20

26.1K 1.4K 24
                                    

Selamat membaca ♡

[Meyra]

---o0o---

Arin menatap Iqbaal yang duduk bersandar di atas sofa di kamar mereka. Setelah melakukan perjalanan dari Bogor selama 3 hari.

"Kerjaan kamu emang udah selesai?"

"Udah, untungnya lebih cepat dari perkiraan aku"

"Kamu mau mandi atau makan dulu?" Tawar Arin.

"Aku mandi dulu deh"

"Yaudah biar nanti aku siapin pakaian gantinya"

Iqbaal berlalu, Arin menarik resleting koper hitam di dekat ranjang, ia berniat mencuci pakaian kotor milik suaminya yang sudah berhari - hari. Hal pertama ketika membuka koper adalah pakaian yang amburadul. Sebelumnya Arin sudah duga akan seperti ini.

Suaminya paling anti jika urusan packing dengan benar. Dan berakhir dia yang tidak bisa memilah mana pakaian bersih dan mana pakaian kotor. Berakhir semuanya dicuci.

"Kebiasannya gak pernah hilang, dasar!"

Arin mengeluarkan paper bag dalam koper, matanya mengintip isi di dalamnya. Ia mengernyit mendapati isinya yang di balut dengan kertas.

Suara getar ponsel mengalihkan perhatian, Arin menatap ponsel milik Iqbaal. Tertera pop up pesan di lock screen. Tak ada niat untuk memeriksa dan mengetahui isi pesan yang di kirim pada nomor Iqbaal. Getar kedua dan satu emotikon hati yang membuatnya berani menekan pesan tersebut. Ponselnya kembali bergetar dengan nama yang sama. Mengirim 3 kali pesan berturut - turut.

Matanya berpindah tatap kearah pintu kamar mandi yang masih tertutup, masih terdengar gemercik air.

° Terimakasih baal, nemenin aku selama di Bogor.

° Aku seneng banget bisa ketemu kamu lagi

° Semoga bertemu kembali. Aku rindu kamu ♡

Arin menyimpan kembali ponsel ke tempat semula. Otaknya bekerja dengan keras ketika melihat siapa si pengirim pesan, Jika hanya client tidak dengan bahasa seakrab itu kan? Memakai emot love pula!

Siapa yang tidak bertanya - tanya. Di tambah nama yang membuatnya penasaran, rasa - rasanya ia pernah mendengar nama itu.

Meyra...?

Siapa dia? Apa hubungannya dengan Iqbaal? Saudaranya 'kah? Tapi mengapa ia tidak tahu? Atau dirinya yang pelupa?

Arin mengulang - ngulang nama tersebut dalam ingatan. Ia tidak mau salah paham dan menimbulkan keributan.

Ia mengehentikan pikirannya ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka, menampilkan tubuh segar suaminya yang terbalut handuk di pinggang.

Arin tersenyum kearah Iqbaal yang telah menyelesaikan mandinya. Menyerahkan pakaian yang telah ia siapkan.

"Terimakasih sayang"

Arin tersenyum kembali "Kak, di koper ada paper bag. Itu punya kamu?"

"Oh" Iqbaal melirik kearah koper sebentar "Iya itu dari client aku" lanjutnya.

"Yaudah kamu istirahat dulu, aku mau rendem pakaian kamu nih"

"Jangan cape - cape sayang"

"Enggak kok"

Arin membawa pakaian kotor kearah belakang. Menyalakan kran untuk mengisi mesin cuci dan menambahkan deterjen, ia memasukan satu persatu ke dalam mesin cuci.

PAK DOSEN SPECIAL OFFERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang