pernikahan 2

19 2 0
                                    

Setelah sekian lama menunggu Axel bangun akhirnya aku bebas sekarang dan mandi dengan tenang. Rasanya segar sekali, penatku hilang begitu saja setelah terkena air dingin.

"Exa, jangan lama lama. Aku juga ingin mandi," teriak Axel dari luar kamar mandi. Selalu saja orang itu ganggu diriku, padahal sudah nyaman sekali di kamar mandi.

Aku membereskan bersih bersih ku, dan memakai Bathrobe. Langsung saja aku keluar dari kamar mandi dan berhadapan dengan Axel begitu saja.

"Kamu buat ku terkejut," gumamku berjalan kembali dan duduk di sofa.

"Kamu bakal pakai itu saat semua pelayan datang untuk masuk?" Tanya Axel dengan kerutan di dahi

"Aku pakai pakaian di dalamnya, jangan negatif. Tidak mungkin juga aku telanjang,"

"Oh, yasudah. Ku kira kamu akan telanjang depan para pelayan." Ucap nya lalu masuk kamar mandi

Sudah gila kali aku telanjang depan orang lain, aku memakai tanktop dan hotpants. Jadi aku menutupinya dengan bathrobe karena menurutku ini terlalu seksi.

Sambil menunggu aku memainkan hp sejenak, berita soal pernikahan ku dengan Axel sudah tersebar luas. Banyak pesan masuk ke hp ku, dan aku hanya mengabaikannya saja.

Tok tok tok

"Nona, kami sudah datang." Ucap seseorang dari luar. Aku menaruh kembali hp ku dan membukakan pintu.

Mereka sudah membawakan pakaian dan tempat make up. Aku mempersilahkannya masuk.

"Ini baju nona, silahkan di pakai. Setelah itu kami akan merias wajah nona dan rambut." Aku mengangguk, ku buka bathrobe yang ku pakai. Mereka mengira aku telanjang seperti fikiran Axel, buktinya mereka sampai membalikkan badan.

"Aku pakai baju," gumam ku membuat mereka memutar kembali tubuhnya. Saat itu juga Axel muncul, sialan! Aku belum memakai bajunya!

Dengan cepat aku memasukkan bajunya ke tubuh ku, aku tidak ingin melihat wajah Axel. Sudah pasti aku malu, apalagi tadi sekilas Axel terdiam mematung.

"Sudah."

"Baik, nona silahkan duduk. Kami akan meriasnya." Aku menurut saja dan duduk di meja rias. Dengan telaten mereka merias wajahku kembali dengan riasan yang sedikit bold.

"Tuan, ini tuxedo nya. Silahkan di pakai,"

Aku melirik ke arah Axel, dia memakai tuxedo nya dengan santai. Untung nya dia pakai kaos dan celana pendek.

Tanpa ribet, Axel sudah selesai dengan urusannya. Jadi dia hanya duduk santai sambil melihat ku di rias.

Setelah selesai aku menatap diriku di cermin, make up bold membuatku kurang nyaman. Kesannya aku seperti pemeran antagonis.

"Wajahmu seperti wanita penjahat jika dandan seperti itu," celetuk Axel membuat semua pelayan tertawa kecil

"Tidak apa-apa, wajah ku cocok jadi wanita jahat."

"Jika 2 tipe dandanan yang nona pakai cocok semua berarti tipikal wajah nona sudah sangat bagus. Kebanyakan wajah seseorang hanya bisa di dandan dengan 1 tipe," jelas MUA nya membuatku tersenyum bangga

"Jangan memujinya, lihat wajahnya. Seperti wanita penjahat beneran," aku menatap Axel kesal, padahal aku sudah senang di puji seperti itu.

"Mari kita kembali ke gedung, acaranya sebentar lagi di mulai."

Axel mengulurkan tangannya dengan senyum manis, benar benar mengejekku. Aku menerimanya dengan muka sebal.

"Jangan marah, aku hanya becanda." Kekehnya, aku hanya diam saja.

NIKAH?! BURUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang