(jadilah pembaca yang bijak 🌟)
Saat waktu terus berlalu. Saat detik jam terus berputar. Saat pagi telah berganti malam. Nyatanya, semua yang ada pasti akan hilang. Semua yang datang pasti akan pergi dan semua yang sekarang berasa sama mungkin esok akan berbeda.
Tidak hanya sesaat, tidak hanya untuk sekejap. Semua yang hilang, semua yang pergi tak akan bisa kembali. Hingga kini, saat aku ingin pergi, ku niatkan tekat hati. Dari dalam diri untuk kebaikan kisah ini.
Kisah yang penuh dengan tawa, tapi juga disertai dengan kepingan luka. Yang menancap dalam jiwa dan memberikan rasa lara. Hingga pada akhirnya, aku memutuskan untuk pergi seorang saja. Tanpa teman, tanpa orang yang diharapkan ada.
Ku titipkan pesanku pada hembusan angin malam. Yang selalu datang dan pergi berhamburan. Jaga dia, biarkan dia tertawa. Tanpa ku, tanpa rasa yang pernah hadir tercipta. Karena pada dasarnya, aku sadar bahwa cinta tak selamanya berakhir bahagia. Walau luka harus ku bawa, biarlah bahagia tertinggal bersamanya. Aku rela menderita hanya untuk melihat lengkungan senyum di bibir manisnya.
Biarlah aku bodoh karena cinta, sebab pada dasarnya... rasa ini tak pernah bisa berdusta.
- 29 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (Tamat)
Short Story30 day writting challenge [Update setiap hari] kutuliskan kumpulan rasa dihatiku dalam senandung kata semu tak terucap. kutuliskan segala rasa bahagia dan laraku dalam rangkaian senandika cinta tak bermakna. kutuliskan rangkaian kata tak terbalas da...
