20 • a month

639 108 25
                                    

satu bulan berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

satu bulan berlalu.

dan semuanya berubah.

kedua kamar di unit milik hyunjin kembali berpenghuni. namun yang menempati bertukar, kini hyunjin yang tempati kamar tamu. seungmin saat itu menolak keras-keras, mengatakan bahwa dirinya yang akan kembali tempati kamar itu, namun permintaannya ditolak mentah-mentah.

hyunjin tahu mantan kekasihnya sudah teramat nyaman untuk tinggal di kamar utama. sehingga ketika itu ia memaksa untuk biarkan dirinya yang pindah—tinggalkan kamar utama di unit miliknya sendiri.

keadaan di antara mereka kembali seperti saat sebelum mereka menjadi sepasang kekasih. ah—tidak—saat itu mungkin lebih baik. percakapan di antara keduanya terlampau jarang, pertemuan keduanya hanya sebatas sarapan pagi bersama yang tak sering, tanpa adanya percakapan.

rasanya ... dingin. juga menyesakkan. seungmin tahu hati serta perasaannya masih sama dan tidak sepercik pun berubah, dan hal itu yang menyakitinya dari dalam. seungmin sama sekali tak tahu kapan ia bisa relakan sepenuhnya. dirinya rasa semua ini terlampau mendadak—kebahagiaannya yang direnggut paksa rasanya terlampau mendadak.

di sana, hyunjin tak jauh beda. dibalik tawa palsunya ketika lelaki itu berkumpul dan habiskan banyak waktu dengan teman-temannya, benaknya masih dipenuhi dengan nama kim seungmin. hal-hal kecil di kehidupan sehari-harinya; macam makanan cepat saji, akan langsung ingatkan dirinya kepada lelaki surai cokelat yang dulu nyaris selalu dalam rengkuhnya.

"ah!" lelaki itu tersentak dari lamunannya ketika dapat dirinya rasakan rasa panas menjalar ke sedikit bagian dari tangannya. lelaki itu mendecak pelan, berjalan gusar ke arah bak cuci piring dan segera menyalakan keran.

matanya terpejam ketika rasa panas itu lambat laun berubah menjadi rasa sakit. dirinya mendecak sekali lagi, dalam hati merutuk karena bisa-bisanya air panas dari dispenser mengalir bukan pada gelas di pegangannya.

ketika dirasanya rasa sakit itu mulai reda, seungmin lantas membuka mata lalu mematikan keran. dirinya terperanjat ketika netranya dapati teman satu unitnya tengah berdiri di sebelahnya.

seungmin cukup yakin lelaki itu baru selesai bersihkan diri—terbukti dari rambut lelaki itu yang masih basah. pula netra seungmin dapati ada beberapa bulir yang jatuh dan mengenai kaos putih polos yang digunakannya. satu tangannya menumpu di meja—wajahnya tampak begitu datar.

hati seungmin mencelos karena pandangan itu ... terlampau asing. hyunjin tak pernah terlihat sedingin itu kepadanya, dan seungmin rasa asing. namun lagi-lagi pikirannya berkecamuk karena suara lain di kepalanya mengatakan bahwa dirinya pantas dapatkan itu. teramat pantas.

"kena air panas?" yang lebih tua bersuara. nadanya rendah dan datar, rasanya kasar ketika gelombang itu sapa gendang telinga milik yang lebih muda.

bagaimana pun yang ditanya mengangguk sebelum dirinya berlalu untuk hampiri kotak p3k yang menempel di dinding sebelah kulkas. namun sebelum kotak itu dicapai, tangannya yang tak terluka dicekal dan ditarik halus untuk menuju meja makan. lelaki yang lebih tua tuntun si kim untuk duduki salah satu kursi di sana, dan yang dituntun rasanya tak miliki sepeserpun tenaga untuk melawan.

𝐜𝐨𝐥𝐨𝐜𝐚𝐭𝐚𝐢𝐫𝐞 [ seungjin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang