22 - Busan 2

5.3K 685 58
                                    

3K words, lumayan panjang harap baca pelan-pelan :')





Wendy mematung dan seketika tubuhnya terasa kaku. Tangannya yang tengah memegang gagang pintu itu terlihat bergetar. Mata beningnya memandang dengan tajam, kearah seseorang yang tidak Wendy duga akan berdiri tepat di depannya sekarang.

Pria itu pun memperlihatkan raut terkejutnya, sama seperti Wendy, "Wendy?" Ucapnya spontan ketika ia mengenali siapa sosok yang tak sangka akan ia temui sekarang.

Wendy benar-benar tidak bisa berekspresi lain selain memperlihatkan wajah terkejutnya, bagaimana bisa? Ia sudah mati-matian menghindari Chanyeol di Seoul, tapi siapa sangka justru mereka bertemu di Busan.

Tuhan memang mempunyai rencana yang tidak bisa diketahui dan tidak bisa dihindari oleh manusia.

"Aduh beneran surut airnya, untung tidak gosong" gerutu ibu Son yang berjalan terburu-buru menuju pintu depan, "siapa Wen? Gak di suruh masuk?" Tanya ibu Son ketika melihat Wendy hanya terdiam diambang pintu.

Tak ada sahutan dari Wendy, sepertinya Wendy benar-benar tidak bisa menyadarkan dirinya.

Ibu Son pun merasa tidak beres, dan menghampiri Wendy dengan segera. "Siap- Chanyeol?" Ibu Son malah ikut-ikutan terkejut sekarang, ia terlihat menutup mulutnya singkat lalu melihat ke arah Wendy yang masih mematung.

"Oh ya tuhan, kenapa tidak dibiarkan masuk Wen" ibu Son mencoba bersikap biasa, ia sedikit menyingkirkan tubuh Wendy yang menghalangi pintu, dan menarik Chanyeol untuk masuk.

"Duduklah dulu" ucap ibu Son menyuruh Chanyeol segera berjalan ke ruang tamu, namun ibu Son tidak mengikutinya, ia justru berbalik untuk mengecek keadaan Wendy.

"Bagaimana bisa dia kemari" ibu Son berbisik.

Wendy terlihat tetap memegang gagang pintu itu dengan erat sebagai topangan. Sebenarnya Wendy bisa ambruk karena kini tubuhnya terasa lemas.

"Renjun, jangan sampai Renjun melihatnya Bu!" Seru Wendy yang sudah mulai menyadarkan diri, dia melangkah dengan terburu menuju halaman belakang, tidak peduli ia harus melewati Chanyeol terlebih dahulu. Yang pasti Wendy harus mencegah Renjun untuk bertemu dengan laki-laki itu.

Chanyeol hanya bisa terduduk bingung, ia sebenarnya ingin menyapa Wendy lebih, tapi sepertinya Wendy tidak begitu menerima pertemuan ini. Dan kini ia melihat Wendy, berjalan dari pintu itu ke arahnya dengan terburu. Ada apa? Mengapa Wendy malah terlihat panik.

"MAMA!" panggil Renjun sangat keras kepada Wendy.

Chanyeol yang tentu saja mendengar itu dan langsung menengok untuk menemukan si pemilik suara.

Wendy langsung berlari menghampiri Renjun, "Ssst jangan berisik, nenek sedang menerima tamu."

"Ciapa?" Tanya Renjun polos, ia sedikit berjinjit berusaha melihat siapa yang ada di balik kursi ruang tamu itu.

"Ayah?" celetuk Renjun spontan ketika ia melihat Chanyeol yang tengah memandang ke arahnya.

"Kita ke belakang lagi yuk, ibu ingin lihat pohon peach kakek sudah sebesar apa" ajak Wendy pada Renjun, ia mencoba membujuk Renjun agar kembali ke belakang.

Entah kenapa Wendy tidak ingin melihat Renjun berada di dekat Chanyeol, meskipun Chanyeol memang belum mengetahui siapa Renjun. Tapi Renjun sudah tau, dan Wendy tidak ingin sampai sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, termasuk Chanyeol mengetahui sebenarnya siapa Renjun dan Wendy takut Renjun akan terluka.

"Mama? Injun balu aja dali cana, bocan~" Rengek Renjun yang memang tidak mau ke halaman belakang lagi.

"Ahhh terus Renjun mau kemana?" Wendy tidak bisa memaksa jika Renjun tidak mau. Kalau tetap dipaksa anak itu malah akan menangis kencang, itu akan lebih parah.

whats should we do - (Wenyeol Ver) - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang