(jadilah pembaca yang bijak 🌟)
Seperti sebuah bayang yang akan selalu datang. Seperti sebuah buku yang memiliki banyak lembaran. Hadirmu, bagaikan bayang-bayang yang tak pernah bisa hilang. Dan rasaku, bagaikan sebuah lembaran kosong pada sebuah buku yang putih arti dari kesucian.
Saat lembaran itu masih bersih tanpa noda. Suatu saat ia akan terisi oleh hitamnya tinta dalam pena. Hidupku ada lah lembaran kosong itu dan hadirmu adalah pena hitam yang mengisi kekosongan ku. Kita mungkin akan saling menyempurnakan, karena tanpa pena, maka kertas tak akan pernah tergores. Namun tanpa kertas pena juga tak akan bisa mengores.
Goresan itu bagaikan lika-liku kehidupan kita. Saat goresan itu diperindah, maka bahagia adalah jawabanya. Namun jika goresan itu diperkasar, maka luka lah yang akan datang menghampiri kita. Karena pada kenyataannya, terkadang hidup ini tak hanya bercerita tentang masa bahagia kita. Tetapi, hidup ini juga berbicara tentang bagaimana luka kita.
Saat satu kertas dalam buku telah sobek dan koyak karena sebuah pena. Maka lembaran baru akan mengganti semuanya. Entah itu dengan pena yang berbeda, ataupun tetap dengan pena yang sama. Setidaknya, tak apa pena tetap sama. Namun, mengoreslah dengan rasa yang berbeda agar luka tak lagi dapat dirasa.
-22 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (Tamat)
Short Story30 day writting challenge [Update setiap hari] kutuliskan kumpulan rasa dihatiku dalam senandung kata semu tak terucap. kutuliskan segala rasa bahagia dan laraku dalam rangkaian senandika cinta tak bermakna. kutuliskan rangkaian kata tak terbalas da...