(jadilah pembaca yang bijak 🌟)
Aku bagaikan badai yang datang kepermukaan bumi. Aku bagaikan sebuah ombak yang ada di laut lepas. Liar, menakutkan dan tak ada arah. Apapun akan aku hancurkan karena aku penuh dengan amarah.
Aku, adalah orang yang menyimpan banyak rasa kecewa, kecewa karena tak mendapatkan apa-apa. Kecewa karena hasil yang menghianti sebuah usaha. Aku lelah, aku capek, dan aku ingin beristirahat sejenak. Menenangkan pikir meredam segala amarah yang sedang melanda.
Kecewaku, sangat sulit untuk ku jabarkan, hingga badai dan ombak lah yang menjadi gambaran. Kecewa ku terlalu besar, kecewa ku terlalu menakutkan. Aku kini bagaikan orang gila, yang termakan harapan yang telah terpatahkan.
Janjimu, kata-kata mu, sikap manismu. Itu semua yang menjadi harapanku. Harapan agar bisa bersama denganmu. Harapan untuk hidup bahagia bersamamu. Namun, kenyataannya mimpiku tak seindah angan-angan ku. Ranting telah patah harapan telah musnah. Bersama kejamnya badai yang datang, bersama besarnya ombak yang menerpa menghancurkan.
Segala yang ada, kini telah sirna. Aku mungkin tak bahagia, karena aku telah terluka karena besarnya rasa kecewa. Darimu, seorang yang pernah mengisi duniaku.
- 17 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (Tamat)
Short Story30 day writting challenge [Update setiap hari] kutuliskan kumpulan rasa dihatiku dalam senandung kata semu tak terucap. kutuliskan segala rasa bahagia dan laraku dalam rangkaian senandika cinta tak bermakna. kutuliskan rangkaian kata tak terbalas da...