"aku tunggu surat perjanjian dan bukti 50% bagian perusahaan ini," gumam ku setelah berdiam diri cukup lama
"Nanti pengacara ku yang urus, sekarang ada meeting." Jawab Axel mengambil beberapa berkas, aku tidak tau harus apa. Karena aku kesini tidak membawa barang satu pun.
"Aku harus ikut? Aku nggak bawa apa-apa." Bukannya menjawab, Axel menarik tangan ku gitu aja. Mau tidak mau aku harus mengikuti langkahnya.
"Aku tidak bisa ikut gitu aja, aku nggak bawa apa apa Axel. Aku nggak mau dikira seenaknya setelah menjadi istrimu," Axel menatap ku, refleks aku ikut menatapnya. "Di ruang meeting ada laptop, kamu pake itu." Aku ber-oh-ria
Tiba di ruang meeting, semua orang menatap kami. Aku duduk di samping Axel lalu membuka laptop di hadapan ku.
"Selamat pagi semua," sapa Axel yang di balas para klien.
Setelah rapat selesai, aku membereskan barang-barangnya. Laptop ku tinggal, jadi aku hanya memegang fd untuk di copy paste.
"Habis ini kita pulang," gumam Axel yang membuat ku mendongak
"Aku udah bilang, aku mau di apartemen sementara waktu ini." Jawab ku sambil mengantongi fd nya lalu berdiri menghadap Axel.
"Kalo kamu nggak pulang yang ada mama makin mikir negatif soal kamu," aku menatap Axel dengan tatapan meremehkan
"Dari awal pun aku udah di anggap jelek sama mama mu karena hutang keluarga ku, jelas jelas yang ngajak nikah bukan aku."
"Jadi kamu nyesel udah nikah?" Tanya Axel dengan datar, aku tidak bisa menjawabnya. Karena menurutku hal ini pasti sudah tau apa jawabannya.
"Aku udah tau," Axel pergi begitu saja meninggalkan aku. "Haahh" desah ku dengan pasrah.
****
Tiba di rumah Axel, aku masuk begitu saja. Pintu rumah Axel tidak pernah tertutup jika pagi hingga sore. Jadi aku bisa masuk tanpa perlu mengetuk, pelayan disini pun tidak pernah menyambut pemilik nya.
"Exa," panggil seseorang dari belakang ku, aku membalikkan tubuh.
"Selamat siang, ma." Sapa ku dengan senyum hangat, mama menghampiriku.
"Akhirnya kamu pulang, mama khawatir kamu nggak pulang." Ucap mama dengan pandangan cemas, aku tersenyum kecil. "Maafin aku yang pergi gitu aja," mama menggeleng keras.
"Mama yang minta maaf, mama udah keterlaluan bilang gitu ke kamu. Mama nggak bisa menghentikan ucapan mama yang nyakitin kamu, mama lepas kendali karena cerita dari Gea."
"Nggak apa-apa ma, aku ngerti mungkin mama khawatir aku nggak pulang dengan Axel,"
"Yaudah, kamu udah makan?" Aku menggeleng pelan, mama menarik tangan ku ke meja makan.
"Mama udah sediain makanan buat kamu, takut kamu pulang. Ini juga sebagai tanda minta maaf mama ke kamu karena udah ngomong kasar," kata mama dengan menunjukkan beberapa makanan yang terlihat sangat enak, aku tersenyum riang.
"Kalo soal makanan aku nggak nolak deh, makasih mama." Ku peluk tubuhnya hangat, mama kaget karena ku peluk tiba-tiba.
"Aku makan dulu," aku melepaskan pelukannya dan duduk di kursi. Mama tersenyum hangat lalu meninggalkan ku sendirian.
Aku terdiam menatap makanan di hadapanku, aku memang pemaaf tapi rasanya tetap sakit mengingat perkataan mama kemarin. Saat menatap mama pun hati ku rasanya masih nyeri, seperti aku belum siap bertemu mama tapi aku harus memaksakan diriku.
"Kenapa bengong?" Ketus seseorang, aku menengok karena kaget.
"Ah, sepertinya makanannya sangat lezat jadi aku bingung mau makan yang mana dulu." Alibi ku dengan senyum paksa
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH?! BURUK
Romanceharap memaklumi kata-kata kasar yang terdapat di dalam cerita 18+ Saat aku buka pintu mobil,lagi-lagi tangan ku ditahan seseorang. Aku menatapnya jengah,lalu menghadap pria tak dikenal ini. "apaan sih?!" ucapku kesal. "jadi istri pura-pura gua," jaw...