Kami sudah sampai di rumah, mama ternyata tidak ada, kata bi Ijah mama sedang arisan.
"Non, mau makan?" Tanya bi Ijah saat aku masuk ke dapur, aku menggeleng
"Enggak, bi. Aku mau minum aja, haus." Jawab ku membuka kulkas dan mengambil sebotol air lalu meminumnya.
"Kalau mau makan, panggil bibi ya. Soalnya 3 hari ini nyonya makannya di luar terus,"
"Iya, bi. Paling nanti malem aja makannya."
"Yaudah bibi ke belakang dulu ya," kata bibi melangkah pergi tapi ku tahan,
"Aku kan mau lihat tempat biasa makan bibi dan yang lain.""Oh iya, ayo ikut bibi" ajak bi Ijah, aku mengangguk.
BI Ijah membuka pintu belakang dan tampaklah taman yang sangat lebar, aku menganga. Lebih baik aku makan disini, menikmati hembusan angin.
"Kenapa aku baru tau ya, padahal tempatnya bagus banget." Gumam ku melihat sekeliling, ada kolam ikan dan air mancurnya.
"Biasanya yang kesini tuan Axel kalau dia sedang ingin sendiri, tapi karena ada nona disini, tuan Axel lebih sering berdua dengan nona." Jelas bi Ijah
"Tapi untungnya taman ini tetep di jaga ya, sepertinya aku yang akan sering kemari."
"Boleh, nanti kami pindah posisi biar nona nyaman."
"Eh nggak perlu, bi. Kalian lakuin kegiatan senyamannya aja, aku disini kan mau menikmati aja, nggak perlu sungkan." Kata ku dengan wajah panik
"Siapa tau nona mau menikmati waktu sendiri disini, jadi kami bisa pergi dahulu"
"Udah enggak usah bi, nanti kalo memang aku pengen sendiri bakal bilang." BI Ijah mengangguk paham, kami menikmati waktu bersama di taman ini dengan beberapa pelayan yang memang sudah melaksanakan tugasnya.
****
Hari pun berlalu, aku dan Axel melakukan kegiatan seperti biasanya. Sikap Axel pun sudah lebih baik, meluangkan waktu nya untuk ku entah jalan jalan bersama atau sekedar di rumah melakukan kegiatan yang bisa kami lakukan.
"Axel, hari ini aku mau cek lokasi Hotel setelah jam makan siang." Gumam ku sambil menyiapkan pakaian kerja Axel di atas kasur.
"Nanti aku temenin," jawab Axel keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya
"Yaudah, pakai bajunya. Terus kita sarapan, aku tunggu di bawah ya." Ucap ku tersenyum manis lalu keluar dari kamar.
Kami sudah tinggal di rumah sendiri tepat sehari setelah sampai di rumah mama, kami ke lokasi tanpa membawa apapun. Karena Axel akan membeli semuanya, menurutku Axel merupakan orang yang tidak mau diribetkan karena barang yang bisa di beli kapan saja.
Untung dia kaya, coba kalau tidak kaya. Sudah pasti aku yang akan membereskan semuanya, dan dia tinggal terima jadi.
Oh iya, semenjak pindah juga aku lebih sering memasak sarapan dan makan malam sendiri tanpa ada pembantu.
Axel hanya membawa beberapa pembantu untuk membersihkan rumah saja, untuk urusan masak dan melayani Axel itu aku.
Kami telah selesai sarapan, aku membenarkan posisi jas dan dasi Axel. Tangan Axel mengangkat dagu ku dan bibir itu mengecup ku cukup lama. Pandangan kamu bertemu, entah sejak kapan aku tersenyum kepada Axel.
"Ayo berangkat," titah nya, aku mengangguk nurut.
Tiba di kantor, semua karyawan memberi salam hangat. Kami yang bekerja secara profesional hanya tersenyum singkat bahkan kami tetap menjaga jarak. Tak heran jika banyak gosip bertebaran yang bilang kalau hubungan kami terbilang tidak harmonis atau mereka menyampaikan kalau kami memang tidak seharusnya mengumbar kemesraan di tempat kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH?! BURUK
Romansaharap memaklumi kata-kata kasar yang terdapat di dalam cerita 18+ Saat aku buka pintu mobil,lagi-lagi tangan ku ditahan seseorang. Aku menatapnya jengah,lalu menghadap pria tak dikenal ini. "apaan sih?!" ucapku kesal. "jadi istri pura-pura gua," jaw...