16

29.9K 1.5K 11
                                        

Kita awali dengan bismillah :))
.
.
.

[Keluarga besar suami]

---o0o---

Pukul 10.00 pagi di hari minggu yang sangat cerah, matahari mulai meninggi membuat cuaca kian panas. Weekend kali ini berbeda dengan weekend biasanya yang hanya di habiskan berdiam di rumah atau pergi berbelanja. Arin dan Iqbaal akan menghadiri baby shower atau syukuran bayi baru lahir.

Sesuai undangan dadakan via telepon. Iqbaal dan Arin sudah berkumpul di rumah Stevani dan Sandi. Sepupu Iqbaal.

Pagi - pagi datang kemari, sudah banyak keluarga dari pihak Stevani dan keluarga Mas Sandi. Kedua keluarga menyambut cucu baru mereka yang masih berusia tujuh hari. Aldric Ahsan Fauzan disapa Dede Ojan.

"Mama mau ini?"

"Ate ini cara buatnya gimana?"

"Ih aku mau cobain"

"Huuaaa mama pedess"

Sedari tadi Arin tersenyum menatap tingkah para anak dari sepupu suaminya. Tingkah anak kecil memang menggemaskan, mereka sedang aktif - aktifnya bertanya apa yang sedang mereka lihat. Seperti sekarang ini, Arin dan keluarga yang sudah datang ikut membantu dalam membuat hidangan untuk sore nanti.

Pertanyaan - pertanyaan beruntun terus di layangkan, terkadang pertanyaan yang baru saja di tanyakan kembali di tanyakan padanya sampai - sampai Arin kelimpungan untuk menjawab.

"Kata mama juga apa, jangan disini. Mainnya di depan!"

Arin kembali terkekeh mendengar tangisan sepupunya. Ia jadi ingin berada di posisi seperti itu. Khawatir jika anaknya terluka. Tetapi tuhan belum mendengar doa - doa yang selalu ia ucapkan setiap malam selama 8 bulan terakhir ini.

"Ya gitulah rin kalau udah punya buntut. Mau kemana - mana pasti di ikutin" curhat Anis. Kakak sepupu Iqbaal. Ibu dua orang anak.

"Tapi mereka gemesin mbak" jawab Arin.

"Iya sih, waktu mbak pertama kali punya Olive juga sama. Gemesin waktu bayi cuma kalau udah masa pertumbuhan. Mbak rasanya gak sanggup jawab pertanyaannya yang terlampau unik" curhat Anis ketika menghadapi 1001 pertanyaan aneh sampai - sampai ia meminta suaminya untuk menjawab.

"Mbak gak mau kasih adik ke Olive?" Arin bertanya dengan kekehannya.

"Yang ada kamu dulu yang nyusul, mbak jadi gak sabar buat ke Jakarta lagu pas acara tujuh bulanan kamu"

"Doain aja mbak" singkat Arin dengan senyum tipisnya.

"Untuk masalah anak itu gak usah di pusingin, sedatangnya aja. Karena menikah itu gak terpatok tentang anak terus." Mbak Sela. Kakak Stevani ikut menyahut.

"Tapi jaman sekarangkan kalau nikah udah lama tapi belum hamil juga. Jadi gunjingan orang lain" ucap Sekar. Adik Bunda Rike.

"Kalau nurutin apa kata orang gak akan ada yang enak. Waktu lama hamil di omongin, waktu hamilnya cepet di sangka married by accident, pas udah hamil ditanya juga kapan nambah baby." Ucap Mbak Sela mendengus.

"Gak usah ngegas gitu juga kali Sel" sahut Mbak Anis terkekeh mendengar gerutuan saudaranya.

"Maaf suka ke bawa emosi" Sela menampilkan deretan giginya.

"Intinya dalam rumah tangga itu bukan terpatok sama anak. Memang sih tujuan menikah juga soal anak. Tetapi tuhan juga menilai kita. Apa kita sudah bisa dipercaya jadi orang tua? " tukas Bunda Rike.

PAK DOSEN SPECIAL OFFERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang