Jarak

17 7 0
                                    

(jadilah pembaca yang bijak 🌟)

Ku pusatkan perhatian, pada jarum jam yang terus berputar secara perlahan. Tanpa mengenal siang atau malam, setiap detiknya ia selalu berpindah arah tujuan. Lamat-lamat ku dengarkan suara denting suara hujan. Menambah rasa suka dalam kesendirian. Tanpa ada sosok teman, yang menjadi duka dalam perasaan.

Kini, aku dan engkau telah saling berjauhan. Terbentang jarak yang saling memisahkan. Aku dan engkau yang telah di persatukan, kini harus menerima pahitnya saling berjauhan.

Engkau yang kini telah pergi membawa sebuah potongan hati, potongan hati untuk saling melengkapi. Nyatanya, hadirnya jarak tak pernah dapat mempengaruhi, nyatanya hadirnya jarak tak dapat menghentikan sebuah mimpi. Sebuah mimpi yang telah kau rancang tinggi-tinggi.

Sejujurnya aku, sangat ingin merasakan hangatnya genggaman jemari mu. Sesungguhnya aku ingin selalu memandang senyum manis mu. Mengukir hari-hari indah bersamamu, dengan canda tawa yang menghiasi kalbu.

Namun, apalah daya diriku ini. Yang hanya bisa mendukung mu dalam menggapai mimpi. Walau berat ku tapaki, akan tetap kucoba seorang diri.

Untukmu masa depanku, aku percaya akan sebuah kata setia. Yang akan selalu hadir diantara kita, bersama kejamnya jarak yang pernah kita lalui bersama.

- 14 Mei 2020

Senandika Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang