suara pintu yang terbuka alihkan atensi hyunjin dari sup ayam yang tengah dibuatnya. begitu lihat sosok yang baru masuk dengan ekspresinya yang nampak kelelahan, hyunjin langsung matikan kompor lalu hampiri lelaki tersebut.
ketika jarak keduanya sudah tak capai ratusan senti, si kim langsung tumpukan kepalanya di bahu lelaki yang lebih tinggi darinya. seungmin cari nyamannya, hirup dalam-dalam aroma mint kesukaannya.
"hyunjin lagi apa?" yang lebih muda bertanya pelan, "lagi masak sup ayam buatmu."
dengar jawaban hyunjin, seungmin otomatis tegakkan kepalanya lalu tatap si hwang terkejut, "dapur aman, kan?!"
hyunjin hembuskan napas, lalu acak surai milik kekasihnya, "aman, lah. kamu mau langsung makan? atau mandi dulu?"
si kim nampak berpikir, "aku mandi dulu, deh. tungguin bentar, ya?"
hyunjin balas dengan anggukan dan ulasan senyum di bibirnya.
lima belas menit setelahnya, seungmin keluar dari kamar dengan kaos putih dan celana kotak-kotaknya. lelaki dengan marga kim tersebut duduki satu kursi kosong di bar, amati hyunjin yang masih sibuk sajikan sup ayam buatannya.
setelah dua mangkuk berisikan sup ayam serta dua mangkuk lainnya berisikan nasi panas terhidang di meja, seungmin serukan kalimat 'selamat makan' dengan cukup lantang.
hyunjin tatap serius lelaki di hadapannya yang tengah cicip kuah sup ayam buatannya. tatapannya penuh harap, ia harap semoga rasanya tak terlalu buruk.
"gimana, sugar?" si hwang tanya ragu, dan senyuman seungmin merekah selepas dengar pertanyaan hyunjin.
"kamu boleh pegang dapur sekarang. asalkan jangan ditinggal, ya? biar masakannya gak gosong kayak waktu itu," dengar jawaban sang kekasih, senyuman hyunjin turut mengembang.
"enak banget, hyunjin. rasanya gak jauh sama buatannya mama. ah, aku jadi pengen pulang," si kim mencebik, namun ambil satu suap nasi kemudian.
hyunjin tertawa. bahagia karena dapatkan respon positif setelah seungmin larang dirinya untuk sentuh dapur karena hal yang terjadi saat terakhir hyunjin berkecimpung di dapur adalah gosongkan roti bakar yang tengah dibuatnya.
hyunjin turut melahap makanannya saat seungmin kembali berbicara, "aku capek banget hari ini, hyunjin. maketku kemajuannya gak banyak, teman-teman satu kelompokku gak banyak bantu,"
yang lebih tua sebetulnya sudah paham bahwa kekasihnya hari ini tak jalankan hari yang sempurna karena ekspresinya tadi saat masuki apartemen tak seperti biasanya, "design name tag buat ospek juga ditolak. aku harus bikin lagi dari awal," seungmin hembuskan napasnya berat, namun kembali suapkan nasi dan sup ayam miliknya.
"hyunjin," yang lebih muda panggil, dan yang dipanggil berdeham sembari tersenyum pelan.
tak dapat bohong, hati seungmin menghangat sedikit akibat senyuman tersebut, "aku mau dipeluk kamu semaleman."
seungmin tertawa saat dapati kekasihnya sudah buka lebar-lebar lengannya. dirinya bergegas untuk hampiri, lalu masuk ke pelukan lelaki yang lebih tua.
hyunjin hempaskan tubuhnya ke kasur, sehingga lelaki dalam rengkuhannya sekarang berada di atas tubuhnya. keduanya tertawa, yang lebih muda eratkan pelukannya di pinggang hyunjin.
"capek, gak? kan aku udah bilang. kamu langsung ke kamar aja, aku yang cuciin piringnya," hyunjin ucap sembari sisir halus rambut milik seungmin menggunakan jari-jarinya.
si kim mendengus, "gak adil banget kalo gitu! kamu udah capek masak, masa kamu juga yang cuci piring?"
hyunjin terkikik, "ya—gak apa-apa? kan kamu bilang kamu capek?"
seungmin cari lagi nyamannya di antara tengkuk hyunjin. lelaki itu tak paham, mengapa aroma tubuh hwang hyunjin bisa jadi nomor satu penenangnya?
"hyunjin, i think i'm in love with your body scent," seungmin bisik, dan hyunjin menjadi cukup bingung, "jangan-jangan kamu mau jadi pacarku karena wangiku?"
seungmin gigit bahu yang lebih tua cukup keras. hadirkan teriakan keras dari hyunjin, "sakit, sugar!"
setelah itu, keduanya tak ada lagi yang berbicara. hyunjin sibuk dengan usapannya di punggung seungmin, sementara seungmin sibuk cari nyamannya di tengkuk hyunjin.
posisi tersebut bertahan hingga entah berapa menit, sebelum akhirnya hyunjin hempaskan tubuh yang lebih muda lalu selimuti tubuh mereka. kendati begitu, tubuh milik lelaki yang lebih muda kembali direngkuhnya erat-erat.
wajah milik si hwang mendekat kepada wajah lelaki yang tengah direngkuh. dengan jarak sedekat ini, hyunjin dapat lihat sosok itu nampak kelelahan dan kecewa dengan harinya.
bibir cherry milik seungmin dikecupnya lama sebelum bilah tersebut dilumat seringan kapas.
lumatan hyunjin bertempo pelan. terlalu pelan hingga seungmin bisa rasakan seluruh bagian dirinya direngkuh melalui ciuman tersebut.
hyunjin adalah zona nyamannya. tempat dirinya berpulang dari segala hiruk pikuk dunia yang kejam.
ciuman dilepas, dan bibir hyunjin mendekat ke telinga kiri yang lebih muda. hyunjin landaskan kecupan di situ, kemudian bisikkan, "no worries, sugar. it was just a bad day. jangan dipikirin lagi, ya? ada aku yang nemenin kamu di sini."
hati seungmin kembali menghangat selepas dengar perkataan kekasihnya.
sepanjang malam tersebut, tak ada barang satu detik pun pelukan mereka terlepas. seungmin betul-betul ada di rengkuhan zona nyamannya semalaman penuh.
misi aku sedang menangisi hyunjin yang terlampau soft di sini 🥺
lagunya gak nyambung, ya? hehe yaudah, ya ... abis aku suka banget aura :(
btw ide dialognya dari kak biyan HEHEHEHE
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐜𝐨𝐥𝐨𝐜𝐚𝐭𝐚𝐢𝐫𝐞 [ seungjin ]
Fanfiction𝗰𝗼𝗹𝗼𝗰𝗮𝘁𝗮𝗶𝗿𝗲, in english means 𝘳𝘰𝘰𝘮𝘮𝘢𝘵𝘦. hwang hyunjin, kim seungmin, and their daily life as a roommate and boyfriends. ©️ 2020, milkysatrn. written in bahasa.