19 - Who's kid?

5.9K 620 63
                                    

Jam menunjukan pukul 03 sore, dan Chanyeol terlihat masih duduk diatas kursi kerjanya dengan malas-malasan. Sebenarnya ia belum ingin masuk kerja, karena ia baru saja sampai di Korea kemarin malam. Tapi dikarenakan Chanyeol mendapat kabar jika Naeun akan segera meluncur ke Seoul hari ini dan pasti untuk menemui Chanyeol di rumahnya, jadi Chanyeol memutuskan pergi ke kantor saja, berharap bisa menghindari gadis cantik itu dari pandangannya.

Chanyeol sudah berulang kali mengatakan, jika ia ingin mengakhiri hubungannya, tapi Naeun tidak mau menerima keinginan Chanyeol dan bersikeras menentang agar Chanyeol mengurungkan niatnya itu. Chanyeol tidak bisa bersikeras memaksa karena Chanyeol tahu Naeun akan pasti melakukan hal yang nekat, sehingga Chanyeol memutuskan tetap diam dalam status mereka yang tanpa kejelasan. Naeun selalu berusaha keras meyakinkan Chanyeol dan berusaha menjadi yang terbaik bagi Chanyeol. Tapi Chanyeol justru sebaliknya, ia malas menghadapi sosok yang ia cintai itu, atau sekarang bisa dibilang 'orang yang pernah ia cintai'.

Naeun
Aku sudah sampai di rumah, kau dimana?

Chanyeol langsung mengecek ponselnya ketika ada sebuah notifikasi pesan, tapi ternyata itu pesan yang tidak Chanyeol inginkan yaitu dari kekasihnya. Chanyeol mendelik tidak suka kemudian ia sedikit membanting ponselnya di atas meja kerjanya.

"Dia tetap saja keras kepala" ucapnya, padahal Chanyeol sudah mengatakan jika ia ingin beristirahat dan tidak ingin diganggu. Tapi benar saja dugaan Chanyeol, jika Naeun tetap akan kukuh datang ke rumahnya. Untung saja Chanyeol pergi ke kantor dan bisa menghindari Naeun untuk sekarang.

Chanyeol merebahkan kepalanya ke belakang, tepatnya di atas sanggahan kursi kerjanya, sehingga kini posisi wajahnya menengadah memandang langit-langit ruangan tersebut.

"Kenapa dia tidak menghubungiku lagi? Apakah dia baik-baik saja? Atau mungkin dia sudah menemukan orang lain dan hidup bahagia?" Chanyeol terlihat berkata sendiri, pikirannya melayang pada masa lalu, mencoba mengingat sosok seseorang yang sudah tak ia temui dan bahkan tidak bisa ia hubungi selama 5 tahun terakhir.

"Huh, sadarlah Chan, kau sudah menyakitinya, mana bisa ia bertahan dengan perasaannya sampai sekarang" Chanyeol selalu menghela nafasnya, ketika seluruh hatinya masih dipenuhi rasa berharap. Berharap sosok yang pernah ia sakiti itu tetap memilih dia di hatinya, meski Chanyeol tahu itu tidak mungkin.

Seharusnya Chanyeol menyadari lebih awal, jika perasaan orang itu amatlah penting. Mungkin dia tidak akan menyesal seperti sekarang.

"Maaf aku sungguh terlambat, tapi bisakah kita bertemu, satu kali saja? Untuk melepaskan rasa rinduku selama ini, ah maafkan aku karena sudah lancang merindukanmu" Chanyeol berbicara dengan udara, berharap udara itu bisa menyampaikan setiap kalimatnya pada seseorang yang jauh disana, orang yang selalu Chanyeol rindukan.

"Kau yang merawatku, kau orang pertama yang selalu khawatir dengan keadaanku, dan kau yang dengan sabar memilihkan baju yang aku pakai tanpa mengeluh, meski aku menyakitimu beberapa kali. Apa kau sudah melupakannya? Ah tentu saja kau harus melupakan orang brengsek sepertiku"

Melalui seluruh perkataannya, Chanyeol memperlihatkan betapa ia mengagumi sosok itu, harusnya Chanyeol lebih banyak memujinya saat itu, saat orang itu masih bersamanya.

Ketika Chanyeol tenggelam dalam lamunannya, tiba-tiba saja satu notif pesan kembali terdengar.

Naeun
Aku akan menemuimu, kau di kantor barumu kan? Aku akan kesana sekarang. Aku merindukanmu.

"Bagaimana dia bisa tahu kantor ini? Ini pasti gara-gara ayah atau ibu" Chanyeol terlihat frustasi, ia seharusnya tahu jika Naeun akan mengetahui keberadaannya dari orang tuanya. Padahal Chanyeol datang ke kantor baru miliknya untuk menghindari Naeun, tapi ternyata Naeun bisa mendapatkan alamatnya dengan mudah.

whats should we do - (Wenyeol Ver) - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang