(jadilah pembaca yang bijak 🌟)
Saat hembusan angin malam mulai menerpa permukaan kulitku, saat keheningan datang membawa sebuah rasa sendu. Perlahan, sesekali ku pejamkan kedua kelopak mataku. Menikmati bayang-bayang yang selalu menghantui pikiranku.
Perbedaan itu, memang sangat menyakitkan. Saat kedua orang sudah saling dipertemukan. Namun harus berpisah hanya karena ketidaksamaan. Fisikku, keterbatasanku, kekuranganku, semuanya jauh beda dengan apa yang melekat pada dirimu.
Engkau bagaikan seseorang yang sangat di banggakan, sedangkan aku, hanya insan yang tak memiliki kelebihan. Aku tahu kita memang tak akan bisa tersatukan, aku tau kita tidak akan bisa saling bergandengan tangan. Karena kamu yang jauh berada diatas awan sedangkan aku hanya makhluk yang berada di tanah tak bertuan.
Maafkan aku yang pernah mencintaimu, maafkan aku sempat menyukaimu. Jujur, rasa kagum ini sangat membutakan kedua mataku. Hingga pada akhirnya sikap acuh mu yang membuatku menyadari batasan itu.
Aku tau, aku memang gadis yang memiliki banyak kekurangan. Aku tau, aku bukan seorang gadis yang pernah engkau impi-impikan. Hingga tatapan tajam yang selalu ku dapatkan, saat rasa ini pernah ingin ku ungkapkan. Sebegitu besar kah perbedaan, hingga itu bisa menjadi alasan mengapa kita tidak tersatukan? Sungguh, jika iya. Itu akan sangat menyakitkan.
- 13 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (Tamat)
Historia Corta30 day writting challenge [Update setiap hari] kutuliskan kumpulan rasa dihatiku dalam senandung kata semu tak terucap. kutuliskan segala rasa bahagia dan laraku dalam rangkaian senandika cinta tak bermakna. kutuliskan rangkaian kata tak terbalas da...