Anna membuka matanya perlahan. Pusing dan ingin muntah adalah hal pertama yang ia rasakan setelah membuka mata. Hal biasa yang ia rasakan ketika telat makan.
Anna memejamkan matanya guna menghilangkan rasa pusing yang mendera. Ia tahu kalau saat ini dirinya sedang berada di UKS mengingat dia tiba-tiba saja jatuh tak sadarkan diri.
"Ck, lo pingsan lagi atau sengaja biar nggak masuk kelas?"
Mendengan suara yang tiba-tiba itu membuat Anna segera membuka matanya. Dan di sanalah dia. Sejak kapan si Preman ada di sana?
Pasti dia sengaja ke UKS supaya bisa bolos pelajaran. Ck, emang dasar ya preman!
"Ngapain lo di sini? Mau bolos kan lo?" Walaupun sedang sakit Anna tetap mempertahankan nada ketusnya.
Lagi-lagi cowok itu berdecak,
"Udah ditolongin bukannya bilang terima kasih malah nuduh orang sembarangan,""Maksud lo?"
Belum sempat Elvan menjawab tiba-tiba terdengar suara gaduh dari depan pintu UKS.
"Ihhh, gue duluan yang masuk!"
"Nggak! Gue duluan."
"Minggir, gue duluan kan gue yang ngajak lo."
"Tapi kan gue duluan yang sampe depan pintu,"
Anna menepuk jidatnya melihat kelakuan kedua temannya itu. Ya ampun, kenapa sih nggak di mana-mana mereka selalu berebut siapa yang akan masuk duluan. Padahal kan sama saja pada akhirnya juga sama-sama masuk hanya beda satu detik.
"Kalian ngapain?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Elvan itu sontak membuat Rosa dan Lisha menghentikan perdebatan mereka.
Menatap seksama orang yang baru saya bertanya.
"Ya ampun, kok gue bisa nggak liat ada dia di sini sih?" Bisik Rosa.
"Sama, duh, jadi malu gue." Lisha membalas dengan berbisik juga.
Setelahnya mereka berdua masuk ke dalam UKS tanpa ada perdebatan. Bahkan Rosa sampai merapihkan rambut serta seragamnya, begitupun Lisha gadis itu membenarkan letak kacamatanya agar bisa melihat dengan jelas pahatan sempurna milik Elvan.
"Hai, Van." Sapa keduanya membuat kening Elvan berkerut.
"Lo berdua kok tau nama gue?"
"Mana ada sih di sekolah ini yang nggak tau nama lo, iya kan Lish?" Rosa menyenggol lengan Lisha.
"Eh, iya hehe..." Lisha membalas dengan terkekeh garing.
"Lo berdua temennya cewek bar-bar ini?" Tanya Elvan sambil menunjuk Anna yang dibalas pelototan gadis itu.
Enak saja memanggil dirinya bar-bar! Anna tidak terima.
"Oh iya, bener. Gue Rosa dan ini Lisha," Diam-diam mereka berharap Elvan akan mengingat nama mereka, "BTW, makasih ya udah nolongin Anna ke UKS. Pasti berat kan? Soalnya dia kalo makan kayak kuli,"
Elvan tertawa mendengarnya yang membuat Rosa dan Lisha menganga tidak percaya. Bukan, bukan tidak percaya. Melainkan terpana.
Ya Tuhan, tidak tertawa saja Elvan terlihat tampan dan sekarang mereka dikasih kesempatan melihat Elvan tertawa. Beruntung sekali si Anna itu dapat kesempatan di gendong Elvan.
"Awas iler lo pada netes," teguran Anna itu membuat keduanya refleks mengelap sudut bibir masing-masing.
Lagi-lagi Elvan tertawa melihat kekompakan keduanya.
"Temen-temen lo lucu, nggak kayak lo nyebelin," Ujar Elvan sambil menatap Anna sebal.
Anna kembali melototkan matanya.
"Apa lo bilang?!" Anna berteriak tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name Of Love 2
Подростковая литератураBeberapa orang mengatakan bahwa "Mempertahankan jauh lebih sulit daripada mendapatkan." Lalu, apa jadinya jika Annabela Roselani dihadapkan kenyataan seperti itu? Sanggupkan Anna mempertahankan cintanya? Bukan hanya cinta Kenziano melainkan juga cin...