(jadilah pembaca yang bijak 🌟)
Pernah aku berpikir tentang hubungan kita. Yang tak pernah ada jeda, namun juga tanpa ada status diantara kita berdua. Kita yang selalu bersama, kita yang selalu berbagi suka bahkan juga duka. Aku yang selalu menceritakan keluh kesah ku, dan kamu yang selalu menghiburku dengan candaan mu.
Sungguh, itu semua sangat terasa indah. Tanpa ada rasa gundah, karena kebahagiaan yang selalu melimpah ruah. Kamu yang telah ku anggap sebagai rumah, tempat ternyaman untuk aku bisa singgah. Kau yang selalu menemani hari-hari ku dengan sangat indah, tanpa ada rasa bosan dan amarah.
Hingga pada akhirnya, aku tersadarkan oleh kenyataan dunia. Bahwa kita tak akan bisa untuk selalu bersama. Karena cinta tak pernah terutatakan kenyataannya. Rasa ini ada, namun tak pernah singgah pada tempatnya. Aku yang selalu tertawa, hingga kini lupa akan kenyataan yang ada.
Kata 'kita' yang tak pernah ada makna. Karena nyatanya, aku dan kamu tak akan pernah bisa bersama. Patah, bagaikan ranting yang terinjak oleh kaki manusia. Saat dia telah hancur, bagaimana bisa untuk mengembalikan seperti sedia kala. Karena pada kenyataannya, yang hancur tak akan bisa kembali sempurna, yang telah kecewa tak akan bisa terlepas oleh luka.
Ada yang retak, tapi bukan tanah.
Ada yang patah, tapi bukan ranting.- 20 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (Tamat)
Short Story30 day writting challenge [Update setiap hari] kutuliskan kumpulan rasa dihatiku dalam senandung kata semu tak terucap. kutuliskan segala rasa bahagia dan laraku dalam rangkaian senandika cinta tak bermakna. kutuliskan rangkaian kata tak terbalas da...