Bab 18

948 94 18
                                    

Anna tersenyum melihat percakapannya dengan Kenziano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anna tersenyum melihat percakapannya dengan Kenziano. Dia semakin tidak sabar untuk bertemu cowok itu, tapi setelah bel pulang pun ia masih ada urusan.

Sebenarnya dia tidak lagi mengikuti ektrakulikuler dikarenakan dia sudah kelas 12 dan seperti di sekolah kebanyakan semua siswa kelas 12 tidak boleh ada lagi yang mengikuti kegiatan ektrakulikuler mereka diwajibkan fokus untuk persiapan ujian.

Dan dia datang ke futsal cewek nanti hanya untuk penyerahan jabatan serta memberi sedikit sambutan. Sudah seperti orang penting saja.

Dia sangat senang ketika mengetahui Kenziano akan menjemputnya. Siapa sih yang tidak senang di jemput pacar? Apalagi selama ini diantar jemput oleh supir dan diawalis oleh Bram dan Pram yang memang ditugaskan untuk menjaga Anna.

Mengingat bodyguard nya itu Anna segera menghubungi mereka agar mengawasi Anna dari jauh kalau bisa jangan mendekat jika Anna tidak dalam posisi yang sangat genting. Dia tidak mau Kenzi mengetahui keberadaan kedua bodyguard nya.

"Idih, senyum-senyum sendiri kayak orang stress!" Perkataan itu muncul dari sebelah Anna.

"Kenapa sirik? Makanya punya ayang dong,"

"Alah, nanti juga putus." Ledek Rossa.

Anna melotot mendengar perkataan temannya itu, refleks ia memukul lengan Rossa, "Heh! Mulutnya!"

Rossa hanya tertawa kekikikan. Ia tidak bermaksud serius. Dia dan Lisha merupakan saksi mata yang akurat melihat perjuangan Anna mendapatkan Kenziano. Tentu saja dia ingin Anna dan Kenzi tetap bersama selamanya.

***

Sudah lebih dari sejam Anna menunggu Kenziano di halte depan sekolah. Anna menghembuskan napas untuk kesekian kalinya. Tidak ada orang yang suka menunggu termasuk dirinya. Dan kenapa ya waktu terasa berjalan lebih lambat jika sedang menunggu?

Tadi sih Kenziano mengatakan bahwa dia akan telat sebentar karena ingin mengantar Audy ke tempat les nya, tapi nyatanya sampai sekarang belum datang-datang juga. Memang ya omongan laki-laki tidak bisa di percaya.

Sedang memperhatikan kendaraan yang hilir-mudik tiba-tiba saja sebuah motor berhenti di depannya. Anna mengernyit, sampai si pengendara membuka helm-nya--Elvan.

"Ngapain lo duduk sendirian sambil bengong udh kayak anak ilang," Itu adalah kalimat pertama yang Elvan ucapkan.

"Dateng-dateng udah ngejek gue aja. Gue lagi nunggu jemputan," Balas Anna.

Elvan melirik sekilas pada jam yang berada di pergelangan tangannya, "udah satu jam lebih sejak bel pulang sekolah. Yang jemput lo OTW nya dari Mesir?"

"Sembarangan! Lagi ada urusan sebentar baru jemput gue,"

"Udah sore lo nggak capek apa? Ayok, bareng gue mumpung gue lagi baik nih."

Anna memicingkan matanya, "Alahh, ada mau nya kan lo?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In The Name Of Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang