeluarkan air mata yang sempat terbendung itu.

Chanyeol terisak cukup lama, ia melepaskan rasa sesak di dadanya dan mencoba meredakan rasa sakit di hatinya. Rasa menyesal begitu menyeruak,
Ketika ia mengingat kembali, bagaimana ia menyakiti Wendy dulu, bahkan memukulnya tanpa berpikir jika wanita itu akan kesakitan. Chanyeol yang egois, yang sudah membuat hati seorang gadis baik itu begitu hancur. Chanyeol juga bisa membayangkan perjuangan Wendy selama ini yang mungkin mencoba melupakannya dan membuang rasa sakitnya. Namun sekarang ia malah dengan kurang ajarnya ingin membawa gadis itu ke dalam pelukannya lagi, begitu saja.

.

.

.

.

Chanyeol pulang larut malam sekali, dengan tangan yang lemah ia mencoba mengetuk pintu rumah Wendy di tengah kesunyian, jadi ketukan pelan pun bisa membangunkan Wendy yang sudah mulai terlelap itu.

"Chan!" Seri Wendy yang terlihat senang melihat Chanyeol datang, ia berharap Chanyeol akan memberi kabar bahagia padanya.

Chanyeol tidak berbicara, ia langsung menarik Wendy kedalam pelukannya.

"Chan" panggil Wendy yang merasa badan Chanyeol bergetar, seperti tengah menahan sesuatu.

"Maafkan aku, tadi ayahmu tidak ada di rumah, katanya sedang meeting di luar kota. Jadi aku tidak bisa membawa kabar baik" bohong Chanyeol.

whats should we do - (Wenyeol Ver) - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang