pernikahan

14 2 0
                                    

Kami sudah di rumah Axel untuk persiapan pernikahan. Aku sama sekali tidak tau dimana kita menikah, seperti apa bentuk pernikahannya, bahkan aku tidak tau apakah Randy mengetahui kalau aku ingin menikah.

"Nah, sudah selesai. Nona sangat cantik dengan gaun dan riasan tipis ini. Bahkan saya tidak menyangka kalau dandanan biasa saja sudah membuat nona cantik." Puji perias tersebut, aku hanya tersenyum kecil

"Ayo, nona. Mobil sudah menunggu," ucap salah satu pelayan di sana. Aku mengerutkan kening, mobil?

Saat kami ke luar rumah, sudah ada mobil yang siap untuk mengantarku ke suatu tempat. Aku hanya bisa mengikuti perintah pelayan tersebut.

Saat aku masuk mobil ternyata ada Randy yang asik duduk di dalam sambil memainkan hp.

"Gua kira lu nggak tau soal ini," gumam ku membuat Randy menengok

"Gua nggak tau, mangkanya gua mau nanya ke elu. Tadi pagi gua di telfon Axel buat Dateng ke nikahan. Taunya nikahan Adek gua sendiri,"

"Ceritanya panjang, setelah kejadian yang kemaren ternyata gua masuk ke perusahaan si Axel, dan dia bakal lunasin hutang keluarga kalo gua mau nikah dengan dia. Dengan catatan pura pura, ya gua setuju. Awalnya mamah Axel ga suka dengan gua dan milih buat kekeh dengan pilihannya sendiri. Cuma Axel ngambil sela saat dia sakit itu kayanya. Soalnya mamahnya ngasih pilihan gitu, dan dibolehin deh nikah. Gua awalnya kaget, gua kira emang ga jadi. Tau taunya pas kemaren jenguk Axel malah di restuin." Jelasku

"Tapi ini nikah tetep status pura-pura?"

"Gua nikah bukan buat main main, kalo emang dasarnya takdir berkata lain gua gabisa apa apa kan. Berdoa aja semoga pernikahan ga dilakuin dua kali dengan orang yang berbeda."

"Tapi gua kaget karena keputusan yang tiba tiba ini, apalagi Axel nikah mendadak dan gada omongan dengan gua. Gua juga belum siap lepasin lu dengan keluarga dia." Aku menatap Randy sedih, bagaimana pun yang ku punya hanya Randy.

"Maaf soal gua nampar lu, gua lepas kendali. Seharusnya gua nggak lakuin itu," pandangan Randy terlihat sekali bahwa dia menyesal telah menamparku.

"Udahlah lupain, sekarang yang terpenting lu juga harus nemuin satu wanita yang bisa di jadikan istri untuk kedepannya. Gua malah ngelengkahin lu kan,"

"Soal nikah gua belum kepikiran, gua belum mapan. Gimana bisa gua Minang anak orang, kalo si Axel mah iya aja karena udah mapan."

"Ya lu harusnya usaha biar mapan, ga diem aja. Dan pergi dengan banyak wanita, fokus." Kata ku dengan pandangan serius

"Gua bakal usaha, yah gada yang bisa gua ajak berantem tiap hari dong habis ini. Sekarang lu udah jadi istri orang. Temen gua sendiri lagi, kalo lu ada apa apa cerita ke gua ya." Aku mengangguk sambil tersenyum

"Gua nggak nyangka lu secantik ini, biasanya lu ga pernah dandan. Sekalinya dandan bikin orang terpana," ledek Randy membuat ku tertawa kecil

"Gini gini gua cantik ya, sembarangan aja."

"Iya deh, pantes Axel mau sama lu."

Setelah berbincang panjang kami sampai di lokasi, aku keluar dari mobil dan menatap tak percaya. Ini gedung pernikahan ekslusif, biasa pernikahan disini bisa ratusan juta.

Randy mengulurkan tangan buat ku, dan aku menerimanya. Kami masuk ke dalam gedung sesuai titah dari pengurus pernikahan. Saat pintu di buka, semua mata menatap kami.

Aku gugup setengah mati, bagaimana tidak! Ini penuh orang-orang kelas atas. Aku mengeratkan pegangan tanganku dengan Randy, dia sepertinya tau kalau aku gugup.

NIKAH?! BURUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang