Kenziano berjalan menuju kantin kampus jam kuliahnya sudah selesai itu berarti nanti ia bisa menjemput Anna di sekolah sekalian membawa gadis itu ke bioskop. Katanya sang kekasih ingin menonton film terbaru yang baru-baru ini viral sekaligus juga ingin mencari buku.
Cowok itu membawa makanan yang ia pesan ke meja kosong yang kebetulan posisinya cukup enak untuk sendiri. Menikmati suapan demi suapan hingga sang suara memanggilnya dengan lantang. "Ken!"
Kenziano menoleh mendapatkan seorang gadis berpenampilan sangat modis, cantik, semampai. Kenziano bahkan ingat gadis ini menjadi perbincangan hangat satu fakultasnya.
"Hai, boleh gabung?" Gadis itu tersenyum manis.
"Silahkan. Ini tempat umum nggak ada yang ngelarang lo mau duduk di mana aja,"
Bianca. Kenziano baru ingat nama gadis ini. Gadis itu duduk tepat di hadapan Kenziano, kemudian tangannya mengulurkan sesuatu pada cowok itu.
"Itu undangan ulang tahun ku, aku sangat berharap kamu bisa datang ke sana."
Kenziano menerima undangan ulang tahun itu, lalu membacanya.
"Acaranya malam minggu?" Tanya Kenziano memastikan.
"Iya, kamu mau kan datang?"
Kenziano diam sebentar. Memikirkan apakah dia akan menghadiri pesta ulang tahun Bianca atau tidak. Seingat Kenziano dia tidak ada janji apa-apa dengan Anna, tapi tetap saja dia akan menanyakan hal ini terlebih dahulu pada Anna siapa tahu kekeasihnya itu sudah punya acara untuk mereka berkencan.
"Boleh gue pikir-pikir dulu?"
Entah menurut penglihatan Kenzi saja atau memang benar wajah Bianca terlihat tidak puas mendengar jawaban Kenzi. "Oke, kamu bisa pikir-pikir dulu walaupun aku berharap kamu mau datang ke sana."
Kenziano hanya tersenyum dan menghabiskan minumannya dengan Bianca yang sibuk bercerita. Sesekali Kenziano menanggapinya.
***
"ANNABELLA ROSELANI!!!" Teriakan itu menggelegar membuat Anna menutup telinganya, "Lo udah gila, hah?!"
"Aduh apasih lo dating-dateng ngamuk?" Anna bertanya pada Rosa yang tadi berteriak.
"Tau lo kenapa sih?" Lisha menanggapinya juga.
"Nih, temen lo yang ini..." Tunjuknya pada Anna. "dengan seenaknya dia nonjok orang sembarangan. Dan lebih parahnya lagi dia nonjok anak baru!"
"APA?!" Bukan hanya Lisha yang berteriak tetapi Anna pun ikut berteriak.
"Lo beneran kaget apa pura-pura kaget?" Tanya Rosa pada Anna.
"Jadi yang penampilannya kayak preman itu anak baru?" Anna bertanya yang dijawab anggukan kepala oleh Rosa.
"Anak baru yang katanya ganteng dan bandel itu?" Kini Lisha yang bertanya dan diangguki Rosa.
"Ganteng lo bilang? Tampilan kayak preman gitu lo bilang ganteng?"
"Tapi dia emang ganteng sebelum mukanya lo bikin ancur." Jawab Rosa sengit, "dan lo sekarang jadi perbincangan hangat anak satu sekolah, Na."
Kenapa masalah ini gampang sekali menyebar. Tetapi tidak masalah bagi Anna, karena dia sangat menyukai menjadi topik pembicaran. Dia ingat perkataan Ustadz saat dia dulu mengaji; semakin banyak orang yang membicarakan mu maka semakin banyak pahala mu bertambah dan dosa mu berkurang. Jadi Anna tidak masalah jika digosipkan.
"Jadi enak gue jadi viral," perkataan Anna itu membuat Rosa ingin sekali memukul kepala Anna kalua bisa sampai gadis itu lupa ingatan.
"Na plisss, lo nggak merasa bersalah gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name Of Love 2
Fiksi RemajaBeberapa orang mengatakan bahwa "Mempertahankan jauh lebih sulit daripada mendapatkan." Lalu, apa jadinya jika Annabela Roselani dihadapkan kenyataan seperti itu? Sanggupkan Anna mempertahankan cintanya? Bukan hanya cinta Kenziano melainkan juga cin...