fakta

21 2 0
                                    

Sampai disana aku berjalan menuju kamar tapi langkah ku terhenti melihat mama asik nonton film dengan mangkuk soto yang ku pakai tadi.

"Aku pulang," ucap ku membuat mama menengok, senyum ku tidak luntur setiap menyapa mama.

"Kamu udah pulang ternyata, sini." Perintah mama membuatku menurut. Kami duduk berhadapan di sofa yang mama duduki.

"Sotonya enak banget, Exa. Mama sampe ketagihan loh," girang mama membuatku tertawa kecil.
"Syukurlah kalau mama suka, aku takut rasanya tidak enak."

"Mama nggak nyangka loh kamu ternyata masak sotonya seenak itu, untung kamu masak banyak. Jadi mama bisa habisin sendiri deh," aku hanya menggeleng tak percaya, padahal soto yang ku buat mampu memenuhi 2/3 orang makan dalam 2 kali. Dan mama mampu menghabiskannya sendiri?

"Apa tidak berlebihan makan sebanyak itu?" Tanya ku ragu, mama menggeleng "mama nggak makan habis sendiri kok, tadi Axel sempet minta. Jadi mama kasih," jawab mama.

Axel? Jadi dia udah di rumah daritadi, ku kira di menjenguk Gea karena dia masih di rumah sakit.

"Terus Axel dimana?"

"Kamar nya, mungkin dia lagi tidur. Soalnya dia kayanya kenyang banget gitu setelah makan soto," kata mama tertawa kecil

"Yaudah aku ke kamar dulu ya ma, gerah belum mandi." Mama mengangguk, saat aku bangkit dari duduk mama menahan tangan ku membuat ku berhenti.

"Kamu kenapa lagi, Exa?" Tanya mama menatap kaki dan tangan ku yang di perban.

"A-aku jatuh tadi, ja-jadi aku terluka deh. Untungnya sudah di obati, tidak parah kok ma."

"Bukan soal parah dan tidak, disini kamu membuktikan kalau Axel tidak becus mengurus mu sebagai istri. Kemarin dahi memar, sekarang malah makin parah. Sebenarnya kamu ada apa?" Mama mungkin masih curiga dengan jawaban ku yang kurang meyakinkan, bagaimana pun semua luka ini tidak mungkin aku yang buat sendiri.

"Percaya deh, ma. Aku baik-baik aja kok, aku ke kamar ya." Tatapan mata mama seolah-olah menyuruhku menjawab pertanyaan mama dengan jujur tapi sayangnya aku tidak bisa.

"Yaudah, kamu istirahat ya. Bi Ijah udah masak makan malam untuk kamu," aku mengangguk lalu pergi ke kamar, aku mengetuk pintunya tapi tidak ada jawaban. Mungkin Axel tidur, jadi aku membukanya saja.

Aku masuk ke dalam sambil melihat-lihat, ternyata kosong. Axel dimana?
Lebih baik aku mandi saja, rasanya sudah gerah.

Ku buka cardigan, kemeja dan rok di tubuhku hingga menyisakan tanktop dan hotpants. Aku mengikat rambut lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Baru ingin membukanya, pintu kamar mandi sudah sibuk seseorang. Aku diam mematung, Axel keluar dengan handuk di pinggangnya bahkan rambutnya masih basah.

Ku telan air liurku susah payah, aku tidak bisa mengalihkan pandangan saat ini.

"Minggir!" Ketus Axel, aku gelagapan dan melangkah ke samping. Ia melewati ku begitu saja, kenapa aku ini?! Bodoh!

Aku cepat-cepat masuk kamar mandi dan mulai sesi menyegarkan bagi tubuhku. Ku isi air di bathtube, memberinya cairan wangi lemon, dan aku masuk ke dalam.

"Haaahhh.... Segarnya," desahku sambil memejamkan mata, nikmat sekali.

30 menit sudah aku mandi, ku bersihkan tubuh ku lalu mencari handuk. Sialan! Dimana handuknya!biasanya disini, kenapa sekarang tidak ada.

Aku ingat! Kan Axel mandi sebelum aku, apa dia yang bawa?!

Gimana ini! Aduhhh, nggak mungkin aku keluar kamar mandi. Minta tolong Axel aja kali ya.

NIKAH?! BURUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang