Detik jam terus bertambah menghitung langkah suara dari gerakan jarum yang memutar itu, malam yang larut semakin menjauh, mentari pagi semakin mendekat untuk menyapa belah bagian bumi Seoul. Tetapi ada satu orang yang masih terjaga disaat sebagian besar orang terlelap. Wendy tidak bisa menutup matanya, ia tetap diam dengan pandangan hampa menatap langit-langit kamar yang masih terlihat sedikit putih meski dalam kegelapan.
Wendy terus teringat dengan perkataan sang kakak, ah tidak Wendy sebenarnya lebih banyak ingat pada sosok yang sudah lama tak terdengar namanya. Jadi dia benar pergi? Jadi dia ingin menghindari Naeun seperti apa yang dikatakan Nayeon?, sehingga Naeun dengan sudi menelpon Wendy hanya untuk memberi sebuah peringatan, ya hanya peringatan. Apa yang harus Wendy lakukan? Bagaimana caranya agar Chanyeol tidak meninggalkan Naeun. Karena tentu saja Wendy harus ingat, jika ini semua terjadi karena salahnya, ini semua berawal dari tindakan bodohnya yang nekat memisahkan mereka, jadi sekarang Wendy mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyatukan mereka kembali, jika memang benar mereka akan berpisah.
"Apa yang harus aku lakukan" gumam Wendy, tangannya terangkat dan mendarat di atas perutnya, lalu mengusap perut yang mulai membuncit itu dengan lembut.
"Aku yakin kita akan bahagia tanpa dia, jadi biarkan dia bahagia bersama orang yang dia cintai" Wendy tersenyum ringan, meski hatinya begitu sakit karena menentang pikirannya, Wendy membuka lebar-lebar kedua matanya, menatap langit-langit itu semakin lekat, sampai ia menyerah dan mengedip, sehingga setetes air mata turun dari sudut manik beningnya itu.
Tentu saja, siapa yang akan ikhlas melihat seseorang yang kita cinta bahagia bersama orang lain, sedangkan tidak ada jalan lain. 'Aku bahagia melihat mu bahagia' itu hanya sebuah ungkapan yang keluar karena ketidakmampuan seseorang membahagiakan orang yang ia cintai, namun adapun yang mampu tapi tidak diberi kesempatan.
Wendy termasuk keduanya.
Takdir itu kejam, ia mengharuskan kita tersenyum meski sedang terluka, mengharuskan kita kuat meski sebenarnya sudah hancur lebur. Begitupun Wendy, ia harus rela melepaskan Chanyeol demi kebahagiaannya, dan ia harus kuat demi seseorang yang akan setia bersamanya, buah hatinya.
Wendy berbalik mengubah posisinya, tubuhnya meringkuk dengan kepala yang sepenuhnya tenggelam pada selimut tebal yang terlihat berantakan. Tak lama, tubuh Wendy bergetar, lalu sebuah isakan terdengar samar, karena sebuah selimut yang Wendy tekan kuat di bagian wajahnya, sehingga meredam suara isakan yang seharusnya terdengar keras.
Matahari sudah menyapa, bahkan ia akan segera pamit.
Wendy tidur hampir seharian, ia bahkan lupa jika ia harus mencari pekerjaan seperti yang selalu rutin ia lakukan beberapa hari terakhir. Tapi hari ini Wendy bahkan belum turun dari ranjangnya meski hari sudah mulai sore, apakah ia tidak merasa haus atau pun lapar? Ya itu akibat Wendy menangis pada dini hari sampai pagi, setelah itu ia seperti orang tak sadarkan diri dan tidur begitu lama.
Wendy lelah karena banyak menangis.
Wendy terbangun dengan badan yang sangat lemas, matanya yang terlihat bengkak dan bibirnya terlihat pucat. Dia mencoba bangkit meski tubuhnya tidak mau bergerak, ia membuka matanya meski kedua kelopaknya masih terasa berat. Rambut nya terlihat tidak berbaris rapi dan lurus, membuatnya terlihat seperti seorang manusia yang benar-benar kacau sekarang, ya memang benar, Wendy memang sedang dalam keadaan kacau.
Meski lemas, meski malas, meski Wendy tidak mau melakukan apapun sekarang. Wendy harus ingat seseorang, seseorang yang membutuhkan sebuah kehidupan, jika ia menyiksa dirinya maka orang itu akan tersiksa juga. Jadi Wendy dengan langkah zombie nya melangkah menuju dapur untuk mengambil air putih dan beberapa makanan untuk mengisi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
whats should we do - (Wenyeol Ver) - [End]
Fanficbagaimana jika kau menikahi orang yang sama sekali tidak mencintaimu? tapi sekarang dia suamimu.