hyunjin mengusap tengkuknya lelah ketika dirinya lihat monitor lift unjukkan angka sebelas dan yang lainnya delapan. dirinya senderkan tubuh ke dinding marmer di sebelah pintu lift, jemarinya menari-nari di atas ponselnya.
ah, seungmin seharusnya sudah pulang. seingat hyunjin, seungmin tidak bilang dirinya akan pulang larut hari ini. sehingga, seharusnya lelaki itu yang jadi orang pertama yang tiba di rumah.
ketika pintu lift terbuka, dirinya segera langkahkan kaki untuk masuk ke ruangan besi tersebut. dirinya menekan tombol dengan label delapan belas, lantai di mana unitnya dan seungmin berada.
beberapa menit kemudian, pintu lift kembali terbuka. hyunjin langkahkan kakinya, dan segera tuju unit yang paling pojok. sesaat setelah dirinya temukan pintu kayu dengan tulisan 1836 di bagian atasnya, dirinya segera masukkan sandi.
pintu dibukanya, dan keadaan gelap di dalam buat ia sedikit mengernyit. dirinya melangkah masuk, dan pandangan yang didapatnya di ruang tamu buat ia semakin mengernyit.
seungmin tertidur di sofa dengan bertumpu pada kepalanya yang ia sandarkan di lengan sofa. bajunya masih sama seperti yang digunakannya tadi siang, serta tas ransel miliknya masih ada di sebelahnya.
hyunjin gegas hampiri setelah ia menyalakan lampu-lampu. hyunjin pikir, kekasihnya hanya tertidur seperti hari sebelum-sebelumnya. namun, hyunjin yakin asumsinya salah ketika punggung tangan miliknya yang tak sengaja sentuh pipi milik si kim terasa amat panas.
hyunjin cemas. kekasihnya sakit.
"sugar—bangun dulu, yuk? kamu demam," si hwang berkata, dan seungmin hanya jawab dengan lenguhan.
seungmin masih sadar. namun pandangannya yang serasa berputar-putar buat ia tak sanggup untuk buka mata. kepalanya yang terasa amat sakit serta badannya yang serasa seperti tak bertulang buat ia makin tak berdaya.
"hyun—jin, kepalaku—sakit banget," yang lebih muda mengeluh amat lemah. hyunjin yang dengar gelombang suara tersebut semakin panik. dirinya tahu seungmin harus segera berbaring, namun hyunjin tak mungkin suruh lelaki itu untuk berdiri lalu berjalan.
akhirnya, hyunjin putuskan untuk gendong si surai latte ala bridal. seungmin yang rasakan seluruh tubuhnya berguncang kembali melenguh lemah.
setelah baringkan tubuh sang kekasih, bantu dirinya berganti baju, dan selimuti tubuh tersebut, dirinya berucap pelan, "aku bikinin bubur dulu, ya. biar bisa minum obat abis itu tidur."
tidak ada jawaban namun hyunjin yakin seungminnya mendengar. ia bergegas cari bubur instan di salah satu kabinet di dapur mereka, lalu segera seduh produk instan tersebut.
setelah ia rasa cukup, dirinya kembali melangkah ke kamar. dapat dilihatnya si kim telah berkeringat. pula keningnya terasa makin panas ketika punggung tangan hyunjin mendarat pada permukaan tersebut.
"aku suapin, ya? kamu duduk sedikit, bisa, gak?" si hwang susun bantal sehingga tubuh seungmin bisa bertumpu pada hal tersebut. yang lebih muda berdeham pelan, lalu susah-susah buat dirinya sedikit terduduk.
seungmin yang masih tahan rasa sakit di kepalanya, terima suapan demi suapan yang hyunjin beri. sesekali yang lebih tua hapus keringat dingin yang hiasi kening seungmin menggunakan tisu yang dibawanya.
"k—kamu malem ini tidur di kamarku aja," si kim ucap lemah, "kalo tidur bareng aku—nanti ketularan," seungmin hembuskan napasnya yang sedikit sesak.
hyunjin menggeleng, "aku gak akan tidur. mau temenin kamu," lelaki itu ucap sambil berikan suapan terakhir, "tunggu bentar, jangan tidur dulu. aku ambil obat sama kompresan bentar."
yang marga hwang keluar dari kamar mereka. beberapa menit kemudian, dirinya kembali dengan memegang gelas juga obat di tangan kirinya, serta baskom kecil berisi air hangat di tangan kanannya.
ia menaruh hal-hal tersebut di nakas sebelah kasur, "ini minum dulu. baru abis itu tidur," si hwang sodorkan gelas serta satu buah kapsul yang cukup kecil.
seungmin meminum hal tersebut pelan-pelan, lalu dirinya kembali baringkan tubuh. dirinya terlampau pasrah ketika rasakan hembusan napasnya terasa panas. keningnya pula terasa hangat akibat kompresan handuk hangat yang diberikan hyunjin.
napas seungmin yang menjadi teratur beberapa menit kemudian sadarkan hyunjin kekasihnya telah tertidur. sehingga hyunjin pelan-pelan turut berbaring di sebelah lelaki tersebut.
hyunjin rengkuh lelaki itu di pinggang rampingnya, lalu kecup bilah bibir lelaki tersebut beberapa detik. hyunjin dapat rasakan permukaan tersebut lebih hangat dari biasanya.
hyunjin tahu yang dilakukannya dapat buat ia tertular, namun hyunjin tak peduli.
kecupan ia lepas, dan pipi merah muda nan hangat milik lelaki yang tertidur jadi objek selanjutnya. ia hampir meringis ketika bibirnya rasakan bagian tersebut bahkan lebih hangat dari bagian-bagian lain yang sempat disentuhnya.
si hwang berbisik tepat di telinga seungmin, "please be well soon, sugar. my heart aches seeing you like this,"
dan yang sedikit hyunjin tahu, seungmin sebetulnya dengar.
700+ trashy words, sorry.
aku sudah mulai kehabisan ide. rekomen coba kalian mau seungjin ngapain di sini :(
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐜𝐨𝐥𝐨𝐜𝐚𝐭𝐚𝐢𝐫𝐞 [ seungjin ]
Fanfiction𝗰𝗼𝗹𝗼𝗰𝗮𝘁𝗮𝗶𝗿𝗲, in english means 𝘳𝘰𝘰𝘮𝘮𝘢𝘵𝘦. hwang hyunjin, kim seungmin, and their daily life as a roommate and boyfriends. ©️ 2020, milkysatrn. written in bahasa.