Prolog

41 5 1
                                    

Vote & Comment

...............

.

.

" Hati yang terpaut dalam perpaduan perasaan dua orang insan, kesungguhan dalam perasaan yang dipendam "

~Alwi Manras Abraham~


**

" Oh ya Afra, ini Alwi mau kenalan "

" Oh iya, ayuk ulurkan tangan nak, itu Kak Alwi mau kenalan dengan Afra "

" Iya Abi. Nama aku Afra "

" Aku Alwi "

" Yeay... Masya Allah, anak ayah udah kenalan ya, seneng yah "

Jendela ruang keluarganya seketika terbuka karena angin yang bertiup sedikit kencang. Hal itu membuyarkan Alwi Manras Abraham dari lamunannya, lamunan yang saat ia sedang sendiri datang begitu saja tanpa permisi. Percakapan yang singkat, percakapan yang terekam jelas diingatan Alwi. Malam itu dibawah purnama yang menyinari pertemuan terakhir mereka saat kecil.

Setiap menit pertemuan itu masih diingatnya dengan jelas ketika ia memandang foto yang berada digenggamannya saat ini, foto yang menyertakan dengan jelas beberapa anggota keluarga disana, dengan ekspresi yang tak siap untuk diambil foto. Mengingat malam itu tanpa sadar Alwi selalu melengkungkan senyuman.

Beberapa menit berlalu, bersandar pada sofa dengan nyamannya pandangan Alwi tak lepas dari foto itu dengan senyumannya yang masih mengembang.

" Apa dia masih mengingatku yah ? " Ucap Alwi lirih pada dirinya sendiri. Terkadang pertanyaan itu yang muncul dibenak Alwi saat tengah memandang foto itu di kesendiriannya.

" Kak.. " Panggilan lirih dari samping Alwi, namun tak didengarnya karena masih berpaut pada pikirannya. " Kak Alwi... " Panggilan itu langsung terdengar keras hingga membuyarkan Alwi dari lamunannya.

Pandangan Alwi beralih pada seseorang yang tengah memanggilnya dua kali, seorang yang telah rapi dengan kemeja dan tas ranselnya yang tak lain adalah adiknya Naufal Fauzi Abraham.

" Hm. Ada apa Fal ? " Tanya Alwi.

" Kakak lagi ngelamun apa sih, gak dengar aku panggil ? " Ucap Naufal tak menjawab pertanyaan Alwi.

" Gak ngelamun apa-apa, kenapa Fal ? " Ucap Alwi mengelak sembari meletakkan kembali foto yang dipegangnya di atas lemari kecil samping sofa ruang keluarga yang tengah ia duduki.

" Ayah panggil Kakak ke kantor " Ucap Naufal memberitahu.

" Ok. Kakak sudah siap, berangkat.... " Ucap Alwi yang langsung berdiri sembari merapikan jasnya kemudian berjalan keluar ruangan dengan adiknya mengikuti dari belakang.

.

.

✏✏✏

Assalamu'alaikum. Alreaders.
Alhamdulillah. Prolog.

~^_^~

Di Dekap Purnama (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang