BAB 1

6.9K 839 41
                                        

Upacara hari Senin baru saja selesai dengan kepala sekolah yang mengucapkan selamat datang pada siswa/siswi baru dan mengucapkan selamat untuk yang lainnya karena sudah naik kelas. Pidato panjang membuat betis dan lutut Anna pegal, bukan Anna saja yang merasakannya tetapi hampir semua murid juga merasakan kepeglan itu.

Dan seperti biasa Anna akan mengajak kedua sahabatnya ke kantin melepas dahaga.

"Gilaaa, akhirnya minum juga gue. Gue aja yang dengerin kepsek ngoceh jadi haus kayak gini, apa tuh kepsek nggak haus, ya?" kata Anna.

"Eh, denger-denger ada murid pindahan baru." Ujar Rosa mulai bergosip.

"Udah biasa kali kalo kenaikan kelas ada murid baru," Anna menimpali.

"Tapi murid baru yang ini beda,"

"Bedanya?"

"Dia pindah pindah bukan karena emang mau pindah sekolah, tapi karena dia dikeluarin dari sekolah." Jelas Rosa.

"Oh, gue tau cerita yang ini. Malah ya, katanya dia sempet nyuri helm guru di sekolah lamanya, belum lagi pas ada guru yang ultah dia kerjain dengan motor tuh guru dilumurin tanah basah. Parah banget kan? Nah, kalo kasus dia dikeluarin tuh gara-gara dia berantem terus si korban sampe koma dan keluarga korban minta dia dikeluarin." Lisha mulai menyahuti.

"Masa sampai segitu parahnya?" Anna bertanya dengan raut wajah tidak yakin.

"Sumpah Na, kebetulan anaknya temen Mama gue satu sekolah sama dia, dan katanya kita harus hati-hati aja. Dia nggak pandang bulu," Lisha bergidik membayangkan jika dia nantinya yang akan menjadi korban.

"Tenang aja, Neng. Selagi ada Aa, Eneng akan Aa pastikan aman." Ujar Anna dengan raut wajah menjijikan yang pernah kedua temannya lihat. Melihat raut wajah kedua temannya itu membuat Anna tertawa.

***

Kabar kedatangan murid baru itu menjadi topik pembicaraan hangat di SMA Nusa. Entah membicarakan ketampanannya atau tentang kenakalan di sekolahnya yang lama. Oh, dan yang paling membuat Anna penasaran ialah kabar bahwa si murid baru ini jago futsal. Okelah, itu memang sudah biasa jika seorang lelaki jago futsal.

Saat ini Anna sedang berada di koridor sekolah selepas dari toilet. Dan perkataan murid-murid perempuan itu yang membuat Anna bertanya-tanya; setampan dan senakal apa murid baru itu?

"Awww!!!" Anna memekik saat tiba-tiba dia merasa ada bola yang melayng mengenai kepalanya.

Kurang ajar! Siapa yang berani-beraninya melempar bola ke arahnya?

Anna menolehkan kepalanya kea rah lapangan dan mendapati seorang laki-laki dengan wajah tanpa dosa menatap kea rah Anna. Gadis iru balas menatapnya kesal, sesekali mengamati penampilan lelaki itu.

Seketika kening Anna mengkerut, "Preman dari mana nih? Kok bisa di sekolah gue ada preman?" tanyanya dalam hati.

"Woyyy! Siniin dong bolanya." Teriakan cowok itu menyadarkan Anna dari lamunanya.

Benar-benar ini cowok. Bukannya minta maaf malah meminta bola dikembalikan. Dengan geram Anna mengambil bola itu, lalu berjalan melangkah mendekati cowok tersebut dan saat langkahnya sedikit lagi mendekati cowok itu Anna melempar bola yang berada di genggamannya kea rah cowok tersebut dngan kemcang. Pekikan tekejut serta sakit dari cowok itu membuat Anna menampilkan senyum kemenangan. Angagap saja ini balas dendam.

"Brengsek!" Cowok itu mengumpat memegangi kepalanya serta menatap Anna berang. Sedangkan Anna yang ditatap seperti itu balas menantang.

"Maksud lo apa ngelempar gue pake bola?!" Cowok itu bertanya dengan geraman kesel.

In The Name Of Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang