(jadilah pembaca yang bijak 🌟)
Saat hari mulai malam, dan matahari telah tergantikan oleh sang rembulan. Kuputar kan alunan nada sendu, untuk menemani kerinduanku. Pada dirimu yang dulu pernah mengisi hari-hariku.
Tak terasa setetes air mata mulai jatuh membasahi pipiku. Saat lantunan lirik nada mulai tersuarakan, terdengar pilu menusuk dalam dekapan kalbu. Saat dentingan musik mulai terdengar di telingaku, saat itu juga rasa haru menusuk dalam relung hatiku.
Dulu bersamamu, ku temukan bahagia ku. Menyanyikan lagu ini dengan senyum yang selalu menghiasi wajahku. Dulu dengan lagu ini kita bernyanyi menikmati nada sendu. Namun kini, ku rasa semua telah berubah. Nada sendu yang semakin mendekap ragaku, rasa rindu yang semakin meronta menyakiti dadaku.
Tapi, ku biarkan semua ini berlalu. Bersama angin malam yang mengiringi kerinduanku. Aku yang selalu merindukanmu, aku yang selalu mengingat bayanganmu. Hingga pada akhirnya, alunan lagu ini pun telah habis dan terhenti, bersama angin malam yang menembus relung hati.
Dalam nada lagu cinta ini, terasa pilu dan menusuk kalbu. Dalam alunan rasa rindu ini, terasa hampa dan tak akan pernah berarti. Sosok mu yang kini telah hilang, bersama hembusan angin malam yang tak pernah dapat kupegang dalam genggaman.
- 08 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (Tamat)
Short Story30 day writting challenge [Update setiap hari] kutuliskan kumpulan rasa dihatiku dalam senandung kata semu tak terucap. kutuliskan segala rasa bahagia dan laraku dalam rangkaian senandika cinta tak bermakna. kutuliskan rangkaian kata tak terbalas da...