16 • his thoughts

736 110 15
                                    

chapter ini gak akan panjang dan aku minta maaf karena itu ...

seungmin mengerjapkan matanya pelan-pelan. pandangannya langsung tertuju pada jam yang menggantung di dinding di hadapannya, dan waktu yang tunjukkan setengah sembilan malam buat dirinya terkejut.

nyatanya, dirinya tidur selama itu.

dirinya ingat, tadi siang ia dan hyunjin menyempatkan diri untuk belanja bulanan. seungmin tertidur setelahnya—namun tidak mengira selama ini.

selepas membasuh mukanya, lelaki itu melangkah keluar dari kamar miliknya dan sang kekasih. kedua netranya masih terus mengerjap ketika ia dapati sang kekasih tengah berkutat di depan kompor di pantry mereka.

"hyunjin, ngapain?" lelaki itu mendekat, dan hwang hyunjin menoleh. yang tengah memasak senyumnya mengembang—unjuk bangga pan yang ada di pegangannya.

"salmonnya aku masak sekarang gak apa-apa, kan, sugar? kalo disimpen lagi takutnya keburu gak enak," mendengar itu, lelaki yang lain mengangguk-angguk.

"tadinya aku mau bangunin kalo udah mateng semua. gak taunya kamu bangun duluan," si hwang bergumam ketika seungmin telah sibuk mengambil piring untuk mereka berdua.

si kim tengah fokus mengatur sayuran yang telah masak ketika pikirannya tiba-tiba dipenuhi dengan sesuatu. badannya seketika membeku, pandangnya seakan terkunci pada lelaki lain yang saat itu hanya dibalut dengan kaos putih polos.

lelaki itu kemudian mengerjap, berusaha kembalikan penuh kesadarannya. pikiran itu lagi-lagi serang dirinya sama seperti yang dirasakannya beberapa hari kebelakang.

beberapa menit berlalu dan kini keduanya telah duduk berhadapan dengan hidangan yang dibuat oleh hwang hyunjin.

yang lebih tua menggaruk tengkuknya, "aku gak tau ini enak atau enggak, tapi kalo gak enak gak usah dimakan, ya," perkataan itu buat seungmin terkekeh. garpu diambilnya, dan suapan pertama dihabiskannya.

"enak. resep dari mana?" yang lebih muda bertanya, dan hyunjin tersenyum lega kemudian, "resep dari bunda. katanya bunda belum sempet bikinin kamu ini, jadinya aku deh yang gantiin."

si kim terkekeh, mulutnya masih sibuk mengunyah sebelum lelaki yang lain lagi-lagi buka suara, "oh, iya. kapan kita ke rumah mamamu? aku pengen kenal sama beliau."

badannya lagi-lagi membeku. lagi-lagi hal itu merasuki otaknya. kemungkinan-kemungkinan buruk itu buatnya terdiam.

"sugar, what's wrong?" hyunjin bertanya lagi sebelum yang lebih muda dapatkan kembali kesadarannya. lelaki itu menggeleng kecil, netranya tatap lekat-lekat sang kekasih yang masih pasang raut khawatir.

dirinya menggeleng, namun matanya memanas. hal-hal dan kemungkinan yang ada di kepalanya timbulkan rasa sakit di hatinya. lelaki itu menunduk ketika rasakan kristal bening yang mulai melesak keluar dari kedua netra miliknya.

"sugar—hey! kenapa?!" lelaki yang lain otomatis panik. dirinya bangkit dari duduknya lalu segera hampiri yang lebih muda. dengan posisi berlutut, lelaki yang lain direngkuhnya. yang tengah direngkuh menggeleng kuat-kuat.

"shh, no no don't cry, okay? aku gak kemana-mana," si hwang berbisik. hatinya tak tenang kendati dirinya tahu kekasihnya tak selemah itu untuk keluarkan air matanya untuk hal yang remeh. jadi, mungkin, penyebabnya cukup serius.

