(jadilah pembaca yang bijak 🌟)
Saat sang Surya menampakkan kehangatannya, saat sang burung berkicau dengan sangat merdunya. Semua orang terlihat sangat bahagia, di hari yang penuh warna. Begitu juga dengan aku, yang kini terus melangkahkan kakiku. Ayunan seimbang ku berikan pada tanah yang menjadi pijakan.
Tak terasa bahkan tak pernah ku kira. Hari ini, adalah hari yang sangat menggembirakan bagiku. Bercanda tawa bersamamu, berbagi cerita layaknya burung yang saling bercengkrama. Mata indah yang kian menyipit saat tersenyum, bibir manis yang kian melengkung saat tertawa.
Aku bahagia bersama engkau, aku bahagia karena telah mengagumi sosok selembut engkau. Yang tak memandangku dari derajat, yang tak memandangku dari suatu tingkat. Mungkin kita memang jauh berbeda, engkau sempurna aku hanya makhluk biasa. Namun tutur lembutmu bak angin tanpa suara, halus lembut menghilangkan keraguan di dada.
Suka selalu kau ajarkan, duka selalu kau hilangkan. Padaku, kau pun berkata, bahwa jika engkau bisa dapatkan bahagia, maka jangan pernah engkau menjemput luka. Senyum harus bisa tetap tercipta walau kita sedang dalam fase kecewa.
Semua kata itu, semua kalimat yang keluar dari mulutmu itu. Akan ku ingat selalu keberadaannya. Bersamamu, dan untukmu lelaki tampan pengagum canda.
- 04 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (Tamat)
Cerita Pendek30 day writting challenge [Update setiap hari] kutuliskan kumpulan rasa dihatiku dalam senandung kata semu tak terucap. kutuliskan segala rasa bahagia dan laraku dalam rangkaian senandika cinta tak bermakna. kutuliskan rangkaian kata tak terbalas da...