lelaki yang lebih muda masih lebih terfokus dengan jendela di sebelahnya. mulutnya terkatup erat, tangannya yang terkait menjadi bentuk saluran emosinya.
lelaki yang lain berkeadaan tak begitu jauh. pandangnya ke depan—begitu sibuk setir mobil miliknya sendiri. pikirannya entah melayang kemana, ekspresinya—entahlah. datar, namun pula banyak percikan kecewa.
belum juga ada yang bersua sejak tadi. tak ada yang berani angkat bicara mengenai kejadian tadi, keduanya takut saling mematahkan. banyak yang ingin dilontarkan keduanya, namun tak ada satupun kata yang keluar. mereka seakan lumpuh tiba-tiba, dua-duanya bagai kehilangan kemampuan untuk berbicara.
pembicaraan si kim dengan ibunya terus menerus terngiang-ngiang di kepalanya sendiri. bagaimana wanita itu sebut soal dirinya yang mungkin akan bawa masalah lagi, serta ketika wanita itu bawa soal masa lalu keluarga kecil mereka yang terlampau kelam.
perasaan lelaki itu teramat bercampur aduk. entahlah. bingung, sakit hati, dan lagi-lagi rasa bersalah bersarang banyak-banyak di hatinya. ia tak mau timbulkan masalah satu kali lagi, pula tak mau kecewakan ibunya satu kali lagi.
bagaimanapun, perasaan sayangnya pada ibunya melebihkan apapun. wanita itu yang berada di sisinya ketika dunianya seolah runtuh. seolah tak berputar lagi. seolah semuanya terlampau runyam untuk dijalankan.
namun di satu sisi, hwang hyunjin adalah segalanya. lentera yang buat dunianya bersinar lagi. bunga di hatinya. yang bawa bahagianya. hanya hwang hyunjin yang dimilikinya saat ini.
air mata diam-diam jatuh dari netra cokelat gelapnya ketika kalimat dari ibunya kembali singgah di kepalanya.
"kembali ke kodratmu sebagai laki-laki, kim seungmin. bawa perempuan ke depan mama secepatnya."
dirinya hapus kasar kristal-kristal yang menganak sungai di pipinya.
entah apa yang harus dipilihnya.
hwang hyunjin,
atau ibunya?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
lelaki itu menaruh kasar pengering rambutyang baru saja digunakannya. bibirnya mendecak kasar, kemudian pasang tungkainya melangkah keluar dari kamar mandi.
pemandangan yang didapatnya buat ia seakan membeku—kekasihnya yang sudah dibalut dengan piyama biru langit kesayangannya hanya terdiam tatap ubin kayu berbalut karpet abu-abu di kamar mereka.
si hwang hembuskan napasnya sekali sebelum bergumam pelan, "kim seungmin."
yang terduduk tersentak sedikit, "eh—ya? kamu udah selesai mandinya?" si surai cokelat berkata cepat, dan lelaki yang lain hanya bisa mengangguk pelan.