I'm not okay, but it's okay.
---o0o---
Sikap Arin pada Iqbaal masih sama seperti sebelumnya, jika berada dalam ruangan yang sama saling diam dan saling lirik. Tidak ada obrolan hangat, tidak ada lagi canda yang membuat mereka tertawa lepas. Seakan keduanya di batasi jarak yang membentang jauh.
Arin yang terus diam ketika di depan suaminya, dia akan menjawab sekedar anggukan dan gelengan. Di balik Arin yang bersikap cuek, justru Iqbaal mati - matian memutar otak hanya untuk mencari obrolan yang pas membunuh kecanggungan di antara mereka.
Sebenarnya tidak ada yang mau seperti ini. Canggung, terlihat asing, lebih dari asing.
Tetapi mau bagaimana lagi?
Menyinggung permasalahan hari lalu? Gila saja jika iya. Itu akan memperkeruh suasana di antara mereka.
Akhirnya, beberapa hari ini ia mengalah. Arin masih tidak mau menanggapi obrolan sampai guyonan receh Iqbaal.
Hampir seumur hidupnya ia tidak pernah berniat membuat guyonan untuk siapa saja, tapi sekarang ia sampai mencari sumber terpercaya di internet. Bagaimana menghadapi perempuan yang cuek.
Iqbaal membiarkan keluarga Arin yang menjaganya. Setidaknya dengan keluarganya Arin terlihat bahagia. Iqbaal hanya diam mendengarkan istrinya tertawa dari luar.
Setiap hari ia hanya bisa menjaga saat malam tiba, hanya bisa menatap wajah polos istrinya. Itu sudah lebih dari cukup untuknya. Dengan keluarganya Arin bisa tertawa, sedangkan dengan dirinya ia tidak bisa menjamin sekedar mau menatapnya.
Iqbaal tersenyum ketika datang, suasana ruang rawat istrinya sepi. Sebelum kemari, ia sempat bertemu dengan kedua orang tua Arin di lobi Rumah sakit.
"Aku bawa makanan buat kamu"
"Aku suapin ya?"
Iqbaal menatap istrinya hanya diam, sejenak ia berfikir dan kembali bertanya pada Arin.
"Atau kamu mau makan yang lain? Biar aku pesenin lagi"
"Gak usah, aku gak lapar"
"Kata mama kamu belum makan, jadi makan sekarang yah. Sedikit aja" Iqbaal tersenyum tipis ketika pertanyaannya di gubris.
Arin menatap wajah khawatir suaminya. ingin bertanya tetapi ia tidak berani, wajah suaminya penuh luka. Tangannya tanpa sadar mengusap luka yang membiru.
"Awshh"
"Eh"
Arin segera menarik tangannya dengan cepat, ia palingkan wajahnya menatap objek lain selain suaminya yang tengah tersenyum.
Berkali kali Arin merutuki dalam hati, mengapa ia bisa bertingkah seperti itu? Menyentuh tanpa sadar.
"Kamu mau makan yang lain?"
"Gapapa itu aja"
Iqbaal menuangkan soto ke dalam mangkuk, menyodorkan mangkuknya kearah Arin.
Keheningan kembali menyelimuti mereka.
"Arin soal itu waktu itu ...."
"Aku ngantuk kak, mau tidur"
Arin berujar cepat. Ia membaringkan tubuhnya. Iqbaal tersenyum menatap istrinya tertidur hingga mata itu tertutup sempurna. Inilah yang di lakukan selama beberapa hari. Ia hanya berani menatap ketika istrinya sudah lelap dalam tidur.
"Tidur yang nyenyak. Mimpi indah"
Iqbaal mengecup dahi istrinya lama, menikmati waktu yang tersisa sebelum takdir merenggutnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK DOSEN SPECIAL OFFER
ChickLitAVAILABLE AT SHOPEE ALUR DAN VERSI TERBAIK HANYA ADA DI VERSI NOVEL Hanya khayalan anak SMK yang akan menginjak bangku perkuliahan dan bermimpi bertemu dengan dosen tampan. Hehe °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° Semenjak duduk di b...