kecelakaan

16 2 0
                                    

"habis ini mau kemana? Jadwal mu sudah kosong," ucap ku menghadap Axel yang sedang meneliti

"Ke rumah mama, sepertinya dia kangen kita."

"Baiklah,"

Sebelum ke rumah, kami membeli beberapa bahan makanan dan kue untuk dimasak saat di rumah mama.

Tiba disana, mama sudah menunggu depan rumah sambil menikmati roti kering dan teh hangat.

"Aku bawa bahan makanan untuk makan malam, mama mau ayam pedas manis?" Tanya ku merangkul tangan mama dengan akrab, mama tersenyum hangat
"Baiklah, apapun yang kamu masak mama pasti suka." Aku ikut tersenyum mendengar jawabannya.

Axel sudah membawa bahannya ke dapur, aku pun memulai memasak. Mama dan Axel nampaknya sedang di ruang tv, bi Ijah sepertinya punya kegiatan sendiri. Mama mungkin sudah tau kalau aku akan memasak.

1 jam kemudian aku sudah menyelesaikan masakan, ku tata rapi semuanya lalu menghampiri mama dan Axel.

"Makanan sudah jadi, ayo makan." Ujar ku membuat mereka bangkit dan makan bersama.

"Besok kan weekend, bagaimana kalau kita pergi ke pantai?" Tawar mama membuatku berbinar, rasanya aku sudah lama tidak ke pantai. Padahal saat bulan madu, Axel mengajaknya ke pulau pribadi.

"Ayo! Aku mau banget!" Pekikku dengan semangat, mama terkekeh pelan. "Pantai Deket sini aja ya, nggak usah ke pulau pribadi." Ejek mama saat Axel ingin mengajukan pernyataan ke mama.

"Aku suka!"

****

Kami sudah siap dengan pakaian santai untuk ke pantai, mama bahkan membawa topi pantai dan selendang. Aku hanya membawa tas selempang berisi hp dan dompet.

Aku sama mama tidak henti-hentinya membicarakan pantai, apa yang akan kami lakukan dan lain lain. Sedangkan Axel hanya diam saja, hmm disini pun Axel seperti supir kami. Soalnya aku dan mama duduk di kursi penumpang berdua.

Tiba di pantai, kami buru buru keluar. Mama tampak menyukai pantainya, terlihat jelas dari senyumnya yang tidak pudar.

"Ayo! Kita main di pantai!" Teriakku menarik tangan mama pelan dan berjalan dengan penuh semangat. Axel menggeleng pelan, sifat mama dan Exa tidak jauh jika dilihat seperti ini.

"Mau langsung berjemur atau kita bermain air?" Tanya ku sambil melihat sekeliling mana yang lebih asik dahulu.
"Bagaimana kalau kita foto dahulu? Mama mau upload. Kita kan nggak pernah foto bareng," aku mengangguk semangat, mama mengeluarkan hp nya dan kami foto bersama. Setelah itu kami langsung menceburkan diri ke dalam air.

Axel tidak mengizinkan kami memakai bikini, karena ini tempat umum. Dia tidak suka jika kami memamerkan bentuk tubuh ke orang lain. Yasudah, kami memilih untuk memakai pakaian utuh.

"Ma, berapa lama mama tidak ke pantai?" Kata ku dengan hati hati, mama berhenti sejenak kegiatannya.
"Berapa lama ya? Kira kira saat umur Axel masih 19 itu terakhir ke pantai."

"Itu sudah sangat lama," mama mengangguk setuju, "benar, jadi mama sangat bersemangat saat ingin ke pantai. Dan syukurlah mama ada teman kemari."

"Kalau mama mau berlibur lagi, ajak aku. Pasti aku temani sampai mama puas, bahkan sampai kita lelah pun. Aku tetap temani mama," ucap ku dengan tulus, mama tersenyum hangat.

"Kalian jangan lama lama di air," gumam seseorang yang membuat kami terkejut bukan main, Axel tiba-tiba sudah ada di samping kami.

"Kami belum puas, mungkin 1-2 jam lagi." Jawab ku yang di setujui mama, Axel sepertinya hanya bisa pasrah.

Saat kami asik bermain, seorang wanita tampak menabrak tubuh mama dari belakang hingga membuat mama terjebab. Aku panik bukan main, langsung ku bantu mama untuk berdiri.

"Mangkanya kalo main tuh lihat-lihat, udah tua sih mangkanya rabun." Ketus wanita itu membuat ku geram bukan main, aku menatap wanita itu dengan tajam lalu mendekatinya.

"Sampai mulut anda berbicara seperti itu lagi kepada mama saya, akan saya pastikan mulut anda robek di tangan saya." Kata ku dengan tatapan menusuk, wanita itu berdecih.

"Kenapa? Emang dia rabun kan? Nggak lihat ada orang di belakangnya!"

Plak

Tangan ku sudah melayang ke pipi wanita itu dengan tamparan yang sangat keras, buktinya dia terjatuh ke pasir dengan tangan di pipi nya.

"Seharusnya lu yang lihat lihat, mama gua jelas ngebelakangin lu. Dan lu main tabrak aja mama gua! Buta lu?! Perlu gua kasih pengobatan biar mata lu ga buta?!" Bentak ku sambil menunjuk ke wajah wanita itu geram, mama mengelus tangan ku halus agar aku lebih tenang.

"Mulut lu juga di jaga ya, nggak ada sopannya lu sama orang tua. Sekolah lagi sana, nggak lulus sekolah lu!" Setelah berbicara seperti itu aku menarik tangan mama pelan dan menyuruhnya duduk di kursi pantai.

Ku cek tubuhnya, bagian kaki dan telapak tangan mama terluka. Axel juga tidak kelihatan dari tadi, jadi aku memilih membersihkan dahulu pasir di kaki dan telapak mama.

"Ada yang sakit lagi ma?" Tanya ku pelan sambil menatap mama khawatir, mama menggeleng "udah enggak kok, cuma ini aja."

"Kalo ada yang sakit lagi bilang ya, ma. Aku gamau mama kenapa-napa, kan kita lagi liburan bersama. Masa maka terluka kaya gini,"

"Exa, mama malah seneng. Setidaknya saat mama terluka seperti ini bahkan dihina orang lain, ada orang yang membela mama walau mama sebenarnya bisa memaki wanita itu lebih parah. Tapi kamu yang melakukan hal itu,"

"Aku tidak suka orang yang aku sayang terluka bahkan dihina sekasar itu, pasti akan aku hina habis habisan."

"Makasih ya," ucap mama dengan tatapan yang tulus, aku tersenyum senang.

"Wanita itu udah aku beresin, sebaiknya kita ke rumah sakit untuk obatin luka mama." Gumam Axel yang datang secara mendadak, "bagaimana bisa kamu datang seenaknya dan bilang begitu?" Tanya mama heran, ya soalnya daritadi Axel tampak tidak terlihat.

"Aku mengawasi kalian dari jauh, dan aku udah ngelihat kejadiannya. Wanita itu udah aku urus, dan sebaiknya kita pulang untuk ngobatin luka mama." Jawab Axel dengan santai, bahkan tangannya di saku celana dia.

"Cuma luka kecil, baru juga bentar disini. Masa pulang gitu aja karena luka sekecil ini, bagaimana kalau kita makan bersama dahulu? Mencicipi jajanan disini?"
Pertanyaan mama membuatku kembali bersemangat, aku sama sekali tidak merasakan hal ini sejak lama. Berkeliling untuk mencicipi setiap makanan, dan menikmati hari.

"Kita harus pulang, aku nggak mau nanti mama kenapa-napa lagi. Banyak orang asing yang mengganggu disini."

"Ah ayolah, sayang. Nikmati hari mu, kita kan lagi weekend, ayo kita jalan jalan cari jajan." Ucap ku memasang wajah sok manis depan Axel, membuat dia menghela nafas dan mengangguk nurut.

"Ahh, makasih sayangku." Dengan cepat ku kecup pipi nya dan menggandeng tangan mama menuju tempat makanan, Axel mengikuti kami dari belakang.

Kami sangat menikmati hari ini dengan penuh suka dan duka, mama bahkan tertawa dengan riang selama seharian ini. Aku ikut senang melihatnya, apalagi mama di rumah sendirian.

"Lelah sekali, rasanya mama ingin tidur dengan cepat saat ini." Gumam mama saat kami di dalam mobil, "benar sekali, benar benar menyenangkan." Saut ku

"Makasih, Exa. Karena buat mama kembali merasa senang dan beban mama seketika hilang begitu saja," ucapan mama membuat ku merangkul tangannya dan menyandarkan kepala ke bahu mama.

"Exa, sayang mama." Bisikku pelan, dibalas mama dengan elusan lembut di kepala ku.

Axel menatap mereka berdua dari spion tengah, diam diam dia tersenyum kecil. Exa berhasil mencuri hati mama dengan sekejap, bahkan mengubah penilaian mama tentang Exa.

Dia tidak salah memilih seseorang, bukan?

Tapi dia tidak tau, bahwa masalah selanjutnya sedang menunggu untuk menghancurkan sesuatu.

NIKAH?! BURUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang