kacau

23 2 0
                                    

Tiba di kamar aku duduk di sofa depan ranjang sambil menatap luar kaca dengan pandangan kosong. Seharusnya aku pulang, bukan bertahan disini selama 2 hari.

Tapi tidak apa-apa, anggap saja aku butuh waktu liburan sendiri. Karena sudah malam jadi aku memilih untuk tidur saja.

Keesokan harinya aku sudah bersiap berjemur di pantai dengan bikini yang terbuka. Tidak perduli dengan Axel atau Andre, yang terpenting adalah aku menikmati waktu.

Aku berjalan keluar rumah tanpa alas kaki, rasanya senang saat melihat pantai di depan mata.

"Exa," panggil seseorang tapi aku tidak ingin menengok, aku melanjutkan melangkah.

"Exa!" Tangan ku di tarik hingga kami berhadapan, satu alis ku naikkan.

"Kenapa?" Tanya ku dengan wajah datar, ia menatap ku dari atas hingga bawah.

"Disini ada Andre yang menginap, kenapa pakai bikini seterbuka ini?" Kata Axel

"2 hari ini liburan untuk diriku sendiri, jangan ganggu!" Ku hempas tangan Axel dan kembali berjalan menuju kursi pantai.

"Senangnya, apa sebaiknya sekarang aku menggunakan harta Axel untuk menikmati hari-hari ku? Ah sepertinya asik juga. Berarti kan aku punya keuntungan." Gumam ku dengan suara yang lumayan kencang, aku sengaja agar Axel mendengarnya.

Sebenarnya aku sama sekali tidak tertarik dengan harta, aku masih punya penghasilan, dan aku juga punya mobil untuk di ajak pergi kemana pun. Tapi karena sekarang aku mau di untungkan, lebih baik aku kuras semua uang Axel.

Ku buka hp ku untuk mulai menginvestasikan harta Axel, ku cek sepertinya pengelolaan hotel sederhana yang bertema alam sepertinya bagus juga. Setiap orang ingin merasakan tinggal di alam liar kan. Tema seperti ini sepertinya bagus juga.

Sebuah selimut melayang di atas ku lalu jatuh tepat di tubuh ku. Aku menengok ke arah datangnya selimut. Ternyata Axel yang melemparnya, aku membuang selimutnya sembarangan dan kembali fokus dengan rencanaku.

Axel memungut selimut tersebut dan menempelkannya di tubuhku. Mata Ku melotot tanda harus di lepaskan, tapi Axel menahan tangannya.

"Kalau berdua aku tidak masalah, tapi disini ada Andre juga yang menginap. Jadi jaga tubuh mu," gumam Axel dengan tatapan yang tajam.

"Ahhh.. aku harus menjaga tubuhku? Bagaimana kalau bibir ku tidak ku jaga? Seperti mencium Andre? Toh Andre bukan sepupu kandung ku kan," kata ku dengan senyum mengejek, Axel menarik rahang ku dan menciumnya dengan ganas. Ku pukul dada Axel dengan kuat hingga dia melepaskan ciuman.

"Jangan sembarangan mencium, bibir mu sudah bekas." Axel terdiam lalu bangkit untuk pergi.

"Bentar, ada yang mau aku obrolin." Tahan ku membuat Axel kembali duduk di kursi pantai yang ku tiduri.

"Aku mau investasi uang mu ke properti, mungkin butuh biaya banyak. Tapi aku mau mendapatkan keuntungan di pernikahan ini,"

"Pakai saja, aku tidak melarang kamu mau pakai uang ku sebanyak apa. Kamu istri ku, jadi kamu berhak pakai uangnya." Aku tersenyum senang, akhirnya aku bisa mengelola hotel

"Dan properti ini atas nama ku ya, semisal kita cerai aku masih punya menghasilan deh. Jadi nggak perlu kerja di tempat orang," Axel mengangguk paham, dia membuka dompetnya lalu memberiku black card.

"Aaakhhh senangnya, makasih" pekikku sambil menciumi black card yang di kasih Axel.

"Yaudah aku mau berjemur lagi, bawa selimutnya. Makasih sayang," kata ku dengan senyum menggoda lalu memejamkan mata menikmati semilir angin.

NIKAH?! BURUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang