BAB 10

4.1K 441 60
                                        

Benar yang Anna katakan, bahwa saat ini pria itu mengikuti Anna sampai ke Mall. Kali ini Anna bisa tenang karena pengawalan yang diberikan Bayu bisa membuat dirinya leluasa dengan Kenziano seperti saat ini. Jika biasa ia akan terus memperhatikan gerak-gerik pria misterius itu setidaknya kini Anna cukup pasang badan jika sewaktu-waktu terjadi penyerangan.

Kalau Anna pikir-pikir lagi dia ini sebenarnya keren. Seperti dalam sebuah film yang di mana sedang diincar musuh. Bedanya, Anna tidak tahu kesalahan apa yang ia perbuat hingga ada orang yang mengincarnya.

Apa karena dirinya terlalu keren?

Bisa jadi!

Ah, sudahlah. Yang terpenting sekarang dia bisa menghabiskan waktu dengan Kenziano. Jarang-jarang Abang pacarnya punya waktu luang seperti ini. Anna bahkan rela berbohong dengan mengatakan tidak ada pekerjaan rumah dari sekolah agar dia bisa pulang malam.

Walaupun dia mendapatkan tatapan menyelidik serta tidak percaya Kenziano, tetapi itu semua sudah teratasi. Tenang saja, kalau dulu susah meyakinkan Kenziano berbeda dengan yang sekarang. Cowok itu sudah cinta padanya jadi sekali kedip pasti luluh.

Dan sekarang gadis itu sedang duduk sambil menunggu Kenziano yang sedang memesan es krim. Mau bagaimana pun penampilan Anna dia tetaplah sama seperti cewek-cewek pada umumnya; menyukai es krim, coklat, dan bunga. Apalagi bunga bank.

"Nih, untuk Tuan Putri." Ujar Kenziano memberikan es krim vanilla pada Anna.

"Terima kasih, Pangeran." Balas Anna.

Lebay? Biar saja. Anna tidak peduli. Ini urusan asmaranya.

"Fotoin aku dong biar kayak orang-orang, foto sambil megang es krim."

Kenziano mengeluarkan ponselnya, semenjak mereka berpacaran hampir setiap kali mengambil gambar pasti menggunakan ponsel cowok itu. Entah itu foto Anna ataupun foto mereka berdua. Dan hampir 90% di galerinya itu foto Anna semua. 10% nya lagi itu dibagi-bagi; foto bersama keluarga, foto dirinya sendiri, foto Anime.

Apa semua cowok yang memiliki kekasih bernasib sama seperti dirinya?

Berkali-kali berganti pose, namun tampaknya Anna belum puas.

Terbukti dari kata, "sekali lagi." Yang diucapkan gadis itu. Yang nyatanya berkali-kali.

"Memori aku penuh nih," keluh Kenziano.

Anna cengengesan, karena memang itu niatnya; membuat memori ponsel Kenziano penuh setiap mereka bertemu.

"Coba sini liat hasilnya," Kenziano menyodorkan ponselnya pada Anna.

Anna melihat-lihat kemudian berdecak kesal.

"Nggak ada yang bagus. Kok bisa ya cewek-cewek di luaran sana sekali foto hasilnya bagus?" Gerutu Anna.

"Nah! Yang ini aja cakepan." Kemudian gadis itu langsung mengirimkan fotonya ke ponsel miliknya.

"Nih, udah aku kirim sendiri jadi kamu nggak perlu ngirim lagi,"

Kenziano mengambil kembali ponselnya, kemudian senyum cowok itu tercetak saat melihat foto Anna. Foto yang di mana gadis itu sedang tersenyum memamerkan gigi-nya dengan mata yang tertutup dan satu tangan yang menopang kepalanya juga satu tangan lagi yang sedang memegang es krim.

Cantik. Hanya satu kata itu yang terpatri di kepala Kenziano.

Ok, kali ini ia akan mengganti wallpaper ponselnya dengan foto Anna barusan. Lalu, tanpa sepengetahuan Anna pun cowok itu mengunggahnya di akun Instagramnya. Kenziano rasa sudah saatnya memamerkan foto Anna di sosial media-nya.

In The Name Of Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang