cemburu

26 2 0
                                    

Konten 18+
Karena puasa aku uploadnya setiap malem ya, soalnya ada adegan khusus dewasa. Bakal aku kasih peringatan setiap ada bagian dewasanya

****

Ahhh akhirnya aku bisa makan, lapar sekali perutku. Baru saja aku ingin menyendok kan makanan ke mulut. Axel bangun dari tidurnya, wajahnya terlihat menyeramkan. Aku lupa dia baru saja keluar dari rumah sakit karena keracunan makanan.

Aku menghampiri Axel dan menyentuh keningnya. Untungnya tidak panas, Axel hanya diam sambil menatapku.

"Kamu mandi, terus kita makan. Kamu pasti laper kan," ucap ku halus

"Aku ingin tidur saja." Jawab nya kembali tertidur, aku menghela nafas heran.

"Kalau tau ingin tidur lagi kenapa malah bangun," gumamku kembali duduk di sofa dan ingin melanjutkan makan. Tapi Axel lagi lagi terbangun sambil menatapku.

"Sini, bawa sini makanannya." Ucap nya membuatku mau tak mau harus menurut.

"Kamu mau makan?" Tanya ku memastikan, takutnya dia ngigo.

"Iya, tapi suapin."

"Apakah kamu semanja ini jika berhadapan dengan mamah?" Ku sendokkan makanan ke mulutnya, ia menerimanya begitu saja.

"Tidak, mamah tidak tau aku seperti ini."

"Lalu? Kenapa kamu semanja ini dengan ku? Padahal kamu sudah tidak sakit."

"Perutku masih belum bisa menerima makanan dengan baik karena makanan wanita itu, mengingatnya saja aku sudah merasa keram di perut." Aku terkekeh, segitu parahnya makanan wanita itu sampai membuat Axel keracunan.

"Lalu?"

"Aku hanya ingin kamu menyuapiku,"

Aku bergumam sambil menganggukkan kepala, aku pun menyendokkan nasi ke mulutku karena aku juga lapar.

"Ryan itu siapa mu?" Tanya Axel tiba tiba membuatku bingung, dia cemburu?

"Ryan itu teman dekat ku dari sekolah menengah sampai aku kerja." Jawab ku kembali menyuapi Axel

"Berarti kamu udah kenal dia selama itu?" Aku mengangguk

"Benar, keluarga Ryan sudah mengenalku sebagai anaknya. Jadi aku tidak segan juga untuk tidur di rumah mereka sewaktu waktu aku kabur dari rumah. Mommy sangat sayang kepadaku, jadi saat mommy kecelakaan aku merasa terkejut dan khawatir. Karena dia sudah ku anggap ibu sendiri."

"Apakah kamu pernah menyukai Ryan?" Pertanyaan Axel membuatku tersenyum geli

"Tentu saja tidak, kami murni berteman. Ryan, aku dan Randy sudah seperti keluarga. Jadi ya aku tidak mungkin menyukai seseorang yang sudah seperti keluarga itu kan."

Axel menganggukkan kepala berulang ulang, setelah selesai makan aku menaruh piringnya di meja dekat pintu. Ku serahkan sebotol air mineral ke Axel, dan aku meminum air di botol yang ku pegang.

"Kamu mau mandi apa enggak? Kalo nggak mandi ganti baju dulu, masa tidur masih pake tuxedo."

"Karena kamu mandi, ya aku mandi."

Axel masuk ke kamar mandi, jadi aku memilih untuk merebahkan badan di ranjang. Rasanya puas sekali kalau sudah rebahan seperti ini. Ku posisikan tidur ku miring dan mulai memejamkan mata.

Baru ingin masuk ke alam mimpi, sentuhan seseorang membuatku terkejut dan refleks membuka mata.

"A-axel," ucap ku gugup, bagaimana tidak. Axel sudah di atas ku dengan rambut yang masih basah bahkan menetes ke wajahku

NIKAH?! BURUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang