DENDAM YANG KELAM

959 101 8
                                    

Hyoyeon dan Choi Sooyoung terus melangkah menyusuri koridor gedung yang di jadikan sebagai rumah bagi para tahanan.

Kedua pria itu melangkah tegas menuju ke suatu tempat yang telah Choi Sooyoung tentukan.Sebuah ruangan yang di jadikan kamar khusus untuk mengisolasi para tahanan kelas kakap,dimana Sukhwan telah berada lebih dulu di dalamnya.

"Apa kau ingin aku temani di dalam sana?",

Tanya Choi Sooyoung pelan,bahkan nyaris berbisik.

"Anniyeo.Tetaplah berjaga di luar.Apa kau sudah mengatur kamera pengawas berikut anak buahmu itu?",

"Semuanya aman.Aku sudah mengaturnya.Aku minta maaf atas kesalahan dan kelengahan yang telah aku lakukan kepada kalian.Sungguh,musuh kita sangat pintar dalam berkamuflase hingga membuatku sampai tak menyadarinya...",

"...Arra.Aku juga tak bisa menyalahkanmu sepenuhnya.Aku pun juga melakukan kesalahan yang sama denganmu...",

"Apa Yoongie selamat?",

"...Dia masih kritis.Yoongie masih dalam pengawasan intensif di rumah sakit...",

"...Mianhae...",

"...Hahhh... Hum.Sekarang,yang harus kau lakukan hanyalah membantuku untuk...'melakukannya'...",

"Ya.Aku tau... Kau tenanglah.Aku tak akan mengkhianati... ".

Kata Choi Sooyoung lirih dan sedikit menundukkan sedikit kepalanya.

Hyoyeon hanya menatap lurus ke depan.Tak ada hal lain yang di inginkan olehnya,selain hanya menemui pria itu.Bukan tanpa persiapan Hyoyeon datang ke tempat tersebut.Sebelumnya,ia sudah menghubungi Amber untuk selalu siaga memantau dirinya dari jauh dan menyuruhnya untuk menyabotase seluruh kamera pengawas di gedung itu,terutama area yang akan di lalui dan di gunakan oleh Hyoyeon nantinya.

Sebisa mungkin,Hyoyeon tak ingin melakukan kesalahan dengan meninggalkan jejak atau pun bukti apapun mengenai keterlibatannya dalam melakukan aksinya tersebut.Hyoyeon hanya ingin memastikan,bahwa dirinya sendirilah yang akan 'melakukannya'.Demi bisa melenyapkan pria keparat itu secara langsung,apapun akan ia lakukan,tentunya dengan tanpa meninggalkan jejaknya.Bersih dan rapih adalah cara kerja Hyoyeon.

"Ini tempatnya",

Kata Choi Sooyoung setelah keduanya sampai tepat di depan pintu ruangan yang semula mereka tuju.

"Kau masuklah.Aku akan berjaga di luar".

Kata Choi Sooyoung lagi.Hyoyeon hanya menghembuskan nafasnya sebelum menganggukkan kepalanya pelan dan berjalan mendekat di depan pintu ruangan itu.

Choi Sooyoung pun membukakan pintu ruangan sempit tersebut untuk Hyoyeon.

Kriiiettt
Dummm

Pintu besi itu pun di tutup rapat oleh Choi Sooyoung dan memberi ruang juga waktu bagi Hyoyeon untuk melaksanakan niatnya.

"Bagaimana kabarmu...,paman?",

Sapa Hyoyeon pelan dan masih menjaga jarak dengan Sukhwan.Ia berdiri menghadap Sukhwan dengan kedua tangannya yang tersimpan di dalam kedua saku celana panjangnya.

"...Eoh... Kau... Wae? Tak biasanya kau datang untuk menjengukku?",

Kata Sukhwan pelan dengan posisi tubuhnya yang tengah terikat pada sebuah kursi kayu.

"Apakah ada larangan bagi seorang keponakan untuk datang mengunjungi pamannya?",

"Hahaha... Nde.Tentu saja tidak untukmu...",

"Baiklah.Sepertinya aku akan bicara secara langsung saja.Paman tentu tau jika aku bukan orang yang suka membuang-buang waktu...",

"Hum...",

SORRY,BUT I LOVE YOU MY KWON 《🔚》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang