Makan malam akhir-akhir terasa sangat panas untuk Anna. Apalagi bagian telinga dan hati, sudah tak tahu lagi bagaimana mengutarakan seberapa panas kedua bagian tubuhnya itu.
Seperti saat ini misalnya.
"Alena, kamu makan yang banyak dong sayang." Ujar Lastri lembut sambil mengelus kepala Alena.
"Alena lagi diet, Nek. Berat badan Alena naik 5kg." Sahut Alena.
"Oh begitu, pinter ya kamu. Kita sebagai wanita memang harus menjaga tubuhnya kita. Apalagi kamu masih muda, harus pinter-pinter jaga badan agar tetap ideal." Tatapan Lastri menuju ke Anna yang berada di sebrang meja makan, "jangan seperti dia!"
Anna tetap melanjutkan makannya. Toh, tubuhnya baik-baik saja. Anna bukan tipe cewek yang seperti itu--menahan untuk makan enak itu bukan Anna sama sekali.
Bahkan Anna tidak pernah peduli dengan berat badannya. Karena ia termasuk kategori cewek yang makan banyak tapi badan tidak gemuk-gemuk. Tanpa memedulikan Lastri, Anna menambah nasi dan lauk pauk. Dia merasa sangat lapar.
"Tuh, liat aja kelakuannya. Kalau makan suka nggak kira-kira." Nyinyir Lastri lagi.
"Bu, udahlah. Amel juga kan sengaja masak banyak. Ibu jangan takut kehabisan, kalau misalnya habis juga Amel buatkan lagi nanti," ujar Amel ikut menyahuti.
"Bukan itu yang Ibu maksud, Mel. Tapi anak mu yang satu itu kalau makan seperti gembel yang kelaparan. Cara makannya saja tidak ada anggun-anggunnya sama sekali,"
'gembel? Sorry Nek, nggak ada gembel secakep Anna,' Batin Anna.
Bayu yang melihatnya menghela napas. Lama-lama ia jadi pusing karena ibu mertuanya itu selalu saja mempersalahkan apapun yang Anna buat. Padahal sudah jelas-jelas sedari tadi anaknya itu duduk tenang sambil melahap makanannya.
Bayu bangkit dari duduknya, napsu makannya sudah hilang. Mana ada orang tua yang makan dengan lahap saat anaknya disalahkan terus apalagi kejadian itu di depan matanya.
"Aku udah selesai. Anna setelah makan kamu temui Papa di ruang kerja," setelah mengucapkan itu Bayu segera melenggang pergi.
Amel yang paham dengan suaminya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Bu, lain kali jangan bikin keributan saat kita sedang makan apalagi itu di depan Mas Bayu. Mas Bayu nggak pernah suka ada keributan di meja makan," ucap Amel menasehati.
"Loh, kok kamu malah menyalahkan Ibu sih?"
Daripada berdebat dengan Ibu-nya yang memang sangat keras kepala itu Amel memutuskan untuk menyudahi makannya dan berjalan ke dapur untuk membuatkan kopi untuk suaminya.
***
Anna memasuki ruangan kerja Bayu dengan secangkir kopi di tangannya. Gadis ini mengedarkan pandangannya ke sepenjuru tempat. Walaupun bukan yang pertama kalinya Anna memasuki ruang kerja Bayu tapi tetap saja gadis itu selalu terpana.
Terkadang dia heran, kenapa Papa-nya itu membuat ruang kerja sebesar ini? Padahal jika di rumah Bayu sangat jarang ke ruang kerja palingan jika dia hanya membutuhkan waktu berdua dengan Anna untuk membahas sesuatu. Atau untuk mengadili orang-orang rumah.
Tunggu.
Kali ini ruang kerja Bayu ada yang berbeda. Di sudut ruangan terdapat dua orang pria tinggi dan berbadan atletis. Anna mengerutkan keningnya, ia merasa sangat asing dengan kedua orang tersebut.
"Rose, kenapa kamu bengong di sana?"
Pertanyaan Bayu menyentak Anna. Cewek itu melangkah maju, lalu meletakkan secangkir kopi ke atas meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name Of Love 2
Dla nastolatkówBeberapa orang mengatakan bahwa "Mempertahankan jauh lebih sulit daripada mendapatkan." Lalu, apa jadinya jika Annabela Roselani dihadapkan kenyataan seperti itu? Sanggupkan Anna mempertahankan cintanya? Bukan hanya cinta Kenziano melainkan juga cin...