"hyunjin ... gimana—kalo—" seungmin bergumam dalam isakannya. lelaki yang lain semakin sibuk untuk tenangkan, rengkuhan semakin dieratkan.

"jangan mikirin apa-apa dulu, ya? okay, sugar? nanti kamu ceritanya kalo udah tenang," si hwang kembali berbisik dan seungmin mengangguk. tangisannya berangsur-angsur berhenti seiringan dengan hyunjin yang terus berbisik guna tenangkan lelaki itu.

"minum dulu," si hwang sodorkan satu gelas air putih yang baru saja diambilnya. seungmin tandaskan, dan lelaki yang lain terkekeh karenanya, "capek, ya, abis nangis?"

si kim mendecak lalu merengut. satu pukulan main-main dilayangkannya di pinggang lelaki yang lebih tua.

"mau lanjut makan. sayang masakanmu," si surai cokelat berkata halus, dan hyunjin mengangguk. lelaki itu kembali duduk di tempatnya, dan keduanya melanjutkan kegiatan mereka yang tadi sempat tertunda.

lelaki yang lebih tua menepuk-nepuk tempat kosong di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lelaki yang lebih tua menepuk-nepuk tempat kosong di sofa. seungmin terkekeh, lalu duduki tempat tersebut. lelaki yang lain otomatis bawa si kim dalam pelukannya, lalu hirup dalam-dalam aroma yang menguar dari tengkuk kekasihnya.

si kim usil mainkan surai hitam kekasihnya. helaian-helaian tersebut kuarkan aroma kuat dari sampo yang mereka gunakan berdua, dan itu adalah aroma favorit seungmin.

"hwang hyunjin," yang lebih muda bersuara, dan lelaki yang lain hanya berdeham.

"hm—banyak yang lagi aku pikirin," si kim aku, dan hal itu tarik banyak-banyak atensi lelaki yang lain. sehingga dirinya mendongak guna pandang wajah si surai cokelat, "mikirin apa, sayang?"

yang bermarga kim hembuskan napasnya lumayan berat, "ya—banyak. terutama soal kita."

hyunjin semakin tertarik. rengkuhan dilepasnya—kemudian posisi ia ubah menjadi duduk bersila hadap sang kekasih, "kita—kenapa?"

kim seungmin kembali menggeleng. kedua tangannya bergerak untuk remat salah satu milik lelaki yang lain. tubuhnya mendekat—tumpu keningnya di bahu kiri milik hwang hyunjin.

tangan milik hyunjin yang bebas bergerak untuk beri usakan di rambut sang kekasih sebelum kim seungmin kembali bergumam, "mama. aku takut mama masih gak nerima diriku. apalagi sekarang ada kamu—"

"shh. no overthinking. inget? kita kan gak tau kalo belum terjadi," hyunjin menjawab, dan lelaki yang lebih muda mengangguk pelan.

"tapi—i'm thinking of meeting her soon," si kim beralih dari posisinya untuk tatap kekasihnya sebelum kedua tangan milik lelaki yang lebih tua bergerak untuk tangkup wajah milik kim seungmin, "menurutmu gimana?"

kedua netra itu masih pancarkan keraguan—sehingga hyunjin yang ambil peran soal keyakinan. lelaki itu tersenyum kecil, "whenever you're ready, i might as well ready."

lantas senyuman di bibir seungmin pula mengembang banyak-banyak sebelum hyunjin landaskan kecupnya di sana.

lantas senyuman di bibir seungmin pula mengembang banyak-banyak sebelum hyunjin landaskan kecupnya di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

umm hello.

aku mau nanyaa, kalian bosen gak sih seungjin di sini ngedatenya rumahan mulu? wkwk. abis kesannya kalo ngedate di rumah tuh lebih soft gitu. menurutku.

tapi gimana menurut kalian?

𝐜𝐨𝐥𝐨𝐜𝐚𝐭𝐚𝐢𝐫𝐞 [ seungjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang